"Iya njir, dia nabung tujuh tahun serasa tujuh bulan. Gue aja ni ya, baru juga nabung sehari lihat ada tukang cilok lewat dah gue panggil." kata Keenan.
Sontak saja kepala Keenan langsung di toyor oleh Ravindra dari samping."lo bego sih."
Rain menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan dua sohib itu."buat makanan yok? Biar gue yang belik, Anggap aja tanda terimakasih buat kalian." tawar Rain.
"Ekhem... Terimakasih atas apa ni?" tanya Reygan
"Terimakasih buat kalian yang udah mau temenan sama gue, dan ada buat gue."
"Lo serius? Makasih banget loh. Pas lagi gue belum makan hehehe." kata Keenan membuat Ravindra menatapnya dengan tatapan julid.
Rain sendiri tersenyum hangat dan bangkit dari duduknya."berhubung barang barang nya belum gue beli, gue mau ke supermarket dulu buat beli. Ada yang mau ikut?" tanya Rain.
Sontak saja Bama mengangkat tangan Axel."sama Axel aja! Sekalian dek gue nitip beliin gue cemilan." ujar Bama.
Mendengar itu sontak saja Axel membelalakan matanya, ia menatap Bama dengan tatapan kesal.
Melihat tatapan kesal Axel, Bama langsung mengedipkan sebelah matanya.
Axel berdiri dari duduknya karena paksaan Bama."g-gak apa apa ni gue ikut?" tanya Axel pada Rain.
Senyuman Rain semakin melebar saat melihat Axel berdiri."gak apa apa banget malahan, oh iya... Kami berdua pergi dulu ya." pamit Rain.
Rain dan Axel langsung saja pergi menuju supermarket menggunakan motor milik Rain.
Sesampainya di tempat tujuan mereka Rain dan Axel langsung bergegas mencari barang yang mereka cari.
"Ambil mie nya berapa nih?" tanya Axel saat keduanya telah tiba di rak tempat mie di pajang.
"Ambil tiga puluh aja tiga puluh mie goreng tiga puluh mie rebus, sekalian gue mau nyetok." ujar Rain dan Axel menganggukkan kepalanya.
Keduanya langsung mengambil beberapa mie dan memasukan nya ke dalam troli.
Saat troli sudah terisi dengan banyak nya merk mie keduanya langsung saja berjalan menuju kasir untuk membayar barang belanjaan mereka.
"Ini uang nya, tolong bayarin ya, ada yang mau gue beli... Nanti gue nyusul." kata Rain, pemuda itu langsung berlari meninggalkan Axel yang terdiam di tempat.
Axel melihat uang yang ia pegang, karena merasa aneh ia menghitung jumlah uang di tangan nya.
"Anjir... Masak satu juta, gilak kali!" gumam Axel dengan wajah tertekan.
Tak ingin membuang waktu lagi Axel langsung berjalan menuju kasir dan semua barang belanjaan nya di hitung.
"Total nya dua ratus sepuluh ribu kak... Oh iya... Kami lagi ada promo beli dua minuman ini gratis dua snack ini, apa kakak berminat?" tanya penjaga kasir tersebut.
Dengan sopan Axel menggelengkan kepalanya."tidak kak... Terimakasih."ujar nya dengan tangan yang menyatu di depan dada."ini uang nya kak."ujar Axel, ia menyodorkan uang 300 ribu kepada penjaga kasir tersebut.
"Kembalian nya sembilan puluh ya kak..." penjaga kasir tersebut menyodorkan uang sejumlah 90 ribu kepada Axel.
Axel langsung menerima nya dan tersenyum tipis."terimakasih kak."ucap Axel.
"AAAAK!." teriak Axel, ia menutupi wajah nya dengan tangan nya.
Saat Axel membalikan badanya ia terkejut saat melihat ada sebuah bungket bunga yang berisi beberapa coklat yang menempel di bunga nya.
Suara kekehan terdengar dari balik bungket bunga tersebut.
Saat Axel membuka matanya ia melihat Rain yang tampak tertawa melihat nya."lucu banget kaget nya."ujar Rain.
Dengan kesal Axel mencubit pinggang Rain."lo bikin kaget tau gak!" kesal Axel
"Sorry sorry. oh iya, ini untuk tuan putri..." Rain menyodorkan buket bunga tersebut membuat Axel gelagapan.
"H-hah? Jadi ini untuk gue?" tanya Axel untuk memastikan apakah benar perkataan Rain.
Rain mengangguk."iya dong untuk lo... Lo gak mau? Kalo gak mau gue kasih aja ke mbak kasir nya." Rain bergerak seakan ingin memberi buket bunga tersebut kepada penjaga kasir tadi namun langsung di cegat oleh Axel.
"Gue mau kok." kata Axel, kalimat itu terlontar kan begitu saja tanpa Axel sadari.
Melihat tingkah Axel yang menurutnya menggemaskan Rain pun mengusap kepala Axel dengan gemas.
"Takut banget bunga nya di kasih orang lain, ini di ambil." Rain kembali menyodorkan buket bunga tersebut.
Dengan malu malu Axel menerima sodoran dari Rain."gue jadi malu buset." kata Axel ia menyembunyikan wajah nya menggunakan buket bunga tersebut.
"Kenapa malu? Gak perlu malu kali... Udah ayok... Yang lain dah pada nunggu pasti." kata Rain dan Axel mengangguk
"Eh! Ini kembalian nya." kata Axel mencegat Rain yang akan berjalan. Ia mengeluarkan uang kembali serta uang sisa tadi.
"Gak usah, untuk lo aja." kata Rain membuat Axel diam mematung namun saat Rain berjalan Axel langsung mengikuti nya.
Keduanya berjalan menuju parkiran motor dan dengan wajah bingung axel melihat motor ninja milik Tain
"Rain... Gimana caranya kita bawa semua ini?" tanya Axel dengan wajah cengo.
"Iya juga ya... Udahlah, bisain aja. Biar belanjaan nya letak di depan terus buket bunga nya lo pegang, plastik nya gak terlalu besar kok." kata Rain.
Ia menaiki motornya dan dengan bantuan Axel plastik putih berisi mie instan tersebut sudah berada di depan Rain.
Setelah di rasa aman Axel langsung duduk di job belakang dengan buket bunga yang ia pegang.
Beberapa detik kemudian motor Rain langsung berjalan membelah jalanan sore yang sudah mulai padat dengan kendaraan.
Sesampainya di rumah Rain, Axel dan Rain langsung turun dari motor.
Plastik putih tersebut di genggam dan di bawa oleh Rain dan buket bunga berisi makanan di pegang oleh Axel.
Saat masuk ke dalam rumah minimalis tersebut banyak sorakan dari teman teman keduanya.
"Ciee!! Kayak nya ada yang baru jadian nin!" sorak Reygan
Keenan sendiri menatap Axel yang kini menatapnya dengan kedua alis yang naik turun.
"Woy buset, adek gue dah gede aja. Udah berani pacar pacaran." kata Reina, dia memasang wajah terharu.
"Dek, lo pacaran sama Rain? Kalo iya mama bakal seneng banget punya mantu kayak Rain." kata Bama dengan wajah senang.
Rain sendiri hanya diam seraya tersenyum tipis sementara Axel sudah gelagapan sekaligus salah tingkah sejak tadi.
"K-kalian apaan sih, siapa yang pacaran? Gue sama Rain gak pacaran kok." Axel berusaha menyakinkan mereka bahwa dirinya memang tak berpacaran dengan Rain namun sayang, mereka tidak akan semudah itu mempercayai nya.
"Oh... Terus yang lo pegang apaan? Bunga kuburan?" sindir Ravindra
Axel melihat buket bunga yang dia pegang, ia meletakan buket itu di atas meja."ini hadiah dari Rain! Kalian kenapa sih... mau makan mie gak? Biar gue masakin." tawar Axel,ia berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Biar gue bantu." teriak atunsias dari Reina dan dengan senang hati Axel mengizinkan Reina untuk membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Man [End]
Teen Fiction[Part lengkap] "Aku mungkin memang kuat tapi kali ini aku lebih milih buat nyerah." -Rain Alaska ambrata-