part 15

36 37 0
                                    

"Astaga tante, tidak perlu serepot ini. Saya jadinya tidak enak." ujar Rain, ia merasa tak enak jika seperti ini.

Axel, Bama, Rain, Reina dan Liliana sudah berkumpul di meja makan dengan posisi duduk di bangku masing masing.

Suasana mendadak canggung dan berbeda seperti beberapa jam lalu.

"Tidak perlu sungkan. Ayok di makan, tante sudah pesanin banyak makanan. Sayang kalo gak ada yang makan, ayo makan di makan... Anggap saja balas budi untuk kamu yang sudah menolong Axel saat itu." ujar Liliana membujuk Rain agar mau memakan makanan yang sudah ia sediakan.

"Aduh tante... Saya ikhlas menolong Axel, lagi pula itu tidak seberapa. Sesama manusia juga harus tolong menolong."

"Tante tidak menerima penolakan Rain. Makan saja atau tante tidak akan mengizinkan kamu untuk menemui Axel lagi." Liliana mengancam Rain, melihat Rain yang terdiam Liliana tersenyum samar

Axel membola kan matanya tak percaya dengan apa yang mama nya katakan, bisa bisanya mama nya mengancam Rain dengan hal seperti itu.

Siku Bama menyengol lengan Rain untuk memberinya kode, ia mendekat ke telinga Rain."udah makan aja. di timbang lo gak bisa main lagi sama Axel, emang lo mau?." bisik Bama tepat di telinga Rain.

"Sudah Rain, makan saja... Ayok kamu kakak nya Rain di makan makanan nya." ujar Liliana ia menatap Reina dengan senyuman ramah nya.

Reina tersenyum canggung lalu mengangguk, ia mulai memakan makanan nya. Tak peduli lagi dia dengan Rain yang hanya diam. dia tak munafik sejujurnya dia lapar sejak tadi.

"Lo gak mau makan? Apa perlu lo gue suapin?" tanya Bama, ia geram dengan tingkah Rain yang sok malu menurutnya.

Beberapa detik kemudian Rain mulai memakan makanan nya. Ia menghela nafas panjang.
........
"Tante Rain pamit pulang dulu ya... Hari juga sudah mulai larut malam, tak baik jika kami harus pulang terlalu malam." Rain berpamitan dengan keluarga pradipta. Ia dan Reina berdiri di dekat pintu dengan Liliana dan kedua anak nya di sebelah nya.

Liliana tersenyum hangat, tanganya bergerak mengusap surai hitam reina dan rain bergantian, seketika suasana hati Reina dan Rain mendadak berubah. Perasaan mereka menghangat karena mendapat perlakuan sederhana dari Liliana.

"Iya... Kamu hati hati di jalan ya, jangan ngebut bawa motornya. Kapan kapan kesini lagi." kata Liliana di balas anggukan oleh Rain.

Tangan Rain bergerak menyalim tangan milik Liliana. begitu pula dengan Reina.

"Kami pamit dulu ya tante." ujar Rain di balas anggukan oleh Liliana.

Rain dan Reina langsung pergi menuju ke tempat parkiran motor milik Rain, Rain lebih dulu menaiki motornya di ikuti Reina yang duduk di bangku job belakang.

Motor Rain berjalan dengan kecepatan sedang meninggalkan perkarangan rumah keluarga pradipta. sebelum benar benar meninggalkan perkarangan rumah itu Rain menyempatkan diri untuk menekan tombol klakson motornya sebagai tanda perpamitan.

Axel menghela nafasnya."yah..."gumam nya nyaris tak terdengar.

Senyuman tipis terbit di sudut bibir milik Liliana."dia anak yang baik. mama suka." kata Liliana membuat raut wajah Bama seketika berubah

"Jangan bilang mama mau jodohin Rain sama Axel." tuduh bama membuat wajah Liliana berubah atunsias.

"Itu ide yang bagus. Mama akan bicarakan itu dengan papa kalian. Pasti sangat menyenangkan punya menantu seperti Rain."

"MAMA!!"
......

Beberapa menit di perjalanan akhirnya Reina dan Rain tiba di kediaman keluarga ambrata.

Strong Man [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang