Melihat Fredrick yang mulai memukul Gissela membuat polisi di di sana menghentikan tindakan Fredrick.
"Jangan memakai kekerasan tuan! Kami akan menangani ini semua! Harap tenang." lerai seorang polisi di sana.
Fredrick menatap polisi itu dengan mata yang memerah."apa kau bilang? Jangan menggunakan kekerasan? APA KAU GILA! DIA MEMBUNUH ISTRI KU DENGAN KEKERASAN LANTAS HARUSKAH AKU MENANGANI NYA DENGAN CARA HALUS?!" bentak Fredrick pada polisi tersebut.
"TUAN TOLONG SOPAN! KAMI SEBAGAI POLISI AKAN SEGERA MENANGANI NYA! JIKA TUAN MAU KASUS INI SELESAI HARAP TENANG." Suara polisi tersebut meninggi membuat Fredrick mau tak mau diam.
Dia berjalan mundur namun tatapan nya tak luput dari Gissela, di tatap nya wanita itu dengan sorot mata penuh kebencian.
"Apa ada saksi lain? Kita memerlukan saksi untuk kasus ini." tanya polisi tersebut, Rain mengangguk.
"Tante zora kemarilah!" pangil Rain dan Zora datang bersama Fernando.
Dengan mata yang memerah menahan emosi Zora berjalan mendekati Rain.
Tatapan nya tertuju pada Gissela, matanya memerah dengan sorot mata penuh kebencian. Walaupun dulunya dia hanya sebatas pembantu, tapi Chaline tak pernah merendahkan nya. Bahkan dulu dirinya dan chaline di ibarat kan seorang sahabat, hanya beda status saja.
Di saat chaline kesusahan karena tak memiliki pekerjaan serta dia yang hanya lulusan SMP di datangi oleh chaline yang saat itu adalah seorang anak pengusaha terkenal.
Karena merasa kasihan dengan Zora dulu, Chaline membawa Zora kerumah nya dan mengajak nya untuk tinggal bersama, karena tidak ingin tinggal begitu saja Zora dengan senang hati mau untuk menjadi seorang pembantu.
Chaline tak menerima nya sebagai seorang pembantu namun sebagai seorang sahabat yang mau membantunya.
Sejak saat itu mereka sangat dekat bahkan keduanya dapat mengenal satu sama lain dengan baik.
Seiring berjalan nya waktu akhirnya chaline menikah dengan Fredrick dan keduanya di beri anak pertama yaitu Varo.
Karena chaline memiliki tubuh yang mudah lelah akhirnya Chaline membawa Zora kerumah nya dan meminta tolong untuk membantunya merawat Varo dengan imbalan uang 6jt perbulan.
Dengan senang hati Zora menerima nya. selama bertahun-tahun itu Zora yang merawat Varo, Reina bahkan Rain. Namun karena kedatangan Gissela semuanya hancur.
Gissela adalah anak angkat dari paman Chaline, saat itu Gissela berumur 39 tahun dan Chaline berusia 43 tahun.
Karena dirinya merasa iri dengan sang saudara akhirnya terlintas di benak nya niat niat jahat untuk menyingkirkan Chaline dan merebut Fredrick.
Saat Reina dan Rain berusia 4 tahun Gissela membunuh Chaline dengan cara mencekik nya di dalam kamar.di saat chaline sudah tiada ia membuat sebuah rencana manipulasi yaitu menggantung tubuh Chaline dan bertindak seakan akan Chaline baru saja melakukan bunuh diri.
Tapi tanpa dia sadari ada seorang yang merekam nya dari balik pintu dan ada dua anak kembar yang bersembunyi di dalam lemari.
Ntah apa yang terjadi karena itu kasus kematian Chaline tak di usut lebih dalam.saat mengetahui kematian nya para polisi langsung percaya bahwa kematian chaline itu karena bunuh diri.
Semenjak itu Fredrick selalu mabuk mabukan dan mengamuk tak jelas di kamar nya.
Karena kesalahan satu malam Fredrick dan Gissela di haruskah menikah. Karena dirinya menikah dengan Fredrick, Gissela merasa angkuh, dia memecat Zora dan mengusirnya dengan cuma cuma.
Tidak sampai di situ saja, Gissela juga membuat banyak masalah untuk tiga bersaudara. Gissela merupakan wanita yang haus dengan nilai begitu pula Fredrick dia selalu memaksa Varo untuk mendapat nilai terbaik.
Varo dan Rain merupakan anak yang mudah mereka atur dan mereka tuntut untuk sempurna namun tidak dengan Reina.
Ntah siapa yang gadis itu tiru dirinya sangat susah di atur bahkan dengan enteng nya dia melawan Fredrick dan Gissela.
Gissela yang notabe nya sebagai wanita licik selalu mencari cara untuk membuat Varo, Rain dan Reina di benci oleh papa mereka.
Kembali ke cerita. Di saat melewati Gissela Zora menatap nya dengan penuh kebencian, kilatan masa lalu terlintas di benak nya sehingga membuat rasa benci nya semakin besar.
Ada rasa benci, kesal dan menyesal di dirinya. Tiga perasaan itu bercampur sehingga membuat dirinya ingin menangis saat ini.
"Saya akan menjadi saksi, rekaman vidio terakhir itu saya yang merekam nya." ujar Zora.
Polisi mengangguk."baiklah, tahan nyonya Gissela dan bawak dia ke kantor untuk kita periksa. Simpan semua bukti bukti nya dengan baik, jika semua pemeriksaan selesai kita akan memulai sidang." ucap polisi tersebut.
Lalu salah satu polwan berjalan ke arah Gissela, dengan kasar polwan tersebut mencabut lakban yang menempel di bibir Gissela sehingga membuat wanita itu meringis sakit.
"Wanita seperti apa dirimu yang berani membunuh saudara mu sendiri bahkan dengan tega kau melakukan kekerasan terhadap anak anak mu." geram polwan tersebut, karena gissela yang sudah duduk terikat di atas kursi memudahkan polwan itu untuk membawa nya.
Seluruh polisi sudah pergi dengan Gissela yang mereka bawa.
Rain menghela nafas pelan, senyuman nya terukir di kedua sudut bibirnya."terimakasih tante... Akhirnya setelah bertahun tahun kasus kematian ibu terungkap, Rain gak tau harus berterimakasih dengan cara apa." ucap Rain pada Zora yang berada di sebelah nya.
Dengan tatapan mata hangat nya zora mengelus rambut Rain."sama sama sayang... Maafkan tante yang pergi begitu saja tanpa memberi tau kalian rekaman itu. Bagaimana bisa tante membuktikan kematian ibu kalian jika kalian masih kecil saat itu, bahkan Fredrick sendiri selalu marah jika tante berbicara..." ujar Zora, Rain menggelengkan kepalanya.
"Tante tidak perlu minta maaf. ini bukan salah tante... Tante tidak sendiri, kami juga begitu. Kami memiliki banyak bukti tapi kami tidak berani untuk melaporkan dia karena kurang nya saksi." ujar Rain, Zora tersenyum.
"Tidak usah dipikirkan. Sekarang dia sudah di tangkap, kamu bisa hidup tenang sekarang. Jika kamu mau, tante mau menerima kamu sebagai anak tante, bukan kamu saja, tapi Reina dan Varo. Tante bersedia menjadi ibu sambung kalian tanpa harus menikah dengan papa kalian." kata Zora.
Fredrick menatap Zora dengan tatapan sinis."apa maksud mu? Mereka anak anak ku, kau tak berhak merebut mereka dari ku." kata Fredrick tiba tiba membuat seluruh atensi tertuju padanya.
"Baru sekarang kau mengakui kami? Kemana saja kau setelah ibu meninggal. Ingat ya, kau cuman bisa nuntut kami ini itu. Kau mau mengungkit semua yang telah kau keluarkan untuk kami? Ingat ya pak tua .. Dulu ibu yang membiayai kami bukan kau!" ujar Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Man [End]
Teen Fiction[Part lengkap] "Aku mungkin memang kuat tapi kali ini aku lebih milih buat nyerah." -Rain Alaska ambrata-