Coffee 2019

79 12 1
                                    

Sekarang, Garash berdiri di tempat pertama kalinya merasakan perasaan suka pada Alissa. Indomaret. Tempat yang bagi banyak orang hanya tempat penyedia kebutuhan. Namun bagi Garash ini adalah tempatnya bertemu seseorang yang membuatnya menyimpan perasaan suka dalam waktu lama.

Setiap hari Garash mendatangi Indomaret bukan untuk membeli sesuatu, tapi berharap bertemu Alissa. Sayangnya selama dua tahun Garash selalu melihat Alissa kemari bersama teman-temannya, membuat Garash tidak bisa mendekati meski sekedar menyapa.

Harapannya terkabul hari ini. Garash melihat Alissa sedang duduk sendiri di bangku yang berada di halaman Indomaret. Menatap Alissa yang sedang menulis sambil mendengarkan musik dari headset kabel.

Sebelum menghampiri Alissa, Garash masuk ke indomaret, membeli yogurt cimory dan good time. Garash tersenyum menyadari yang dibelinya adalah makanan dan minuman yang akan dia berikan pada Alissa dua tahun lalu.

Setelah membayar, Garash mengampiri Alissa yang masih di tempat. Garash meletakkan kantung plastik di atas meja bundar dan menarik kursi di samping Alissa, untuknya duduk.

Garash menyenggol pelan bahu Alissa, memberitahu keberadaannya. Alissa menoleh dan kaget melihat Garash duduk di sampingnya.

"Rash, dari kapan lo ada di sini?" tanya Alissa sambil melepaskan headset dari kedua telinganya.

Garash tersenyum. Betapa senangnya Garash bisa dekat dan mengenal Alissa melalui kepantiaan festival. Sayangnya, Garash harus pura-pura baru mengenal Alissa, agar tidak curiga kalau selama ini dia merindukan perempuan itu.

"Dari satu jam yang lalu."

Alissa menganga, "Serius? Kok gue gak sadar sih."

"Soalnya lo lagi serius banget. Jadi gak berani ganggu."

"Tetap aja." Alissa mengusap tengkuknya, "Gue gak enak ngediamin lo selama sejam."

Melihat Alissa yang terkejut sekaligus bersalah membuat Garash tidak bisa menahan tawanya.

"Bercanda, Ca. Gue baru ada lima menit di sini."

"Anjir!" Alissa memukul lengan Garash, "Aing kira maneh beneran di sini sejam."

"Habisnya lo serius banget sih. Emang lagi ngerjain apa sih? Tugas?"

Alissa mengangguk, "Lagi nyalin materi yang ketinggalan kemarin."

"Kenapa harus di indomaret? Gak di kosan aja."

"Bosan kalau dikosan. Lagian di sini enak kalau capek bisa lihatin orang-orang yang lewat."

Garash tersenyum mendengarnya, "Lo tuh aneh ya tapi menarik. Emang kemarin darimana?"

"Briefing sama Budi Dalton buat acara nanti."

"Bukannya masih dua minggu lagi. Kenapa briefingnya dari sekarang?"

"Dia bilang pengen tahu detail acaranya biar bisa nyiapin materi buat seminar nanti."

"Oh begitu." Garash manggut-manggut, "Lo haus gak? Kebetulan gue beli minum tadi."

Garash meraih kantung plastik dari atas meja, mengeluarkan dua yogurt cimory beda rasa.

"Lo mau minum yang mana?" Garash memperlihatkan dua yogurt tersebut di depan Alissa, "Strawberry atau blueberry."

"Blueberry." Alissa mengambilnya, lalu tersenyum lebar, "Makasih, ya. Kebetulan gue haus."

"Good time buat ngemil. Siapa tahu belum makan." Garash meletakkan good time di dekat binder Alissa, lalu mengeluarkan satu bungkus rokok, "Gue boleh ngerokok?"

COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang