Happy reading♡
.
.
.
.
.
.
.
.Di sini Nataka sekarang, dia berada di salah satu rumah sakit untuk memeriksa secara menyeluruh pada tubuhnya. Tentu saja tanpa sepengetahuan siapapun, dia bahkan izin untuk tidak latihan basket hari itu.
Dia sedang menunggu namanya dipanggil sesuai nomor antrian yang diberikan. Walaupun sejak tadi Nataka merasakan takut, dia tetap berusaha untuk tenang dan meyakinkan jika tidak ada yang terjadi padanya.
"Nataka Kalantara."
Namanya dipanggil, dia dipersilakan untuk masuk. Banyak pasang mata yang menatapnya, entah karena kasihan atau hanya penasaran mengapa Nataka pergi sendiri ke rumah sakit.
Seorang Dokter tersenyum pada Nataka, "Silakan duduk." Nataka mengangguk dan duduk di hadapan sang dokter.
"Okey, Nataka Kalantara. Apa keluhan kamu?"
Nataka terdiam sebentar, "Saya gak yakin tapi beberapa bulan ini saya jadi lebih sering sakit, Dok. Beberapa hari ini juga saya sering sakit kepala hebat, sesak napas, batuk darah, dan nyeri di bagian dada kanan saya, Dok."
"Kamu perokok aktif?"
Walau ragu Nataka mengangguk. Terlihat sang dokter menghela napasnya pelan. "Saya gabisa langsung diagnosis kamu sakit apa, jadi paru-paru kamu harus diperiksa lebih lanjut. Suster, tolong bawa ke ruangan periksa paru-paru."
"Baik Dok."
Hari itu Nataka menjalankan serangkaian tes yang dilakukan oleh Dokter. Mulai dari rotgen dada, CT scan, PET scan, tes darah, dan lain sebagainya. Nataka dipersilakan untuk pulang dengan diberikan beberapa obat pereda nyeri dan hasil tesnya akan ke luar setelah dua hari setelah itu.
Nataka tidak langsung pulang, dia mampir ke rumah Dhafin karena sudah lama tidak ke sana. Jujur dia sangat merindukan Dhafin, sosok yang sudah dia anggap seperti kakak kandung.
Setelah mengetuk pintu rumah Dhafin beberapa kali, akhirnya pintu itu dibuka oleh Dhafin sendiri. Terlihat Dhafin sedikit terkejut atas kedatangan Nataka karena sudah lama tidak berkunjung.
"Kirain gak bakalan ke sini lagi, Nat."
Nataka terkekeh, "Ya enggalah Kak, yakali."
"Masuk aja Nat."
Nataka masuk mengikuti Dhafin yang ada di depannya. "Bunda mana, Kak?"
"Biasa, arisan ke rumah temennya."
"Lo sendiri berarti?"
"Iya."
"Udah makan, Nat?" tanya Dhafin.
"Belum," balas Nataka.
"Makan dulu yuk, gue tadi baru mesen makanan, masih banyak tuh," ajak Dhafin.
"Gak selera gue Kak," ucap Nataka.
"Pantes lo kurusan, udah ayok makan, gue gak mau tahu lo harus mau," tukas Dhafin.
"Iye dah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain of Tears ✓
Fanfiction-Haruto Stories of Wattpad- "Aku suka saat turun hujan, tapi aku gasuka saat air mata yang turun." Kehidupan yang indah memang belum tentu dimiliki semua orang. Setiap orang memiliki masa bahagianya masing-masing. Pasti akan ada bahagia setelah rasa...