Garash memasuki perpustakaan kampus untuk mencari buku metode penelitian kualitatif. Setelah mengisi daftar hadir, pandangan Garash tertuju pada seseorang yang sedang tidur di meja dekat jendela. Orang yang Garash tinggalkan di Mc Donal's dua hari lalu.
Garash merasa bersalah sudah meninggalkan Alissa hari itu, walaupun minta tolong Fauzan untuk mengantar Alissa pulang. Garash juga tidak paham sama dirinya yang tiba-tiba kesal karena Alissa membiarkannya mengantar Nisrina. Jahatnya lagi dia bilang ke Alissa jangan manja karena pulang sendiri. Kalau dipikir lagi tingkahnya itu sangat kekanakan sekali.
Garash menghampiri Alissa yang tertidur. Menarik pelan kursi sebelah Alissa, duduk bersandar sambil menatap Alissa yang begitu nyenyak.
Garash mengubah posisi duduknya dengan meletakkan sikunya di atas meja, lalu bertopang dagu sambil memandangi Alissa. Tangan kirinya yang terbebas dia gerakan untuk menyampirkan rambut yang menghalangi wajah Alissa.
"Kalau ngantuk harusnya kamu pulang, Ca, bukan tidur di sini."
Melihat perempuan itu tidur nyenyak seperti ini membuat Garash terpesona. Wajah lelah dengan kantung mata hitam yang terlihat jelas di bawah mata tidak menghilangkan kecantikan Alissa.
Tiba-tiba sinar matahari menyorot ke arahnya. Garash berdiri, lalu pergi ke rak-rak buku, mengambil asal tiga buku dan satu buku yang dicarinya. Garash kembali ke tempat dan Alissa masih tidur. Merapihkan barang-barang milik Alissa dan menaruh di dekatnya.
Garash membuka halaman tengah tiga buku yang dibawanya dan dibuat berdiri dekat Alissa untuk menghalangi sinar matahari. Garash tidak mau sinar matahari mengganggu tidur Alissa. Saat akan mendirikan buku ketiga, Garash tidak sengaja menyenggol buku satunya dan mengenai kepala Alissa.
"Aw!" Alissa meringis saat ada sesuatu mengenai kepalanya, "Sakit."
Alissa menegakkan diri. Dengan mata masih terpejam, tangannya mengusap dahinya yang sakit. Alissa membuka mata dan melihat Garash sedang berdiri aneh di sebelahnya.
"Ngapain lo di sini? Terus kenapa berdiri kaya gitu?"
Garash berdeham, salah tingkah saking bingung melihat Alissa bangun karenanya, buru-buru dia menutup jendela di depannya.
"Mau tutup jendela biar tidur lo nyenyak. Lagian ngapain tidur di perpustakaan."
Garash kembali duduk setelah menutup jendela di depannya, melirik Alissa yang menatapnya.
"Gue ketiduran. Soalnya semalam ngerjain tugas sampai jam tiga pagi." Alissa melihat dua buku yang berdiri di atas meja, "Terus buku-buku ini buat apa?"
"Buat nimpuk lo biar bangun."
"Jadi, lo yang bikin gue bangun tadi."
"Iya, tapi gak sengaja. Jangan pukul gue!"
Garash menahan tangan Alissa yang hendak memukulnya. Niatnya tadi baik tahu mau menjaga Alissa biar tidak terganggu saat tidur, tapi tidak sengaja nyenggol buku, terus kena kepala Alissa.
"Habisnya lo nyebelin bangunin gue pake buku. Sakit tahu."
"Kan gak sengaja."
"Gue harus apain orang yang sudah bangunin gue."
"Gimana kalau..." Garash menarik tangan Alissa, dan membuat jarak keduanya menjadi dekat, "Kita pergi berdua malam ini?"
Alissa yang masih terkejut karena kursi ditarik oleh Garash, hanya diam sambil menatap tajam lelaki itu. Mereka lagi di perpustakaan, walaupun tidak banyak orang tetapi pasti ada yang melihat.
"Rash, kita di perpus."
"Emang kenapa?"
"Kalau ada yang lihat gimana? Gue gak mau jadi bahan ghibahan mantan sama gebetannya lo ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE
General FictionBlurb Bagian I Menceritakan pertemuan Alissa Cassandra Dea, seorang mahasiswi biasa dan Garash Antareksa Kurniawan, seorang mahasiswa yang sedang jadi perbincangan satu kampus karena telah memberikan harapan palsu pada salah satu mahasiswi hits kam...