Bagian 19ᥫ᭡

33 6 0
                                    

Happy reading♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kalan mengantar Nataka pulang setelah diperintahkan oleh penjaga UKS untuk membawa Nataka pulang. Sejak tadi, hanya ada keheningan di antara mereka. Entah karena Nataka yang masih lemas atau karena Kalan yang malas mengobrol.

Kalan berniat membantu Nataka saat sudah sampai di depan rumah. Namun, Nataka menepis pelan bantuan Kalan.

"Gue bisa sendiri, lo balik sekolah aja."

Kalan terkekeh, "Gue juga gamau sebenarnya nganterin lo, ganggu semua orang di aula aja lo."

"Sory udah buat hari lo keganggu."

Setelah mengatakan itu, Nataka melangkah pelan masuk ke rumah. Meninggalkan Kalan yang terdiam setelah mendengar ucapan Nataka. Kalan bingung karena Nataka biasanya tidak akan mengalah jika Kalan salahkan.

Sesekali Nataka hampir terhuyung kalau tidak ada pegangan di sekitarnya. Kalan ingin membantu namun lagi-lagi ditolak oleh Nataka.

"Lo ke sekolah aja, makin repot ntar ngurusin gue."

Kalan kesal, dia pun pergi meninggalkan Nataka yang enggan dibantu olehnya. Setelah Kalan pergi, Nataka menahan tangisnya, dia mungkin akan selalu seperti itu pada Kalan. Dia ingin Kalan semakin benci dan bisa ikhlas dengan mudah jika pada akhirnya, Nataka harus pergi.

ᥫ᭡

Kalan duduk di samping Agra dengan raut wajah yang kesal. Dia menyusul kedua temannya yang sedang di kantin setelah sampai di sekolah.

"Minum dulu Lan, kenapa sih mukanya bete banget kayanya," celetuk Sagara.

Kalan menerima segelas air yang diberikan dan diminum langsung sampai habis. "Gue kesel sama si Nata, bisa-bisanya gue mau bantuin dia ditolak, sok kuat banget."

"Yaudah sih, kan udah biasa juga dia kaya gitu," sahut Agra.

"Yaiyasih tapi kan ... ah terserahlah, mending gue mesen siomay."

Agra dan Sagara hanya menggelengkan kepala saat melihat tingkah Kalan. Mereka sudah tahu kebiasaan Kalan yang kesal jika bantuannya ditolak, entah dengan siapapun itu.

Saat membeli siomay, Eca menghampiri Kalan. Dia berniat untuk bertanya tentang Nataka.

"Lan," panggil Eca.

Kalan tersenyum tipis, "Eh iya, kenapa Ca?"

"Nataka gimana?" tanya Eca.

Senyum Kalan memudar, "Udah gue antar pulang dengan selamat."

"Oh syukurlah, kalau besok masih sakit, suruh dia gausah masuk dulu ya Lan."

Kalan mengangguk, setelah pamit, Eca pergi dari sana. Membuat Kalan yang kesal semakin kesal karena Eca hanya datang karena menanyakan kondisi kembarannya.

Sementara Agra dan Sagara hanya terkekeh mendengar obrolan Kalan dan Eca.

ᥫ᭡

Di sebuah ruangan petak, dia membalut tubuhnya dengan selimut tebal. Ponselnya berdering, dengan malas dia mengangkatnya.

"Halo."

Rain of Tears ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang