Mendengar perkataan Zidan barusan membuat seluruh atensi mereka tertuju pada Zidan.
"Lo... Kenapa ngomong gitu?" tanya Keenan dengan firasat hati yang tidak mengenakan.
Zidan menatap Keenan dengan wajah datar nya."coba lo pikir, lo punya banyak harta. Lo punya segala nya, apapun yang lo mau bisa lo dapatkan
Tapi lo gak bisa dapatin yang namanya kasih sayang orang tua."Perkataan Zidan barusan membuat mereka di sana sedikit tak enak. mengingat bagaimana nasib Zidan yang selalu hidup serba ada namun ia selalu sendirian karena keluarga nya yang di sibukan oleh pekerjaan.
"Zidan benar, semua nya bisa di beli dengan uang tapi kasih sayang dari orang tua gak bisa di beli dengan apapun." sahut Ravindra.
Rain dan Reina diam dengan kepala tertunduK.
"Eh eh... Kok jadi sad gini, kita kesini buat senang senang kan? Jangan sedih dong!" kata Axel dengan expresi canggung.
"Foto foto sabi lah ni!" kata Reygan, dia merogoh tas nya dan mengambil sebuah kamera.
"Keren lo bro! Ingat aja lo buat bawa kamera, kuy aja lah!" kata Ravindra, ia bangkit dari duduk nya.
Yang lain juga sama, mereka berdiri dengan posisi sejajar di dekat danau.
Reygan sendiri sibuk dengan kamera dan tongkat yang menopang kamera nya.
Saat sudah siap dengan kamera nya barulah Reygan berlari ke teman teman nya dan mereka pun berfoto bersama.
Kegiatan mereka berjalan dengan lancar, beberapa jam ini di isi dengan canda tawa dari mereka.
Tak terasa waktu terus berjalan dan matahari pun hampir terbenam.
Mereka kini duduk di atas tikar dengan posisi melingkar.
Ada sebuah botol di tengah lingkaran yang berputar. Botol tersebut berhenti dan tutup nya menunjuk ke arah Rain.
"Nahh lo Rain! Truth or dare?" tanya Keenan dengan wajah atunsias. Mereka kini tengah bermain sebuah permainan umum yang di kenal dengan nama truth or dare.
Rain tampak berpikir, ia mengetuk jarinya di dagu."hm... Dare." kata Rain membuat mereka di sana saling tatap tatapan dengan expresi wajah misterius.
"Nyanyikan potongan lagu buat cewek yang lo crush in saat ini." Kata Keenan membuat Rain tersenyum tipis.
"Telah habis sudah... Cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia karena tlah ku habiskan sisa cintaku hanya untukmu... " Rain menyanyikan potongan lagu surat cinta untuk starla.
Ravindra tersenyum malu malu. Ia menatap Rain dengan alis yang naik turun."untuk siapa tuh?" tanya Ravindra dengan expresi jahil.
Rain menatap Axel."buat cewek yang gue sukai."kata Rain membuat pipi Axel memerah padam.
Sontak saja perkataan nya menuai banyak sorakan dari teman teman nya.
Seharian penuh mereka berada di sana. menghabiskan waktu bersama dengan kegiatan yang mereka lakukan seperti berfoto, bernyayi, bercerita dan makan bersama pastinya.Kini posisi mereka duduk di tepi danau dengan wajah yang tampak tenang.
"Kalian tau? Selama belasan tahun gue hidup cuman di hari ini gue gak merasa kesepian." ujar Zidan dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.
"Belasan tahun juga gue hidup di hari ini gue lihat lo senyum, ketawa bahkan di hari ini juga gue dengar lo bicara panjang lebar." kata Keenan, ia tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Man [End]
Teen Fiction[Part lengkap] "Aku mungkin memang kuat tapi kali ini aku lebih milih buat nyerah." -Rain Alaska ambrata-