13. I Want Your Kiss too

80 22 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



____

"Hei! Matamu mau aku congkel pakai obeng, hah?!"

Oh, sial! Jungkook bergedik ngeri nyaris kencing di dalam celana mendengar ancaman mengerikan dari Yoongi yang duduk bersandar di depannya. Apalagi mengingat kejadian tak sopan yang ia lakukan pada Jieun sore kemarin di kamarnya, membuat Jungkook menggigit bibirnya yang mendadak merasa ngilur membayangkan Yoongi akan merobek bibirnya dengan tangan kurus pucat tersebut.

"Ti-tidak, maafkan aku," pelan Jungkook mengunci tubuhnya di bangku meja makan.

Padahal Jungkook baru menatap pria itu selama satu detik, sedangkan yang tak berhenti menatapnya selama lima menit lalu adalah pria Min itu sendiri. Jika ini adalah sebuah buku gambar anak-anak, maka Jungkook akan digambarkan sebagai kelinci penakut alih-alih rusa penuh kharisma, sedangkan Yoongi adalah kucing oren gendut pemalas yang selalu memandang makhluk-makhluk di sekitarnya dengan tatapan tak suka.

"Kenapa kau meminta maaf?"

"Ya?" Jungkook mengangkat wajahnya kebingungan, terheran-heran. Dia ini laki-laki atau perempuan, sih? Kenapa sensi sekali seperti perempuan datang bulan. "Tidak. Aku hanya..."

"Ternyata kau ini orang yang pandai membuat seseorang terlihat buruk, ya?" decih Yoongi bersandar pada punggung kursi dan melipat tangannya di dada. Sebenarnya Jungkook tidak melakukan kesalahan apa-apa jika diperhatikan dengan baik apabila dinilai dengan logika orang biasa. Namun, bagi Yoongi satu-satunya kesalahan Jungkook adalah terlalu dekat dengan adik perempuannya. Ya, lagipula mereka kan hanya berteman, adalah perkataan yang Namjoon utarakan padanya ketika mengutarakan kerisauannya pada sang kawan. Namun bagaimanapun juga, Yoongi tak pernah percaya bahwa lelaki dan perempuan bisa berteman., salah satu dari mereka pasti memiliki perasaan.

Jieun tidak mungkin menyukai lelaki penakut ini, pikir Yoongi memperhatikan Jungkook dengan seksama. Well, dia tampan, tinggi, kekar dan terlihat pintar. Sial, tipe Jieun sekali. Tapi, bersikukuh, Yoongi mencoba mempertahankan keyakinan semunya bahwa Jieun tidak menyukai Jungkook sama sekali.

"Kau menyukai adikku?"

Deg! Seperti pelatuk yang ditarik dan bubuk mesiu panas terbang menembus dadanya, Jungkook merasa oksigen di sekitarnya menipis hingga tubuhnya tak mampu bergeming dengan keringat dingin yang perlahan membasahi pelipisnya. Kini kucing rumahan gemuk yang julid itu sudah berubah menjadi kucing besar bertaring tajam dengan mata merah menyala yang siap untuk mencabik-cabiknya dan Jungkook yang bergetar ketakutan tak mampu untuk membuka mulut. Aku ketakutan.

Yoongi menyengir, jelas tak suka dengan ekspresi lelaki Jeon di depannya. Mati kau!

Tuk!

Satu pukulan mendarat di puncak kepala Yoongi dengan bunyi padat menyegarkan.

A GIFT : SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang