Kue Favorit

51 10 0
                                    

'Putus' menjadi kata yang menakutkan saat sebuah hubungan sudah terperosok terlalu jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Putus' menjadi kata yang menakutkan saat sebuah hubungan sudah terperosok terlalu jauh. Feby pun tidak pernah menyangka bahwa kehidupan cintanya bisa lebih mengeikan daripada sepatah kata tersebut. Satu bulan yang lalu, saat dimana ia menjadi ratu drama dalam pertunjukan menarik di teater cintanya.

---

"Wah! Ini beneran kalian yang buat?" tanya Bimo terheran-heran seraya menghampiri sebuah kue ulang tahun yang baru diletakkan di atas meja. Kue berhiaskan krim cokelat, buah ceri, dan tulisan ucapan selamat di atasnya. Kedua pasang netra laki-laki bertubuh gempal itu seketika melebar, belum juga berkedip, mulutnya ternganga sampai hampir menetaskan liur berkat melihat kue indah tersebut.

Feby dan Jihan serentak mengangguk penuh antusias. Mereka sejenak saling berbalas pandang semringah, seolah membanggakan dirinya karena berhasil membuat cake pertama untuk seseorang. Pastinya, tiga jam bukanlah waktu yang singkat untuk membuat satu buah kue saja. Dan kini, sudah ada lima laki-laki lain yang mengelilingi meja makan hingga membuat kedua gadis itu terpaksa mundur karena tempatnya tergantikan. Ya sudahlah, yang terpenting sekarang adalah semuanya sudah siap.

"Gue nanti ambil yang banyak krimnya."

"Lo nggak suka ceri, kan, No? Buat gue aja, ya?"

"Nanti, Mo! Jauh-jauh tangan lo!"

"Gue foto, deh, buat nambah story."

Ke-enam laki-laki itu tak sengaja memerankan sikap kekanak-kanakannya, hahah, lucu saja melihat mereka bertingkah seperti anak kecil yang saling berebut permen. Yap, dari enam orang tersebut, empat di antaranya termasuk anggota tim basket dan dua yang lain adalah teman setia Galang. Sudah hampir setiap tahun mereka merayakan ulang tahun sang ketua tim dengan kue dan sekelebat kehebohan, tetapi, di tahun sekarang terasa lebih menyenangkan karena enam manusia ini tak usah repot-repot sokongan lagi membeli kuah ulang tahun.

TING - dering singkat pesan masuk dari handphone Feby terdengar. Gadis manis itu mengabaikan orang-orang sejenak untuk mencari tahu siapa yang sedang mengirimkan pesan. Ia mengambil benda pipih tersebut di dalam saku celana jeans-nya, kemudian membaca nama si pengirim, ah, hanya pesan anonim. Sebelumnya gadis itu sama sekali tak tertarik, tetapi, ada sesuatu yang janggal dari isi pesan tersebut. Sepasang alis Feby perlahan bertaut membentuk seuntai kegelisahan setelah selesai melihat isinya.

Terlepas dari siapa si pengirim, raga gadis itu seakan terhempaskan membentur lantai ketika dirinya harus menelan pisau yang sama untuk ketiga kali. Pupil matanya melebar getir, ia sampai menutup mulut yang ternganga frustrasi. Foto seorang Galang dengan teman masa kecilnya sedang berpelukan dan berciuman mesra seakan dunia hanya milik berdua, berlatarkan sebuah club nan lagi-lagi sama seperti kesalahan kedua. Tak hanya satu, bahkan lima foto sudah ia lihat, berkali-kali Feby menelisik postur laki-laki di foto itu ... dan tak ada yang berbeda, semuanya adalah milik Galang.

Rumors and Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang