Episode sebelumnya
Puas memandangi Ken, Mac melajukan kembali mobilnya untuk mengantarkan Ken pulang. Seperti sinar rembulan yang menerangi langit malam yang terasa menyenangkan, tidur Mac malam ini juga sepertinya akan nyenyak karena beberapa hari belakangan dia susah tidur dengan setumpuk deadline yang dia punya, tapi karena kejadian tadi sedikit mengobati rasa lelah dirinya yang entah mengapa menjadi pembangkit suasana hatinya
━━━━━┅━━━┅━━━━━━━━┅━━━┅━━━━━Akhirnya perjalanan yang memakan waktu selama 20 menit, Mac sampai juga di depan rumah Ken. Dilihat rumah Ken yang ternyata besar juga walau lebih besar rumahnya, tapi suasana rumah dari luar tampak sepi setidaknya ada lampu taman yang menerangi rumah itu.
Mac melepas seatbelt yang dia pakai berencana hendak membangunkan Ken.
"Ken sudah sampai.. "
Belum selesai berbicara Mac melihat wajah damai Ken yang masih berkelana didalam mimpinya, mau tidak mau Mac harus menggendong Ken masuk ke dalam rumah.
"Dasar bocil"
Posisi tidur Ken dengan kepala yang menunduk, pasti jika terlalu lama akan sakit lehernya. Mac membenarkan posisi kepala Ken agar menyandar ke kursi, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Nyatanya hal yang dilakukan Mac tidak menggangu tidur Ken sama sekali, Mac hanya bisa menahan gemas karena tingkah Ken.
Mac melepas seatbelt yang di pakai Ken, dia tak sengaja melihat sedikit goresan di pergelangan tangan kiri Ken. Goresan sepanjang empat sampai lima centi itu mungkin didapatkan Ken saat terjatuh tadi. Mac membuka dasboard mobil bagian depan, mencari kotak P3K siapa tau ada plester yang tersimpan.
Mengorek kotak itu Mac menemukan beberapa plester tapi memiliki corak buah berwarna merah yaitu stroberi. Hah.. Ini pasti plester punya si princess, ya sudah lah seadanya saja yang penting pertolongan pertama pada luka Ken. Sebelum memasang plester, Mac mengambil kain kasa yang sudah dia teteskan alkohol untuk membersihkan luka itu agar tidak infeksi.
Saat kain kasa itu menempel di bagian luka, dahi sang empunya mengerut, mungkin terasa sampai didalam tidurnya. Diusaplah kening Ken biar tidak mengerut dan Ken tenang kembali.
Mac membersihkan dengan sangat hati-hati serta meniup bagian yang sudah dibersihkan agar cepat mengering sehingga saat memasang plester melekat dengan baik.Kini plesternya sudah terpasang, Mac mengusap plester itu dengan ibu jarinya, lucu sekali plester punya si kecil maura terpasang di pergelangan cowo bad boy keras kepala.
Mac turun dari mobil berjalan ke sisi sebelah, membuka pintu mobil lalu meletakkan tangannya di bagian tengkuk leher Ken dan yang satu lagi di bawah kedua lutut Ken. Saat mengangkatnya ternyata Ken termasuk memiliki berat badan yang ringan, Mac menggendong Ken dengan hati-hati takut Ken terbangun bisa jadi juga syok bahkan marah karena berada di gendongan Mac.
Ting tong
Mac dengan susah payah memencet bel rumah Ken, tak lama kemudian seorang perempuan membukakan pintu dan itu mungkin ibunya Ken.
"Permisi Tante, saya kesini nganter Ken pulang tapi anaknya tertidur saat di jalan" ucap mac
"Oh ya nak, maaf ya jadi ngerepotin malem-malem, boleh sekalian di antar ke kamarnya? ada dilantai 2 pintu warna abu abu "
"Boleh tante, saya permisi ke atas"
Mac membawa Ken menuju lantai 2 melewati tangga memutar yang berada di tengah ruangan, meninggalkan sosok ibu Ken yang bertanya-tanya siapakah lelaki yang tengah menggendong anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARESWARA
FanfictionKarena Ka Mac dan Ken sudah pada Final Chapter story mereka dengan berat hati juga aku sebagai Author Nareswara, memutuskan tidak melanjutkan cerita ini demi kenyamanan bersama, terimakasih semua atas support nya, aku sangat menghargai antusias kali...