33 || Pria Bertopeng

59 24 40
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Sudah lebih dari 20 menit waktu yang berlalu sejak Vanno beranjak dari Kafe menuju ke lokasi tempat Zeeva disekap dan disandera.

Tetapi sampai saat ini pun lelaki itu masih belum sampai ke lokasi tujuan. Walau ia sudah menempuh jalan pintas sekalipun.

Butuh waktu sekitar 7 menit lagi untuk Vanno bisa sampai di lokasi yang dikirim oleh nomer tidak dikenal itu. Itu pun juga kalau tidak ada hambatan seperti lampu merah yang berada tidak jauh lagi di depan.

Sial.

Benar saja. Saat sedetik lagi mobil Vanno hendak menyeberangi jalan, warna lampu rambu-rambu lalu lintas yang tadinya warna hijau, secara tiba-tiba berganti warna menjadi merah.

Shit!! geram Vanno.

Vanno mendengus kesal sambil meremas kuat setir mobilnya. "C'mon! Buruan please!!"

Dada Vanno naik turun dikarenakan kesabarannya yang mulai menipis. Pandangan tajam dari kedua matanya tak sedikit pun beralih dari lampu lalu lintas sembari menghitung mundur lampu kuning yang akan segera berganti warna menjadi hijau. Pun kaki kanannya sudah bersiap untuk menginjak pedal gas saat lampu tersebut sudah berganti ke warna hijau nanti.



Si pria bertopeng sudah kembali ke bangunan tua setelah usai mempersiapkan rencana barunya. Ia melirik jam di ponselnya, kemudian berkata, "udah hampir setengah jam, tuh orang belum nyampe juga .."

"Dia pasti lagi ngebut banget ke sini." terkanya diakhiri dengan senyuman licik.

"Gue bahkan udah balik lagi kesini." tambahnya sambil melangkah masuk ke dalam ruangan penyekapan Zeeva.

*Kreeeet..

Mendengar pintu tua ruangan itu sudah kembali terbuka, di tempatnya, Zeeva hanya diam dengan kepala yang menunduk karena sudah merasa lemas serta lelah.

Zeeva tahu, pasti si pria bertopeng lah yang sedang masuk ke dalam karena tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua di sana. Ia bahkan tidak sedikitpun berniat untuk melirik ke arah pintu yang sudah nampak reot itu.

Pria bertopeng itu menengadahkan dengan pelan wajah Zeeva menghadapnya. Netranya mulai menatap dalam kedua manik gadis itu.

Sedangkan Zeeva hanya membalas dengan tatapan yang datar tanpa adanya reaksi takut ataupun marah seperti sebelumnya. Sepertinya dia sudah pasrah pada bagaimana nasib yang akan terjadi pada dirinya nanti.

Lagipula, apa yang bisa ia lakukan selain berdoa dan berharap akan datangnya sebuah keajaiban dari Tuhan?

"Lo cantik." pria bertopeng itu akhirnya berkutik setelah hampir semenit diam menatapi wajah Zeeva. "Tapi sayangnya, hidup lo harus berakhir sampai di sini." tambahnya diiringi dengan sudut bibir kiri yang terangkat.

Born to be Daddy | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang