Tak terasa kini matahari ingin tenggelam. Rain yang baru saja keluar dari kelasnya langsung saja berlari keluar gedung sekolah.
Yang ada di pikiran nya kini hanya gadis yang semalam ia tolong. Ntah mengapa seperti ada gejolak ingin segera menemui gadis itu.
Tak ada lagi orang di sekolah di karenakan sekolah sudah di bubarkan 2 jam yang lalu.
Akibat lupa mengerjakan pr rain di hukum membersihkan kelas + toilet pria.
Dan itu memakan waktu yang cukup lama. Seragam Rain tidak lagi tertata rapi. Akibat kepanasan rain melepas seluruh kancing seragam nya, untungnya ia menggunakan kaos oblong.
Dengan keringat yang membasahi rambutnya Rain berlari menuju motor nya.
Ia pun segera menaiki dan membawa motornya membela jalanan dengan Langit sore yang tampak cukup indah.
Ntah mengapa hari ini terasa sangat berbeda dari hari hari sebelumnya. seperti ada suatu hal yang berubah di kehidupan nya.
Beberapa menit di perjalan akhirnya Rain tiba di rumah sakit. Ia melepas helm nya dan menyugar rambut nya ke belakang.
Ia pun memasuki gedung rumah sakit. Setibanya ia di depan pintu kamar rawat gadis itu ia membuka pintu itu perlahan.
Ia tersentak saat tak melihat gadis itu lagi di dalam kamar. Ia melihat kesana kemari namun ia tak melihat seorang pun
Tibalah seorang suster lewat dan dengan cepat Rain menjegat nya.
"Permisi, dimana pasien yang menempati kamar ini ya?" tanya Rain pada suster itu.
"Ohh... Pasien di kamar ini sudah sadar sejak empat jam yang lalu. Tadi saya lihat dia berada di taman belakang rumah sakit." kata suster itu.
Rain tampak berpikir sejenak."baiklah... Terimakasih suster." ucap Rain ramah.
Suster itu tersenyum tipis lalu pergi untuk mengerjakan pekerjaan nya.
Dengan langkah yang cukup lebar Rain pergi menuju taman belakang rumah sakit.
Sesampainya di sana ia mengedarkan pandangannya mencari dimana gadis itu berada.
Senyuman terbit di bibirnya saat melihat gadis yang sejak tadi ia cari cari.
Gadis itu duduk sambil bersender di kursi panjang dengan tangan yang menyilang di depan dada.
Rain langsung saja berjalan mendekati gadis tersebut dan duduk di sebelah nya membuat sang gadis tersentak kaget dengan keberadaan nya.
"Lo bikin kaget aja." kata gadis tersebut.
Rain tertawa kecil mendengar nya."kenapa di luar? Emang udah mendingan?" tanya Rain.
Gadis itu menganggukan kepalanya."udah, makasih ya. Kalo gak ada lo mungkin semalam gue udah sekarat di halte."
"Yoi, sesama manusia harus saling tolong menolong kan?"
Gadis tersebut tersenyum tipis. Membuat Rain langsung salah tingkah
"Kamu mau makan gak? Aku yang bayarin. Mau makan di rumah sakit atau kita cari makanan di luar rumah sakit aja?" tanya Rain.
Gadis tersebut menggeleng pelan."enggak usah... Gue gak mau nyusahin lo lagi, gue makan di rumah aja nanti." ujar gadis tersebut.
"Lo bisa gak antarin gue pulang? Atau gue boleh gak pinjam handphone lo buat nelpon abang gue?" tanya gadis itu ragu ragu.
"Nanti aku antar pulang, sekarang ini kamu harus makan biar ada tenaga. Ingat kamu baru sembuh, harus makan banyak biar kuat." ujar Rain.
Rain berdiri di hadapan gadis tersebut."kamu mau makan atau aku gak antarin kamu buat pulang?" perkataan Rain berhasil membuat gadis itu langsung berdiri.
Senyuman terbit di kedua sudut bibir milik Rain."ayo, aku tau tempat makan yang enak." kata Rain.
"Sebelumnya makasih banget ya." ucap gadis itu, Rain tersenyum hangat lalu menganggukan kepalanya
...
"Kamu bisa turunnya?" tanya Rain.Kini keduanya telah tiba di sebuah lapak jualan penjual mie ayam.
Gadis itu menganggukan kepalanya lalu turun dari motor, setelah gadis itu turun barulah Rain turun.
Rain membuka helm fullface nya lalu menyugar rambutnya kebelakang membuat gadis itu sedikit tertegun karena wajah tampan milik Rain.
"Aku bisanya bawa kamu kesini, gak apa apa kan?" tanya Rain.
"Gak apa apa banget malahan, lo gak perlu nanya kayak gitu," kata gadis itu.
Mendengar perkataan gadis tersebut Rain tersenyum canggung lalu memesan makanan mereka.
"Pak, mie ayam nya dua sama teh hangat nya dua," ujar Rain pada penjual mie ayam tersebut.
"Siap den!" jawab penjual mie ayam tersebut.
Setelah mendapat jawaban dari penjual mie ayam itu, Rain langsung membawa Axel menuju ke salah satu meja kosong yang berada di sana.
Keduanya duduk dengan posisi yang saling hadap hadapan.
"Tadi, abang lo datang. Dia bilang kalo lo bakal datang ke rumah sakit nya telat karena di hukum di sekolah," ucap gadis itu.
"Hehehe... Iya, tadi aku di hukum karena lupa ngerjain pekerjaan rumah, semalam itu aku enggak sempat ngerjain. Tapi gak apa apa sih, sebagai pengalaman." kata Rain membuat gadis itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Emang sebelum nya lo enggak pernah di hukum?"
"Enggak, semalam itu pertama kalinya aku di hukum. Sejujurnya gak seburuk yang aku pikirkan." ujar Rain
"Ada ada aja, berarti sebelum nya lo anak teladan dong?"
"Ntahlah, aku gak tau aku termasuk murid teladan atau bukan."
"Menurut gue sih lo pasti murid teladan."
"Mana ada murid teladan yang di hukum." ujar Rain membuat gadis itu tertawa hambar.
"Semalam itu di halte, kamu kok bisa kejebak hujan?" tanya Rain mencari topik agar tidak terlalu canggung.
"Semalam itu gue mau nyari cemilan buat di makan eh taunya malah kejebak hujan. Lo sendiri kenapa bisa kejebak?" tanya gadis itu balik.
"Semalam aku pas mau pulang dari sekolah tiba tiba turun hujan di tambah bensin motor aku juga habis di pertengahan jalan jadi aku lari aja buat neduh di halte. Pas juga motor aku matinya di dekat halte," jelas Rain. Gadis itu mengangguk paham.
"Emang lo pulang sekolah jam berapa? Gue pergi dari rumah buat cari jajanan aja udah malam, gak mungkin lo sekolah sampai malam kan?" tanya gadis tersebutdengan sebelah alis terangkat.
"Iya, aku bantu abang aku semalam. Makanya telat pulang nya." jawab Rain.
Belum lama setelah Rain menjawab pertanyaan gadis tersebut dua mangkuk mie ayam serta dua gelas teh hangat telah tiba di atas meja mereka.
"Silahkan di makan den, non." ujar penjual mie ayam tersebut ramah lalu pergi untuk menyiapkan pesanan lainya.
"Makasih banget ya buat makanan nya." ujar Axel dan Rain mengacungkan jempolnya.
"Ayo di makan, jangan di lihatin aja sampai dingin." ujar Rain. Axel tersenyum manis dan menganggukan kepalanya, ia mulai memakan makanan nya begitu pula Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Man [End]
Teen Fiction[Part lengkap] "Aku mungkin memang kuat tapi kali ini aku lebih milih buat nyerah." -Rain Alaska ambrata-