07 || Memikirkan

139 47 51
                                    

Pagi ini Vanno sudah bersiap untuk berangkat ke kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Vanno sudah bersiap untuk berangkat ke kantornya. Tidak lupa laki-laki itu berpamitan pada Dini dan Qeyra.

"Mbok, saya pamit dulu ya," ucapnya pada Dini. Netranya kemudian beralih pada Qeyra. "Keyaa, Daddy kerja dulu yaa. Kamu baik-baik di sini sama eyang." pesan laki-laki itu.

"Mawu ikut Daddy..." ucap Qeyra dengan raut memelasnya. Siapapun yang melihatnya pasti akan merasa terenyuh. Apalagi Vanno yang sangat menyayangi bocah itu.

"Gadis kecil.. Maaf ya, Daddy gak bisa bawa kamu ke kantor. Kamu main di rumah aja ya sama eyang sama Biru juga. Nanti malam baru main sama Daddy," kata Vanno seraya menampilkan senyuman untuk meyakinkan Qeyra.

Qeyra tentu merasa kesepian di rumah. Walau ada Dini yang menemaninya, tapi tetap saja ia tak bisa bermain leluasa bersama Dini. Mengingat usia Dini yang tidak lagi muda. Dini tentu akan sering sekali cepat merasa lelah. Namun wanita itu tetap berusaha untuk menyenangkan hati Qeyra disaat bocah itu terlihat murung.

"Daddy pergi dulu yaa.. Bye gadis kecil..."

Vanno sudah beranjak pergi. Qeyra menatap kepergian Daddynya itu dengan raut sendu dalam gendongan Dini.

"Sayang, ayo kita masuk ke dalam ... Kita main sama Biru, mau kan?" ajak Dini.

Qeyra memanggut setuju dan mereka pun masuk ke dalam rumah.

$$$

"Heh kutukupret! Bangun lo!" suara nyaring itu tertangkap jelas di kuping Mira yang masih mengorok.

Beberapa detik kemudian, Mira akhirnya membuka matanya. "Apa sih Zee, gue kan gak ada kelas hari ini..." ujar Mira dengan nada khas bangun tidur.

"Ipisih zi giwi kin gik idi kilis hiri ini..." cibir Zeeva. "Jangan bilang lo lupa sama ucapan lo semalam ye Suminah!" lanjutnya kemudian.

"Ih masih pagi banget Zee, sumpah gue gak bisa tidur tadi malem." sahut Mira yang kembali memejamkan matanya.

"Masih pagi banget? INI UDAH JAM DELAPAN SUMINAH!!" pekik Zeeva.

Mira menutup kedua telinganya. "Bentar lagi Zee, sepulu menit lagi!" ujar Mira yang masih setengah sadar.

"Sepuluh menit elo tuh sama dengan satu jam anjir!"

Memang benar apa yang Zeeva katakan. Mira sering kali memperlama waktu. Waktu yang ia gunakan 1 jam untuk menonton 1 episode drakor bahkan bisa menjadi 4 jam. Itu akibat Mira yang selalu terbawa perasaan saat menonton dan alhasil membuatnya membutuhkan beberapa menit untuk menghilangkan kebaperannya sebelum kembali menonton-entah itu untuk cerita romantis, sedih ataupun yang memancing emosi.

Zeeva bersedekap dada. "Kalo lo gak bangun juga—jangan nyesel kalo lo gak nemuin adanya gue di kosan ini, pas lo bangun nanti!" jelasnya dramatis.

Born to be Daddy | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang