___
Sekedar informasi, Min Jieun sudah membuka blokir pada nomor Jungkook setelah esoknya lelaki itu memberikan sepuluh kotak susu pisang dengan berat hati (sebab susu pisang adalah minuman kesukaan Jeon Jungkook).
Tapi, bodohnya Jeon Jungkook, sepertinya ia lupa bahwa gadis itu adalah spesies homo sapiens paling tolol yang ada di dunia. Hingga keesokan harinya, saat jarum panjang jam dinding menunjukkan angka sembilan pagi, dan dirinya yang masih terlelap nyaman di gulungan hangat selimut malah harus rela terganggu saat ponselnya berdering berkali-kali. Tentu, pelaku dari ketidaknyamanan itu adalah seorang gadis yang tinggal di perumahan sebelah bernama Min Jieun.
Jungkook tidak mengerti bagaimana bisa Min Yoongi mampu bertahan melewati siksa dunia yang teramat kejam berwujud seorang gadis manis berambut sebahu bernama Min Jieun tersebut. Kira-kira dengan wajah datar dan aura tempramental itu, sebanyak apa Tuhan memberikan stok rasa sabar pada dirinya? Pasti banyak. Berlimpah, malah.
Oleh karena itu, rasa heran yang langsung diberikan jawaban oleh semesta tersebut tengah menyiksa dirinya teramat kejam pagi ini. Mendapatkan keluhan bahwa perut si gadis terus melilit sejak subuh tadi, ternyata si gadis Min juga mendapatkan sebuah siksaan teramat kejam setelah menenggak sepuluh botol susu pisang dalam satu malam yang lantas membuat perutnya harus bekerja ekstra demi mengeluarkan segenap dosa yang bersarang di tubuh si gadis. Sialnya, itu berimbas pada Jeon Jungkook.
Jadi, duduk sambil memegang satu kotak susu pisang yang tinggal separuh di atas pahanya, bergabung bersama puluhan orang lainnya, Jungkook hanya mampu mendengus beberapa kali, merutuki diri sebab harus berada di keramaian ruang tunggu lobi rumah sakit. Sudah sepuluh menit ia menunggu keberadaan Jieun yang menghilang di balik pintu dokter umum.
Tetapi, tak lama kemudian, seorang gadis berambut sebahu yang terlihat sekarat dengan piama katun kebesaran yang membalut tubuh kecilnya menangkap atensi Jungkook. Lelaki itu bahkan hampir meledakkan tawa yang teramat kencang jika saja tak menahannya sebab menemukan betapa menyedihkannya tampang Jieun yang biasa nampak penuh energi. Seolah baru saja ditenggelamkan di Sungai Han yang membeku, wajahnya pucat pasi dengan kantung mata yang terlihat jelas. Belum lagi bahunya yang turun dan langkah yang terpaksa diseret tersebut. Lantas merogoh ponsel pintar di saku celana yang dikenakannya, membuka kamera dan membidik target tepat sasaran, Jeon Jungkook tersenyum puas menemukan bahan untuk tertawa malam ini.
"Hei, kau tampak seperti gelandangan," kelakarnya begitu menghampiri Jieun yang hanya mengerlingkan mata kesal. Sepertinya perut gadis itu masih melilit dan terasa mual walau sudah mengeluarkan seluruh isinya pagi ini. "Aku yakin jika ada lowongan pekerjaan sebagai gelandangan, kau akan lulus tanpa wawancara dan mudah naik pangkat," celetuk pria itu tak berhenti kendati gadis di hadapannya benar-benar terlihat tak suka dengan mata cekung yang tak bersemangat.
"Aku tidak dalam mood yang baik untuk menanggapi leluconmu," serak Jieun jengah.
"Wuah, lihat siapa yang bicara!" Jeon Jungkook berkacak pinggang, menggeleng-geleng tak menyangka bahwa kalimat itu akan keluar dari mulut seorang Min Jieun yang selalu mencari gara-gara. "Apa kakakmu telah meanugrahkan sifatnya padamu hingga kau berubah kalem dan tidak bersemangat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A GIFT : SEMESTA
FanficSaat nelangsa menyelimuti seluruh bagian dari kehidupannya yang ditelantarkan, Jeon Jungkook yang hendak mengakhiri penderitaannya bertemu dengan seorang gadis yang menghancurkan pagar rumahnya. Kemudian, semulus tanjakkan di depan rumahnya, gadis i...