"Hari ini gue cari cewek."

66 51 21
                                    

"Aku harus mengenalmu sebelum jatuh terlalu dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku harus mengenalmu sebelum jatuh terlalu dalam. Aku tidak mau sampai tenggelam sendirian."

~•~•~

Hari yang membosankan. Tak ada satu pun hal menarik selama jam istirahat ini. Lingkungan sekolah yang bising, langit terik pun membuat suasana gerah semakin meradang, aroma makanan dan sedikit bau keringat merebah memenuhi setiap sudut kantin. Para laki-laki, para perempuan, laki-laki dan perempuan ... semua orang di dalam kantin seperti tak serius dengan aktivitasnya sendiri. Berbisik, mengambil foto, bergosip, tertawa, mereka seakan puas dengan kesibukan itu. Seluruh perhatian mereka beberapa kali melirik ke arah lima kursi di sisi tengah bersama pandangan mencibir.

Tentu saja, karena sekarang Vigo juga berada di tengah-tengah lautan manusia, yang sialnya setiap manusia tersebut adalah penonton loyal aksi Adi dan dirinya lusa itu. Lebih malangnya lagi, laki-laki berpostur lebih tinggi kedua di antara kawan-kawannya setelah Elang itu terpaksa harus duduk di antara Riyan ... dan Adi, karena memang seluruh kursi di sana terlampau penuh. Niat awal Vigo pergi ke kantin untuk mencari wanita seketika melebur begitu saja kala melihat reaksi ganjil orang-orang terhadapnya. Huh, tetap saja ia tak seharusnya kaget dengan smeua penekanan batin ini.

"Ah, ini susah, gue nggak tahu mau ngajak siapa ..." gerutu Vigo merasa tak lagi tertarik akan intensinya. Sorot matanya menunduk pesimis. Nasi sudah menjadi bubur, kini ia justru merasa jenuh dengan setiap tatapan yang memandangnya, dan itu berarti tidak ada celah sama sekali untuk Vigo mendekati satu orang saja.

"Kayla?" usul Hengki bahkan tanpa pikir panjang.

Vigo menggeleng jengah. Ah, bahkan otaknya tak dapat memikirkan sedikit saja hal baik setelah mendengar nama gadis itu. Seseorang yang sama sekali tidak ingin Vigo temui atau bahkan kenal, namun, keberadaannya tak akan bisa ditolak karena ia sendiripun merasa segan untuk berbuat lebih kasar. ''Siapapun selain cewek itu."

"Kalo gini kapan dapetnya? Buat nyelesain masalah aja lo masih pilih-pilih," tampik Riyan tiba-tiba. Ia menyeruput es teh di tangan kanannya sejenak dengan sedikit terburu-buru, kemudian pandangan laki-laki itu kembali menoleh pada Vigo untuk menyampaikan kalimat selanjutnya. "Yang suka sama lo itu udah nggak banyak, mau dikata ganteng juga kalo rumornya 'suka sama cowok', ya, tetep gada menariknya."

''Bukannya gue mau pilih-pilih, Yan, tapi cewek kayak Kayla itu mulutnya nggak bisa jaga rahasia ... terus gimana mau selesai ini?" sela Vigo setelah selesai mendengar kalimat saran yang cenderung menekannya itu. Helaan napas terbuang kala benaknya mulai berintrospeksi terhadap setiap ucapan Hengki.

"Jadi ini beneran nggak ada cewek yang lo suka?" heran Hengki, sekali lagi ia melontarkan pertanyaan retoris, sebuah tanda tanya yang sudah diperkirakan apa jawaban selanjutnya dari mulut Vigo. Kening laki-laki itu mengernyit memperkuat rasa penasarannya.

Vigo sekadar menggeleng. Ia tak bermaksud menegaskan tanggapannya, semua orang jelas tahu bagaimana perilaku diam Vigo terhadap seorang wanita selama ini. Sama sekali ... laki-laki itu belum pernah menyukai satu gadis pun semenjak tiga tahun berada di bangku SMA.

Rumors and Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang