Happy reading ♡
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah dua bulan mata itu tertutup dengan damai. Semua siswa di Galaxy Archipelago High School selalu berdoa untuk kesembuhan Nataka.
Nataka dinyatakan tidak bersalah dalam kecurangan yang ditujukan untuknya. Bahkan, nilai Nataka menjadi paling tinggi di kelas unggulan, mengalahkan Kalan.
Nataka berhasil, dia berhasil membuktikan jika dirinya bisa menjadi nomor satu. Namun sayang, mata indah itu belum terbuka untuk menagih janji pada Kalan.
Mereka selalu berganti-gantian untuk menjaga Nataka di rumah sakit. Nataka sudah dipindahkan di ruang VIP satu bulan lalu karena kondisinya yang cukup membaik. Namun, masih belum ada tanda-tanda yang diberikan oleh Nataka untuk bangun kembali.
Sore itu, Eca datang setelah bergantian dengan Kalan. Dia membersihkan tubuh Nataka perlahan dengan handuk basah. Setiap hari, Eca selalu melakukan itu. Dia selalu menunggu Nataka bangun sampai kapanpun itu.
"Kamu masih mau tidur ya, Nat?"
Tidak ada jawaban, Eca menahan tangisnya. Dirinya sudah berjanji untuk tidak menangis di dekat Nataka.
"Aku mau cerita deh, kamu pasti denger kan?"
Eca menyambung ucapannya, "Di kelas sekarang beda banget, semua teman sekelas kita pada ngerasa bersalah udah nuduh kamu dua bulan lalu. Kamu dinyatakan bersih dari kecurangan. Orang yang jebak kamu langsung nyerahin diri. Dia orang suruhan Kak Gilang, Nat. Aku bangga sama kamu, kamu bisa ngalahin Kalan sesuai keinginan kamu. Nat, kalau udah cape tidur, bangun ya, kami semua nungguin kamu."
"Tante Yena udah ga kaya dulu, Nat. Dia selalu menjerit kalau denger nama kamu, dia ngerasa bersalah banget. Tatapan matanya kosong, butik terbengkalai gitu aja tanpa pengawasan Tante. Aku, Kalan, sama Om Gio udah berusaha untuk buat Tante sembuh, tapi gabisa Nat. Maaf, sekarang Mama kamu harus dirawat di rumah sakit jiwa."
"Bangun ya, Nat. Aku sayang, kamu."
Eca mencium kening Nataka, tak sadar air matanya menetes mengenai pipi Nataka yang masih tertidur. Tangan Nataka bergerak, Eca yang menyadari itu langsung memanggil dokter untuk memeriksa Nataka.
Eca menunggu di luar dengan doa yang selalu dia ucapkan. Berharap pergerakan tangan itu sebagai tanda Nataka akan bangun dari tidur panjangnya.
Dhafin baru saja datang, dia langsung bertanya pada Eca yang berada di depan ruang Nataka.
"Ca, kenapa di luar?"
"Tadi tangan Nataka gerak, Kak. Sekarang lagi diperiksa sama Dokter."
Dhafin mengangguk dan ikut berdoa pada Tuhannya untuk Nataka.
Pintu ruang rawat Nataka terbuka, Syerin ke luar dengan senyum manis. Dia memberi informasi bahwa Nataka sudah sadar. Namun, belum bisa banyak berbicara.
Eca dan Dhafin dipersilakan untuk masuk ke dalam. Eca lebih dulu masuk karena Dhafin akan menghubungi yang lain tentang berita baik Nataka.
Nataka tersenyum tipis saat melihat Eca masuk ke dalam. Eca pun langsung memeluk Nataka dengan air mata yang sudah tidak bisa dia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain of Tears ✓
Fanfic-Haruto Stories of Wattpad- "Aku suka saat turun hujan, tapi aku gasuka saat air mata yang turun." Kehidupan yang indah memang belum tentu dimiliki semua orang. Setiap orang memiliki masa bahagianya masing-masing. Pasti akan ada bahagia setelah rasa...