part 37

37 37 1
                                    

"Maaf den, bapak tidak tau..."

"Yasudah tidak apa apa, lain kali jangan begitu. Jika ada yang ingin bertemu, bapak bisa lapor dengan kami." ujar Rain, security itu mengangguk kan kepalanya.

"Berangkat sekarang aja?" tanya Rain pada Reygan.

Reygan sendiri mengidikan bahunya."seterah kalian aja sih, gue ikut ikut aja." kata Reygan.

"Sekarang aja gak sih? Mereka juga mau ngumpul di rumah lo, masa iya mereka udah datang lo nya yang sebagai tuan rumah belum datang." ujar Reina, Rain sendiri mengangguk setuju.

"Sekarang aja, ni kunci mobilnya. Mobil nya ada di bagasi." kata Rain, ia menyodorkan kunci mobil tersebut kepada Reygan dan Reygan menerima nya.

Ketiga nya berjalan menuju garasi dengan tas yang mereka sandang."rencana nya mau kemana ni?"tanya Reygan.

"Belum tau, nanti kita berunding sama yang lain." kata Rain, Reygan mengangguk saja.

Sesampainya di garasi rumah, Reygan sedikit tercengang."buset, lo anak miliarder apa gimana? Garasi aja serasa rumah." kata Reygan ia berdecak kagum.

"Lo berlebihan, ini rumah warisan ibu gue... Lagian juga ini garasi nya udah banyak di renovasi." kata Rain, Reygan sendiri menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Pantesan aja lo bisa kebeli rumah, uang jajan lo aja pasti sampe jutaan." kata Reygan, ia berjalan memasuki garasi dan mencari keberadaan mobil yang akan mereka pakai.

"Mobil yang mana dulu ni?" tanya Reygan.

Rain menunjuk salah satu mobil di sana membuat Reygan sedikit kaget."buset, mobil yang itu? Abang lo eh maksudnya pak kepsek gak bakalan marah kan? Kalo lecet kan gak lucu." tanya Reygan.

"Kalo lecet paling lo di jadikan ayam geprek sama abang gue." kata Reina menakut nakuti Reygan.

Reygan sendiri bergidik ngeri membayangkan nya."bagus gue nyewa mobil di timbang pake mobil abang lo." ujar Reygan membuat Reina memutar bola matanya jengah.

"Udah buruan masuk, gue mau makan mie di rumah Rain." kata Reina, gadis itu lebih dulu masuk ke dalam mobil meninggalkan Rain dan Reygan.

"Masuk aja gak apa apa, nanti kalo kenapa kenapa gue yang tanggung jawab." kata Rain, pemuda itu masuk ke dalam mobil. Reygan menghela nafas nya dan ikut masuk.

Tak berselang lama mobil itu berjalan keluar dari garasi dan langsung pergi membela jalan raya yang sepi.

Udara yang masuk lewat kaca kaca mobil yang terbuka membuat suasana menjadi berbeda.

Rasa tenang dan nyaman, itu yang mereka rasakan, sementara itu ada Reygan yang tampak fokus menyetir.

Namun beberapa menit kemudian Rain merasa sedikit khawatir namun dia berusaha untuk menyamankan dirinya.

Beberapa menit di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah milik Rain, di sana sudah ada Zidan dengan mobil nya, Keenan dan Ravindra dengan motor mereka dan Axel beserta Bama yang ada di sana.

Mereka semua duduk di atas teras rumah Rain yang lumayan luas dengan posisi melingkar seraya bercerita sambil me nyemil kuaci yang di bawak oleh Keenan.

Saat melihat mobil mewah memasuki perkarangan rumah Rain mereka sedikit bingung, Axel berpikir bahwa itu adalah orang tua Rain yang datang namun saat seorang pemuda keluar dari mobil seluruh pertanyaan mereka terjawab.

Rain, Reina dan Reygan keluar dari mobil itu.

"Udah lama kalian nunggu?" tanya Rain pada mereka.

"Dah lama banget anjay! Gue sama si ravindra nunggu dari jam lima pagi coba." ujar Keenan, dia bercerita dengan expresi seakan kesal.

Ravindra sendiri memutar bola matanya, dia sibuk memakan kuaci yang teman nya itu bawa.

"Gue gak sih, gue sama bang Bama baru sampai beberapa menit yang lalu." kata Axel, Bama pun mengangguk.

"Sorry ya kalo misalnya kami bertiga telat, salah kan aja Reygan. Dia datang lambat." kata Reina, ia menunjuk Reygan.

Mata Reygan melotot seakan kaget dengan tuduhan Reina."lo jangan asal nuduh anjing! Gue telat itu karena security di rumah lo." sarkas Reygan pada Reina.

"Jangan berantem, masih pagi juga. Jadi gimana? Kita mau kemana ini?" tanya Rain pada yang lain.

"Ke pantai gimana?" tanya Keenan, ia memberi ide nya kepada yang lain.

"Boleh sih, tapi biasanya hari minggu pantai ramai." kata Bama.

"Gue tau kita harus kemana." kata Rain, yang lain menatap Rain dengan wajah bertanya tanya.

"Lo mau bawa kami kemana? Jangan tempat aneh aneh ya anjir!" kata Ravindra, dia sedikit kapok dengan Rain.

Rain sendiri tersenyum tipis melihat expresi was was mereka.
.....

"Anjir indah banget! Ini beneran di tengah hutan? Kok bisa ada tempat sebagus ini anjir." kata Keenan dengan expresi takjub.

"Iya anjay, bagus banget." kagum Ravindra.

Rain sendiri menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis, ia menatap Axel yang tampak senang.

"Lo suka?" tanya Rain pada Axel, Axel menganggukan kepalanya dengan wajah atunsias.

"Gue suka banget. Gue heran deh sama lo, kok bisa lo nemu tempat tempat yang aesthetic dan bagus banget? Lo penjelajah apa gimana?" tanya Axel dengan sebelah alis terangkat.

Rain tertawa kecil."ada cerita di balik tempat ini... Tapi menurut gue. lo gak perlu tau itu karena itu cuman masa lalu." kata Rain, Axel hanya mengangguk. Ia mengerti pasti Rain memiliki masa lalu yang rumit.

"Ayo bentang tikar di sana!" tunjuk Reina pada sebuah tempat yang luas dengan tanah yang di tutupi rumput.

Axel mengangguk, ia meraih tikar yang ia bawa dan membentang nya di atas tanah di bantu oleh Rain.

Setelah tikar di bentang barulah mereka menyusun barang barang yang mereka bawak, ada cemilan. Dll.

mereka duduk di sana dengan posisi melingkar.

"Gue punya berita baik guys! Hari ini gue sama Rain bisa bebas!" senang Reina, yang lain menatap Reina dengan tatapan bingung.

"Bebas maksud lo?" tanya Bama bingung.

Reina berdehem."ekhem.. Jadi gini, gue sebelum nya punya emak tiri yang super kejam banget dan pas tadi malam!! Mak tiri gue masuk penjara!" kata Reina atunsias. Bama dan Axel yang sudah tau ceritanya tersenyum senang sementara yang lain malah semakin bingung.

"Kok bisa mak tiri lo masuk penjara?." tanya Keenan.

"Jadi mak tiri gue itu pernah bunuh ibu kandung gue,Jadi kasus nya baru terungkap sekarang karena semua buktinya udah terkumpul! Gue seneng banget anjir! Akhirnya setelah belasan tahun kasus nya selesai." kata Reina dengan wajah seneng.

Yang lain tersenyum mendengar nya."gue gak nyangka hidup lo berdua berat juga, gue pikir kalian senang punya keluarga yang super kaya dan terkenal." ujar Reygan.

"Harta bukan apa apa. Tapi kasih sayang orang tua itu segala nya."

Strong Man [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang