"PAGI RAIN!" suara sapaan dari Axel di pagi hari ini membuat Rain tersenyum hangat.
"Lo tau gak? Tadi malam gue nonton film tapi film nya sedih banget." Axel berbicara dengan wajah sedih membuat Rain menatap nya dengan tatapan seakan ikut sedih.
"Kenapa sedih? Kamu nonton film apa emang nya?" tanya Rain
"Gue lupa judul nya soalnya judul nya panjang, tapi cerita nya kayak gadis bisu bertemu sama cowo culun. Cowonya itu baik banget! Bahkan sangat baik. Dia bisa bahasa isyarat dia juga ramah, tapi sayang nya dia punya penyakit dan ending nya dia meninggal karena penyakit nya itu." jelas Axel dengan nada lirih membuat Rain merasa sedikit sesak.
"Udah jangan di pikirin, itu kan cuman film." Rain menghibur Axel.
Axel tersenyum kecut. ia menopang dagunya di atas meja menggunakan tangan nya.
"Kalo gue jadi si cewek mungkin gue bakal sedih pake banget."
Kekehan keluar dari mulut Rain, ia mengacak acak rambut Axel dengan gemas."iya lah... Mana ada yang ngak sedih kalo di tinggal sama orang yang dia sayangi, aku mungkin juga bakal kayak gitu."
"Eh... Iya juga ya, by the way lo tau gak! Tadi gue ketemu cowo penampilan nya acak acakan motornya kayak motor lo tapi warnanya hitam terus banyak stiker nya, penampilan nya kayak brandalan banget."
Sebelah alis rain terangkat saat Axel berbicara."maksud kamu Kenzo?" tanya Rain.
Axel Mengidikan bahunya tak tahu."gue gak tau namanya siapa yang jelas dia aneh banget. gue gak lihat dia semalam jadi gue gak tau."
"Iya. dia Kenzo dia biang onar di sekolah ini. Dia anggota geng motor juga tapi dia gak terlalu mentingin geng motornya itu soalnya dia bukan anggota inti, dia semalam di skors selama sebulan karena bully adek kelas sampai masuk rumah sakit." jelas Rain membuat Axel menatapnya tak percaya.
"Yang bener aja lo, berarti dia jahat dong? Mudahan aja gue gak jadi sasaran bully nya." kata Axel membuat Rain sedikit tersenyum.
"Dia kalo Bully orang di lihat lihat dulu. kalo dia gak suka sama orang itu pasti bakal di bully." kata Rain membuat Axel mengangguk paham.
"Jadi gue gak boleh buat masalah sama dia berarti."
Rain mengangguk kan kepalanya."jangan sampai, kalo enggak kamu gak bakal bisa tenang sekolah disini."
"Eh... Lo pernah di bully sama dia?" tanya Axel penasaran.
"enggak, kalo di ejek sih pernah." jawab Rain jujur, memang Kenzo itu tak pernah bermain tangan jika bersama nya. Hanya saja hinaan yang di lontarkan oleh Kenzo terkadang membuat Rain sakit hati.
"Beda nya apa? Ejek itu sama aja bully, kalo lo di ejek sama dia balas aja ejekan nya! Jangan mau di rendahin sama tukang bully kayak dia." kata Axel.
"Siapa yang lo bilang tukang bully?." tanya seorang pemuda dari belakang Axel membuat Axel gelagapan.
Wajah Rain berubah yang tadinya ramah sekarang seakan ingin membunuh orang di hadapan nya itu.
"L-lo? Kok lo ada di situ?" tanya Axel gelagapan saat melihat Kenzo di belakang nya.
Sebelah alis pemuda itu terangkat, ia tersenyum miring melihat Rain yang menatapnya dengan tatapan penuh permusuhan."Hai banci, barang nya cocok banget di lo." kata pemuda tersebut membuat Axel bingung, barang apa yang dia maksud?
"Jangan ganggu gue sialan." kata Rain sarkas membuat Axel membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang dia dengar.
Bukan hanya Axel saja, teman teman yang mendengarnya terutama Kenzo kaget mendengar nya, sosok Rain yang terkenal ramah dan nada bicaranya yang selalu formal dan juga yang mereka kenal tak pernah berbicara kasar kini mulai mengucapkan kalimat kalimat kasar?
"R-Rain... Lo barusan bilang apa?." tanya Axel dengan tatapan kaget, wajah Rain saja seakan berubah. Axel rasa Rain memiliki dua kepribadian karena aura yang ia pancarkan sekarang berbeda sebelum nya.
"Gue bilang jangan ganggu gue sama Axel, lo paham?" jari telunjuk Tain mengarah pada Kenzo yang menatapnya dengan tatapan sedikit kaget.
Namun tak lama kemudian ia tertawa pelan dan tersenyum miring."jadi benar apa kata gue semalam? Lo bakal mulai berubah, gak salah dengar nih? Lo ngatain gue sialan? Lo bisa ngomong sarkas juga ternyata. Ya baguslah setidaknya kalo gue ngomong sama lo, gue gak bakal merasa kalo lagi ngomong sama uke." katanya.
"Seterah apa kata lo, gue gak punya masalah sama lo. Jangan ganggu hidup gue lagi sialan." nada bicara Rain terdengar rendah namun menusuk.
Axel merasa aneh dengan Rain, apa pemuda itu ingin berubah? Tapi Axel merasa jika Rain itu orang yang berbeda bukan Rain yang dia kenal.
"Okay! Fine... Untuk hari ini gue gak bakal ganggu lo tapi kedepan nya jangan harap hidup lo bisa tenang." ancaman Kenzo terdengar seperti bualan bagi Rain.
Rain tersenyum miring dan berdecih."lo lagi ngancam gue? Gue gak takut sama pecundang kayak lo." Rain bangkit dari duduk nya dan berdiri tepat di hadapan Kenzo.
"Lo yang pecundang anjing!" sarkas Kenzo, ia tersenyum miring."pertahan kan perubahan lo yang sekarang ini." katanya dengan suara pelan dan tanpa mengucapkan sepata kata pun ia berjalan menuju kursinya.
Axel bangkit dari duduknya dan menarik tangan Rain keluar kelas.
Banyak sorakan siswa dan siswi yang meneriaki Rain, menurut mereka Rain cukup keren karena berani melawan Kenzo.
Axel membawa Rain ke atas rooftop, ia menatap Rain dengan tatapan tak percaya.
Di tatap nya netra hitam Rain, Rain sendiri menatap Axel dengan netra hitam nya.
Tatapan nya masih sama seperti tadi sebelum akhirnya ia membuang wajah nya ke samping dan menghela nafas panjang.
"Gue tanya, lo Rain?" tanya Axel dengan wajah bertanya tanya.
Rain menatap Axel dengan tatapan hangat namun raut wajah nya datar."gue arwah nya." kata Rain tersenyum miring membuat jantung Axel berdetak lebih kencang.
"Gue serius... Lo Rain? Kalo iya kenapa lo berbeda?" tanya Axel dengan tatapan seakan meminta penjelasan.
Kekehan keluar dari mulut Rain, pemuda itu memasukan tangan nya ke dalam saku celana."iya... Gue Rain, kalo lo tanya kenapa gue berubah itu karena gue ingin."
"Tapi kenapa... Kenapa lo harus berubah?."
"Karena gue ingin, dan... Gue mau berubah supaya orang orang gak bisa merendahkan gue lagi. Cukup gue jadi cupu selama belasan tahun ini." katanya.
Axel tersenyum miris."aneh rasanya lo jadi sarkas." gumam Axel namun dapat di dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Man [End]
Teen Fiction[Part lengkap] "Aku mungkin memang kuat tapi kali ini aku lebih milih buat nyerah." -Rain Alaska ambrata-