Bagian 21ᥫ᭡

32 3 0
                                    

Happy reading♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dhafin berhasil menemui Kalan yang sudah basah kuyup di pinggir jalan yang sepi. Dhafin langsung membawa Kalan untuk kembali ke rumah sakit. Awalnya Kalan menolak karena Nataka pasti tidak akan menerima. Namun, setelah memberitahu jika Nataka kembali drop, Kalan mengangguk setuju dan kembali ke rumah sakit dengan Dhafin.

Setelah sampai di rumah sakit, Dhafin memberikan sepasang pakaian yang memang dia bawa dari rumah untuk jaga-jaga jika menginap.

"Lo ganti baju dulu, gak mungkin jumpai Nata dengan basah kuyup kaya gitu."

Kalan mengangguk dan mengambil pakaian di tangan Dhafin. Sementara Dhafin menunggu di depan toilet.

Kalan dan Dhafin kembali masuk ke ruang rawat Nataka. Ternyata Nataka sudah tertidur. Membuat Kalan memutuskan untuk duduk di sofa saja. Sementara Dhafin duduk di sebelah brankar Nataka.

Terdengar Kalan bersin-bersin sejak kembali ke rumah sakit. Dhafin beranjak dan melangkah mendekati Kalan. Dia memeriksa suhu tubuh Kalan.

"Badan lo panas, Lan. Gue panggil dokter aja ya?"

"Gausah Kak, gue tidur aja."

Dhafin mendengus kesal, "Yaudahlah."

Pagi hari, Nataka terbangun dari tidurnya. Ternyata sudah cukup terang. Dia menatap sekeliling dan ternyata ada Kalan tertidur di sofa yang terlihat menahan dingin.

Pintu terbuka, terlihat Dhafin yang baru saja membeli sarapan untuk dirinya, Nataka, dan Kalan.

"Eh udah bangun, Nat. Ini gue beliin sarapan buat kita."

"Dia kenapa?"

"Demam, karena kehujanan kemarin."

Nataka merasa bersalah, karena dirinya, Kalan harus sakit. Nataka berusaha untuk duduk, menolak saat Dhafin ingin membantu.

"Banguni dia Kak, biar bisa minum obat."

Dhafin mengangguk dan membangunkan Kalan. Kalan membuka matanya perlahan. Ternyata sudah pagi. Dia baru bisa tidur nyenyak pukul dua karena badannya yang terasa sakit.

"Sarapan dulu Lan, habis minum obat biar gue antar pulang."

Kalan menatap Nataka yang ternyata hanya diam tanpa menatapnya. Hal itu membuat Kalan mendengus pelan dan mengangguk sembari mengambil bubur yang dibeli oleh Dhafin.

Mereka makan dalam diam. Nataka enggan berbicara sedikit pun begitu juga Kalan. Sementara Dhafin merasa canggung untuk berbicara di antara mereka.

Setelah memberikan Kalan dan Nataka obat, Dhafin mengantarkan Kalan pulang untuk beristirahat kembali.

"Gue antar dia dulu, nanti balik lagi."

Nataka mengangguk. Setelah Dhafin dan Kalan pergi, Nataka meminta maaf dalam hati. Dia sangat merasa bersalah karena Kalan sakit karenanya.

"Maafin gue, Lan."

ᥫ᭡


Rain of Tears ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang