Happy reading♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pintu kamar Nataka diketuk beberapa kali. Saat Nataka bangun dan melihat jam, ternyata sudah pukul delapan malam.
Nataka melangkah untuk membukakan pintu dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, dia masih mengantuk.
Agra terlihat saat pintu dia buka. Di tangan Agra sudah ada nampan yang di atasnya terdapat sepiring nasi beserta lauk pauk.
"Tadi kami udah makan, gue udah coba buat nyuruh manggil lo makan, tapi Kalan gamau. Jadi ini gue bawain makanan, habisin Nat. Lo siang tadi cuma dikit makannya."
Nataka menatap Agra sendu, ini yang selalu dia harapkan sebenarnya. Namun, bukan dari Agra. Dia ingin sekali mendapatkan perhatian itu dari kembarannya, Kalan. Terlihat mustahil memang, tapi Nataka sangat menginginkan itu.
Nataka mengambil alih nampan yang Agra bawa. "Makasih ya Ga."
Agra mengangguk, "Iya sama-sama, gue balik ke kamar Kalan dulu, ntar dia nyariin karna gue lama banget."
Nataka mengangguk, dia paham jika Kalan akan marah melihat teman-temannya dekat dengan Nataka. Setelah Agra pergi, Nataka meletakkan nampan itu di atas meja belajar dan menutup pintu kamar setelahnya.
Nataka makan sembari menatap foto dirinya dan Kalan sewaktu kecil. Saat mereka belum mengenal arti persaingan. Saat rasa sayang selalu hadir di tengah mereka. Juga saat Kalan menjadikan Nataka sebagai pelindungnya.
Memori itu hanya bisa diingat saja. Sangat mustahil untuk terjadi lagi. Kalan yang saat ini sangat berbeda dengan yang dulu. Walaupun dalam hati Nataka, dia ingin Kalan menjadi seperti dulu lagi.
Ponsel Nataka berdering, ternyata panggilan video dari Eca. Ah iya, Nataka ingat jika dirinya sudah berencana untuk melanjutkan panggilan video siang tadi.
Nataka mengangkat panggilan itu, tersenyum tipis ketika sudah bisa melihat wajah Eca.
"Kenapa gak nelpon dari tadi?"
"Sory, tadi gue tidur, ini aja baru bangun."
"Lo baru makan?"
"Iya, gapapa kan kalo nunggu gue makan dulu?"
"Gapapa, habisin dulu aja, gue sambil ngerjain tugas catatan deh ya."
"Okey Ca."
ᥫ᭡
Jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Nataka sudah bangun karena merasakan nyeri di dada. Bahkan sesekali Nataka menepuk bagian yang terasa sakit dengan kepalan tangannya.
Nataka ingin mengambil segelas air di atas nakas, namun tak sengaja dirinya menjatuhkan gelas dan membuat pecah di lantai.
Nataka kesal karena saat dia ingin membersihkan gelas yang pecah, dadanya juga masih terasa nyeri bahkan batuk juga datang. Nataka mencoba menghubungi Agra, berharap Agra bisa membantunya.
"Kenapa Nat?"
Nataka tidak menjawab Agra, dia malah terus saja terbatuk-batuk dengan menahan rasa sakit di dada.
![](https://img.wattpad.com/cover/326660557-288-k344784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain of Tears ✓
Fanfiction-Haruto Stories of Wattpad- "Aku suka saat turun hujan, tapi aku gasuka saat air mata yang turun." Kehidupan yang indah memang belum tentu dimiliki semua orang. Setiap orang memiliki masa bahagianya masing-masing. Pasti akan ada bahagia setelah rasa...