15. Who Want to Love

60 22 5
                                    



____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

Sudah lama rasanya Jungkook tidak berada di tempat ini. Terakhir kali ini duduk di meja makan dan menyaksikan kelurga Ayahnya yang mengobrol hangat di ruang makan adalah ketika satu minggu setelah kematian Ibu. Bunda yang selalu di sampingnya sejak hari pertama kematian Ibu hingga hari ketujuh membujuknya untuk tinggal bersama sebab kondisi Jungkook yang mengenaskan. Kendati Jungkook menerima tawaran tersebut, ia malah mengurung dirinya di dalam kamar dan menolak untuk keluar.

Kesedihan akan kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki memeluknya terlalu erat. Hingga pada malam hari itu, ketika Ayah pulang bekerja, Taehyung kembali dari acara kampusnya dan Bunda yang sibuk memasak makan malam serta dirinya yang keluar dari kamar untuk pertama kalinya berkumpul di meja makan. Awalnya suasana terasa sangat berat bagi mereka berempat. Baik ayah ataupun Taehyung yang memang suka bercanda harus menggigit lidah dan berpikir dua kali untuk bicara sebab takut akan menyakiti hati Jungkook yang masih di landa kehilangan. Sementara itu Bunda yang seolah hatinya selapang langit tersebut terus memastikannya memakan seluruh makanan yang ia masak. "Tauge bagus untukmu... Bunda dengar kamu suka sekali makan daging... Kimchi ini diberikan oleh teman Bunda."

Hari itu Jungkook jadi mengerti kenapa Ibunya menyiksa diri hingga mati. Ia paham kenapa sulit bagi Ibu memaafkan dirinya sendiri hingga akhirnya hayatnya. Ibu telah dihukum dengan cara paling mengerikan, yaitu tetap menerima belas kasih dari orang yang ia sakiti. Kendati Bunda tahu bahwa Ibu pernah merebut suaminya, ia tetap memperlakukan Ibu dan Jungkook seperti keluarga sendiri. Begitu bijaksana hingga kekecewaan yang tanpa amarah itu menjadi senjata balas dendam paling mengerikan.

Oleh karena itu, merasakan penyesalan ibu merangkak di hatinya, Jungkook yang tertunduk dalam di meja makan menumpahkan tangisnya, membuat semua orang di meja makan menatap satu sama lain terheran-heran dan juga merasa bersalah. Ingin sekali dirinya berteriak ketika sesak di dada menghantam rusuknya terlampau kuat, namun sumpit yang digenggamnya kuat menjadi pelampiasan kala itu juga.

Bunda yang duduk di samping Jungkook menggerakkan tangannya, mengusap punggung yang bergetar itu sayang. Namun, sialnya, malah membuat Jungkook makin merasa pilu. Bagaimana bisa semua orang tetap sebaik ini?

"Maafkan aku. Maafkan aku..." isak Jungkook kala itu.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, nak. Tidak ada. Aku yang harusnya meminta maaf sebab membiarkanmu kesepian seminggu ini," kata Bunda merengkuh tubuh lemah itu dan memeluknya erat-erat. "Kau harus tetap ingat bahwa kamu masih memiliki satu ibu lagi disini. Jadi, jangan menyiksa dirimu."

Satu ibu lagi ya?

Jungkook tak tahu apakah itu adalah sekedar basa-basi untuk penghibur laranya atau memang hati tulus tersebut memiliki niat baik untuknya. Tetapi, jika itu memanglah tawaran yang diberikan untuknya, kendati Jungkook sangat ingin ada di antara kehangatan tersebut, maka ia harus menolaknya tanpa pikir dua kali. Bagaimana bisa seonggok kesalahan sepertinya merusak potret bahagia dari berlian berharga tersebut.

A GIFT : SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang