chapter 28

2.9K 481 184
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.. Kasih ❤

Lapak wajib komen🤗

Jangan lupa vote, follow, and komen ya🤗😘

Ikuti alur dan baca perlahan

*

*

*

Mew dan Kana kini sedang dalam perjalan pulang kerumahnya. Didalam mobil mereka berdua hanya diam tak saling berbicara. Mew fokus menatap kearah depan jalanan, sementara Kana sengaja menatap keluar jendelanya.

"Ish mamas tua ini! Kenapa wajah mamas seperti sedang marah? Dan kenapa mamas tidak ajak berbicara adek dan minta maaf pada adek?" batin Kana kesal dan bingung. Sesekali ia mencuri pandang kearah suaminya namun sang suami hanya diam dan terus fokus melihat kearah jalanan tak seperti biasanya.

Sepuluh menit kemudian Mew dan Kana pun tiba dirumahnya. Mew memarkirkan mobilnya kedalam garasi lalu setelah itu turun dari mobilnya meninggalkan istri kecilnya.

"Mamas!" teriak Kana yang baru saja keluar dari mobil suaminya.

Mew menoleh, menatap wajah sang istri hanya seperkian detik lalu kembali berjalan mengacuhkan istri kecilnya.

"Mamas sudah tidak sayang adek ya!! Mamas jahat sekali tinggalkan adek sendiri!" marah Kana namun kembali tak digubris oleh sang suami membuatnya semakin marah dan sedih.

Mew membuka kunci pintu rumahnya lalu masuk kedalam rumahnya tanpa menghiraukan istri kecilnya. Mendapat perlakuan seperti itu dari sang suami, Kana langsung berlari kedalam rumahnya untuk menghampiri sang suami.

Brakk!!

Kana melempar tas nya kesofa membuat sang suami menoleh kearahnya. Namun karena rasa kesal dan marahnya, Lagi-lagi Mew sengaja tak menggubris sang istri dan terus berjalan kearah kamarnya karena takut amarahnya akan meledak dan ia pun akan kehilangan kendalinya.

Kana terdiam, air matanya tak lagi dapat ia tahan karena perlakuan cuek dari sang suami. Kana menangis, ia tak tau harus berbuat apa dan bagaimana. Biasanya jika pulang sekolah, sang suami pasti akan langsung memanjakannya. Memeluknya, menggendongnya membawanya beristirahat bersama kedalam kamar mereka. Tapi hari ini, sang suami malah mendiaminya tanpa sebuah alasan. Lebih tepatnya Kana tak tau dimana letak kesalahannya karena yang ia tau yang melakukan kesalahan adalah suaminya.

"Mamas kenapa diam pada adek? Apa mamas marah karena tadi adek ganggu mamas dengan perempuan-perempuan tadi? huaaaa...! Mamas jahat pada adek, hikss...! Mamas tidak sayang pada adek lagi." tangis Kana yang masih berdiri diruang tamu namun masih terdengar oleh Mew.

Kana berjalan kearah kamarnya, ia buka pintu kamar tersebut lalu melihat sang suami yang sedang duduk menunduk disisi ranjangnya.

"Mamas maafin adek, adek janji tidak akan menganggu mamas lagi dengan perempuan-perempuan tadi, tapi mamas jangan diamkan adek seperti ini mamas, adek sedih mamas huaaa...! Adek mau pulang kerumah bunda saja mamas." tangis Kana sambil menggoyang-goyangkan lengan suaminya membuat sang suami semakin kesal dan frustasi.

Haruskah ia akan terus selalu bersabar seperti ini dikemudian hari jika nanti sang istri melakukan hal yang sama. Berdekatan bahkan bergandengan tangan dengan pria lainnya didepan kedua matanya atau dibelakangnya. Jujur Mew akui ia sangat marah dan kecewa, ia pun bingung harus bersikap seperti apa kepada istri kecilnya. Apakah kali ini ia harus menegaskan istri kecilnya, atau kah ia harus kembali mengalah kepada istri kecilnya karena pengalaman dan umur sang istri yang terpaut jauh darinya.

Pernikahan Dini (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang