___
Dulu, ketika Jungkook masih kelas satu SD, saat pulang sekolah bersama Park Jimin yang satu tingkat berada di atasnya, mereka menemukan seekor anak ayam bewarna kuning tersesat di pinggir jalan menuju rumah. Anak ayam malang itu mencicit mencari ibunya. Oleh karena itu, sebagai anak yang memiliki kepedulian yang tinggi, keduanya memutuskan untuk menunggu induk ayam bersama di pinggir jalan sambil mengelus anak ayam yang terus mencicit supaya tenang dan tidak kesepian.
Hampir tiga jam berlalu, induk ayam tidak datang untuk menjemput anaknya yang tersesat. Jungkook dan Jimin jadi kebingungan. Padahal, jika yang hilang adalah mereka, maka orangtua mereka akan datang mencari atau melapor ke polisi. Tetapi, anak ayam malang ini berbeda. Dia dibuang atau bahkan dilupakan. Menyedihkan.
Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membawa anak ayam itu pulang.
Saat orangtua Jimin datang menjemput mereka sebab terlalu lama pulang ke rumah, Jimin sempat meminta izin pada ayahnya untuk memelihara anak ayam tersebut. Tapi, dengan raut sedih Ayah Jimin tidak bisa mengizinkan karena adik perempuan Jimin memiliki alergi terhadap bulu hewan. Oleh karena itu, Ayah Jimin menawarkan Jungkook saja yang membawa pulang jika tidak keberatan.
"Aku bisa membawanya pulang?" Wajah Jungkook mendadak cerah, mata rusanya yang bulat berbinar dengan senyuman hangat seperti baru saja mendapatkan konsol game terbaru di malam natal.
"Iya, boleh. Ibumu pasti akan mengizinkan juga," kata Ayah Jimin kala itu juga ikut senang sambil mengusak rambut bocah lelaki tersebut.
Saat membawanya pulang, Ibu dan Ayah yang juga berada di rumah menyambut kedatangan anak ayam tersebut dengan suka cita juga. Ayah bahkan membuatkan kandang hangat untuknya dengan sebuah lampu kuning untuk memanaskan tubuh mungilnya. Jungkook senang sekali. Bahkan, untuk memberinya nama lelaki kecil itu butuh waktu seminggu.
"Ponyo! Aku ingin memberinya nama Ponyo," kata Jungkook pada Jimin sepulang sekolah.
"Nama yang bagus," puji Jimin mengangguk setuju.
Setelah itu, mereka memutuskan untuk mampir ke rumah Jungkook. Ingin memberikan kejutan kepada anak ayam hangat tersebut bahwa ia telah memiliki nama mulai hari ini.
Namun, begitu mereka sampai di rumah Jungkook dan membuka kandang Ponyo dengan senyuman yang terpatri lebar di wajah keduanya, mendadak bulu remang dua bocah lelaki itu mengidik ngeri. Rasa takut dan juga kesedihan bercampur menjadi satu. Terutama pada Jungkook yang tak lama kemudian menangis kencang, merasa begitu terpukul dengan kepergian anak ayam yang bahkan belum sempat ia beritahu namanya.
Walaupun setelah mengetahui insiden perginya Ponyo ke surga, sang Ayah berjanji akan membelikan peliharaan untuk Jungkook, namun bocah itu menolak dengan alasan ia tak mau peliharaannya suatu saat mati. Hewan-hewan itu begitu hangat, namun sayangnya, umurnya juga pendek. Jungkook tak mau kehilangan lagi. Ia tak mau merasakan kegalauan yang membekukan hari-harinya hanya karena kehangatan yang sementara. Lebih baik bermain bersama Jimin, Ayah atau Ibu saja. Mereka kan manusia, manusia itu tua dulu baru bisa meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
A GIFT : SEMESTA
FanfictionSaat nelangsa menyelimuti seluruh bagian dari kehidupannya yang ditelantarkan, Jeon Jungkook yang hendak mengakhiri penderitaannya bertemu dengan seorang gadis yang menghancurkan pagar rumahnya. Kemudian, semulus tanjakkan di depan rumahnya, gadis i...