Mansion Utama
Katarina mendengar ketukan pintu dari luar. Gadis itu mengerutkan dahinya heran. Pukul masih menunjukkan jam empat sore, berarti belum waktunya makan malam tapi kenapa pintu kamarnya sudah diketuk?
Tak lama kemudian Debby, peri rumah mereka masuk kedalam kamarnya. "Nona Katarina ditunggu tuan besar diruang rapat keluarga," kata Debby menundukkan kepalanya hormat.
"Baik, aku akan segera turun." Katarina menutup buku yang dibacanya dan meletakkannya kembali pada rak buku yang ada dikamarnya.
Katarina sangat suka membaca buku terlebih lagi tentang ramuan. Ia bercita cita menjadi healer dan tahun depan ia nekat ingin pergi ke Prancis untuk belajar melanjutkan study nya. Katarina tahu betul jika kedua orang tuanya tidak akan setuju.
Gadis itu berjalan menyusuri lorong yang membawanya menuju tangga, menuruni tangga dengan pelan sambil memegang pembatas tangga dengan anggun.
Putri bungsu Axeras Malfoy dan Elvira Malfoy itu sangat mencerminkan seorang pureblood. Wajahnya terlihat tenang namun mengintimidasi. Jika dia membuat sebuah rencana, tak akan ada yang bisa mencurigainya termasuk ayah dan ibunya.
Katarina mengetuk pintu ruang rapat keluarga pelan lalu membukanya. Ia dapat melihat ayahnya duduk dikursi khusus miliknya. "Ayah memanggilku?" tanya Katarina berdiri didekat pintu masuk.
"Duduklah," jawab Axeras menunjuk kursi yang ada didekat kursi yang ia duduki.
"Where's mother?" Katarina kembali bertanya karena biasanya jika dikumpulkan diruang rapat, ibunya akan ada disana juga.
"Sedang membuat teh. Kita mulai setelah ibumu kembali," kata Axeras dengan ekspresi datarnya. Katarina tak mengatakan apapun setelah itu, ia hanya mengangguk merespon ucapan ayahnya.
Menit demi menit dilalui, akhirnya Elvira datang dengan sebuah nampan ditangannya yang berisi tiga gelas teh chamomile yang selalu disajikan dikediaman mereka.
Elvira duduk dikursi khusus miliknya disamping Axeras, suaminya. Dua kursi khusus Axeras dan Elvira tak ada yang berani mendudukinya. Dua kursi itu sudah seperti takhta kerajaan milik sang raja dan ratunya. Dulunya kedua kursi itu milik kakek dan nenek Katarina atau Abraxas Malfoy dan istrinya.
"Bisa kita mulai?" Axeras berucap untuk mengalihkan fokus Katarina yang sedang berenang didalam fikirannya. Sontak Katarina kembali memfokuskan perhatiannya pada sang ayah. "Sudah beberapa bulan lalu... aku, ibumu, Lucius dan Narcissa membuat keputusan yang telah kami sepakati, kami juga sudah membicarakannya dengan beberapa keluarga penting dan mereka setuju," imbuh Axeras.
Ucapan ayahnya yang menggantung tentu membuat Katarina penasaran. Kesepakatan dan keputusan apa yang dimaksud?
"Maaf, ayah, aku tidak mengerti, keputusan apa maksudnya?" tanya Katarina mengerutkan dahinya.
"Oh sayang, kau tidak perlu minta maaf karena ayahmu memang belum selesai," sahut Elvira.
"Kami sepakat untuk menjaga kemurnian darah dikeluarga kita, kami memutuskan untuk menikahkanmu dengan Draco," ucap Axeras dengan tegas.
Katarina terdiam sejenak. Ia terkejut, sangat terkejut. Seperti ada batu besar yang menghantam dadanya. Katarina mengenal Draco sejak hari pertama ia lahir didunia ini, Katarina sudah menganggap Draco seperti kakaknya, Nicholas.
Tapi Katarina tak bisa membantah. Semua keluarga sudah menyetujui. Dibalik mata indahnya, Katarina menyimpan air mata yang membendung. Hancur semua impiannya.
Alih alih membantah, Katarina tersenyum tipis lalu berkata, "Baik, ayah. Apapun yang terbaik untuk keluarga kita."
‿︵‿︵୨˚̣̣̣͙୧ - - ୨˚̣̣̣͙୧‿︵‿︵
Malfoy Manor
Makan malam kali ini terasa berbeda karena Lucius, Narcissa dan Draco lengkap duduk dikursi masing masing. Biasanya selalu ada yang tidak bisa atau terlambat karena sebuah urusan.
"Kita ingin membicarakan apa?" tanya Draco disela sela waktu makan mereka.
"Kau akan menikah." Lucius menjawab langsung pada intinya tanpa banyak basa basi. Lucius dan adiknya Axeras sangat berbeda. Lucius lebih ketus dan tak suka basa basi. Sedangkan Axeras sangat tegas namun bijaksana.
"Serius? Akhirnya kalian merestui pernikahanku?" Tatap mata Draco berbinar. Sudah lama ia menantikan kabar ini dari kedua orang tuanya untuk merestui hubungannya dengan Astoria Greengrass.
"Bukan dengan miss. Greengrass, Draco, dengarkan ayahmu dulu," ucap Narcissa mematahkan kilat bahagia dimata Draco.
"Kau akan menikah dengan sepupumu, Katarina, semua anggota keluarga sudah menyetujuinya demi menjaga kemurnian darah dan keturunan." Setelah mengatakan itu, Lucius menyuapkan kentang tumbuk kedalam mulutnya dengan tatapan tenang tak terusik oleh ekspresi Draco yang tak terima.
"Kate? Tidak akan, dia wanita datar tak berjiwa, tak berekspresi, tak berperasaan. Jika kalian berfikir aku tidak bisa menikahi Astoria hanya karena pengakitnya, kalian tidak berhati nurani," ucap Draco panjang lebar yang hanya dihiraukan oleh ayahnya.
"Aku tidak mau menikah jika bukan dengan Astoria," tambah Draco merasa ruangan sangat hening.
"Demi Merlin, Draco! Gadis itu tidak bisa memiliki keturunan. Jika kau menikah dengannya, setahun dua tahun setelahnya dia akan mati," tegas Lucius yang amarahnya telah membuncah. Ia tidak suka ada yang menentangnya. Jika menurutnya itu pilihan terbaik, maka itu pilihan terbaik.
"Jangan pernah bicara seperti itu tentangnya," geram Draco menggenggam kuat sendok dan garpunya.
"Itu fakta, Draco! Semua orang sudah tahu tentang itu." Tak mau kalah, Lucius kembali mematahkan ucapan Draco.
Draco meletakkan sendok dan garpunya diatas piring, laki laki itu meninggalkan ruang makan yang suasananya tegang.
"Sekeras apapun kau menolak, kau akan tetap menikah, Draco!"
prolog dulu ya nanti update lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped: Darkest Side of The Malfoy
FanfictionKegelapan keluarga Malfoy telah menyebar keseluruh dunia sihir sejak perang dunia sihir ke dua yang membuat identitas mereka sebagai Death Eater terbongkar. Namun tak hanya itu. Ada banyak kegelapan lain yang ada didalamnya. Draco Malfoy harus meni...