Happy reading♡
.
.
.
.
.
.
.Sebulan sebelumnya, banyak yang terkejut kala melihat Nataka dan Eca yang berjalan di koridor dengan tangan yang saling bertaut. Hingga mereka mulai terbiasa karena Nataka dan Eca yang selalu ke mana-mana bersama.
"Nanti latihan basket?" tanya Eca saat mereka menunggu pesanan di kantin.
"Iya, kenapa? Kamu bisa nemeni kan?" jawab dan tanya Nataka.
"Kalau hari ini aku izin gak nemeni dulu boleh gak? Hehe," balas Eca lalu terkekeh.
Nataka menatap Eca dengan penuh tanda tanya. Karena Eca tidak pernah absen untuk menemani dirinya latihan basket semenjak pacaran.
"Aku udah lama gak jalan sama Ara, jadi mau jalan-jalan ke mal sama dia, boleh gak?"
Nataka mengangguk, "Boleh Ca, masa mau jalan-jalan sama sahabat kamu aku larang. Maaf ya sebulan ini selalu nemeni aku latihan, sampai kamu gaada waktu buat main sama sahabat kamu." Nataka mengucapkan itu dengan rasa bersalah.
"Eh engga salah kamu, Nat! Kan aku yang mau, lagian sebulan ini dia juga lagi sibuk olim kan, jadi gaada waktu juga buat jalan sama aku. Makanya ini selesai olim, dia baru bisa main sama aku." Eca mengusap tangan Nataka.
"Yaudah, nanti kalau dia mau main ke apart juga gak papa, atau mau nginap juga boleh biar kamu ada temen."
"Okeyy, siap komandan!"
Eca memberikan hormat, membuat Nataka terkekeh dan mengusap rambut Eca lembut. Tentu semua itu ditatap oleh netra di seluruh penjuru kantin. Termasuk Kalan, sejak tadi dia menahan rasa cemburu pada pasangan yang sudah sebulan ini membuat sekolah gempar.
Sagara menyenggol lengan Agra yang ada di sebelahnya untuk melihat Kalan yang tampak murung.
"Lan, kalau gak nyaman, kita pindah aja ya?"
Kalan menatap Agra lalu menggeleng, "Gue gapapa, Ga."
Sagara menyahut, "Lo yakin?"
Kalan mengangguk dan tersenyum tipis. Dirinya sudah merelakan Nataka dengan Eca. Mungkin itu termasuk rasa permintaan maaf dia selama ini pada Nataka yang masih belum diterima. Wajar saja, kesalahan yang Kalan perbuat sangat besar.
Siang hari, setelah pulang sekolah, Nataka dan teman setimnya seperti biasa latihan basket di lapangan. Hari itu, Kalan ikut menonton Sagara yang juga latihan untuk lomba dalam waktu dekat. Tentu saja ditemani oleh Agra.
Di tengah permainan, tak sengaja salah satu pemain melempar bola basket dengan kuat ke arah penonton. Nataka melihat ke mana bola itu akan terlempar. Kalan. Bola itu akan terlempar ke Kalan, dengan cepat dia berlari untuk menghalangi bola itu membuat Kalan terluka.
Namun sayang, bola itu mengenai dada Nataka dengan kuat. Membuat Nataka terbatuk-batuk hebat di sana setelah bola itu berhasil mengenai dadanya.
Semua yang ada di sana menjadi heboh, bahkan Kalan, Agra, dan Sagara sudah mendekati Nataka.
"Nat, lo gapapa?" tanya Agra.
Nataka menatap Agra, pandangannya buram, dia tidak bisa melihat siapapun yang ada di dekatnya. Pelatih memberhentikan latihan, dia memerintahkan membawa Nataka ke UKS untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain of Tears ✓
Fanfiction-Haruto Stories of Wattpad- "Aku suka saat turun hujan, tapi aku gasuka saat air mata yang turun." Kehidupan yang indah memang belum tentu dimiliki semua orang. Setiap orang memiliki masa bahagianya masing-masing. Pasti akan ada bahagia setelah rasa...