Bagian 8ᥫ᭡

34 7 1
                                    

Bagian 8 ᥫ᭡ Rumah Sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 8 ᥫ᭡ Rumah Sakit

Sudah sepuluh menit Nataka belum juga membuka mata. Membuat penjaga UKS memutuskan untuk memanggil ambulans untuk membawa Nataka ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tentu sejak tadi Kalan berada di samping Nataka. Dia bahkan tidak peduli pada ujian fisikanya yang belum selesai. Entah kenapa saat itu Kalan hanya memikirkan Nataka.

Eca juga sejak tadi tidak bisa fokus mengerjakan ujiannya. Dia terus memikirkan Nataka yang sampai dibawa ke rumah sakit. Jelas Eca tahu, suara ambulans sudah memenuhi daerah sekolah lima menit lalu-saat Nataka dirujuk ke rumah sakit.

Walau hampir dua bulan ini Eca selalu menghindar pada Nataka. Tidak menutup kemungkinan Eca mengkhawatirkan Nataka. Eca tahu, Nataka sama seperti dirinya, merasa kesepian.

Pulang ujian, Eca dan sahabatnya sudah berencana untuk pergi ke mal sebagai bentuk perayaan karena sudah selesai UTS. Namun sejak tadi, Eca tidak pernah fokus pada kegiatan mereka.

"Ca, lo kenapa sih?" tanya Damara.

"Ah engga, gapapa," balas Eca.

"Jujur Ca, gue tahu ada yang lo pikirin dari tadi," tukas Damara.

Eca menghela napas berat, "Gue cuma kepikiran sama Nata, tadi dia tumbang waktu ujian," ujar Eca.

"Jadi yang tadi digendong sama Kalan ke UKS terus sampe ada ambulan, Nata?" tanya Damara.

"Iya, gue gak tau seberapa keras dia belajar buat ujian sampai bisa mimisan dan pingsan tadi," ujar Eca.

"Ca." Eca menoleh, "Kenapa?"

"Lo suka sama Nata?" tanya Damara penuh selidik.

"Engga, gue liat Nata itu sama kaya gue, dia kesepian, gue pengen jadi temen dia, tapi dia terlalu susah buat berteman," ujar Eca tanpa ragu karena memang benar, dirinya tidak memiliki perasaan apapun pada Nataka.

"Dia anaknya emang gitu kali, Ca. Sagara aja sampe nyerah mau berteman sama dia," kata Damara membuat Eca mengangguk.

"Gue tahu, awalnya gue mau nyerah, tapi karna kejadian tadi, kayanya gue bakalan coba buat dia butuh seseorang deh," ucap Eca.

"Good luck deh. Eh iya btw, bulan depan ada study tour khusus kelas sebelas unggulan, lo ikut?" tanya Damara.

"Pertanyaan lo yang ini gak penting, Ra. Lo tahu sendiri study tour itu ada nilainya, ya pasti ikutlah gue," jawab Eca membuat Damara terkekeh.

Mereka terus mengobrol sampai sore tiba. Memang, hanya Damara yang bisa membuat Eca banyak bicara. Karena bagi Eca, Damara adalah sahabat sekaligus saudara baginya. Eca dan Damara sudah berteman sejak SMP. Walau Eca terus menerus menolak pertemuan Damara, akhirnya Eca luluh dan mereka menjadi nyaman satu sama lain. Eca yakin, Nataka pasti akan luluh suatu hari nanti.

Rain of Tears ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang