Katarina menyambut kepulangan Draco dengan senyum diwajahnya seperti tak terjadi apapun hari kemarin. Ia berusaha untuk mengenyampingkan masalah perasaannya karena sekarang Draco mungkin masih lelah untuk menanggapi semua ucapannya.
Mengambil tas tangan yang dibawa Draco, Katarina juga membantu Draco melepaskan mantelnya. "Aku berkunjung ke Mansion sebentar kemarin," kata Draco.
"Yeah? Apa kata ayah dan ibu?" balas Katarina menyampirkan mantel Draco ditangan kanannya yang kosong.
"Mereka titip salam untuk Scorpius."
"Hanya Scorpius? Aku tidak percaya mereka memiliki penggantiku, bahkan tidak menanyakan kabarku?" Katarina mengernyit mendengar perkataan Draco. Karena itu sangat tidak mungkin, Katarina adalah anak favorit mereka.
"Tentu saja mereka menanyakan kabarmu." Draco tertawa pelan melihat tingkah Katarina yang masih menganggap dirinya sebagai anak favorit ayah dan ibunya walaupun tahu ia sekarang sudah memiliki anak.
"Dad!" Scorpius berlari dari kamarnya, melompat kepelukan Draco.
"Hei, Mate! Baru dua hari tidak bertemu, kau semakin berat," ujar Draco menyentuhkan dahinya dengan dahi Scorpius.
Melihat itu, Katarina jadi tak tega untuk marah pada Draco. Tapi itu haknya untuk marah. Katarina berhak marah mengetahui anaknya diberi nama oleh wanita lain, wanita yang berhubungan dengan suaminya walaupun wanita itu juga sahabatnya.
Be patient, Kate. Ini bukan saat yang tepat untuk marah. Katarina akan membiarkan Draco beristirahat dulu dan membiarkan Draco berasumsi jika semuanya baik baik saja.
"Scorp, kau tahu peraturan rumah ini. Dad harus mandi dulu, baru boleh bermain lagi," ucap Katarina. Wanita itu memang menjaga ketat kebersihan dirumahnya. Setiap dari luar rumah harus mandi dan ganti pakaian.
"Yes, Mum," kata Scorpius terpaksa. Ia melepaskan Draco dan pergi kekamarnya.
"Dia sangat bersemangat." Draco menatap Katarina yang ada disampingnya. Kasihan pada Scorpius.
"Rules are rules." Katarina meninggalkan Draco menuju kamarnya.
Wanita itu menggantungkan mantel suaminya ditempat gantungan mantel yang ada dikamarnya dan meletakkan tas tangan Draco diatas meja kerjanya. Dirumah mereka, Draco tidak memiliki ruang kerja khusus seperti Malfoy Manor atau Mansion di Scotland.
Katarina menyiapkan baju bersih untuk Draco berganti pakaian. Setelah itu ia duduk diatas sofa panjang yang ada dikamarnya sambil membaca majalah Muggle. Seperti keluarga Malfoy lainnya, Katarina tidak menyukai Muggle tapi lebih baik ia membaca majalah kecantikan Muggle dari pada Daily Prophet.
"Kate," panggil Draco saat ia baru saja masuk kedalam kamar.
"Yeah?" Katarina mengalihkan pandangannya dari majalah Muggle untuk menatap Draco.
"Maaf—"
"Nope, we've talked about this. Jangan pernah minta maaf, kita masih sama sama belajar dalam hal ini, aku tidak mau kau terus merendahkan dirimu, Draco. You're an amazing father and that's enough." Katarina memotong ucapan Draco karena tahu akan berakhir kemana percakapan ini.
Draco selalu meminta maaf setiap malam dan itu membuat Katarina muak. Katarina membenci kata maaf karena maaf tak bisa merubah apapun. Ia bersyukur Draco tahu dimana letak kesalahannya, tapi maksud Katarina adalah dari pada terus minta maaf lebih baik memperbaiki diri dan melanjutkan hidup.
"Thanks, Kate," kata Draco berlalu kedalam kamar mandi.
—————————
Hari keesokannya, Draco memilih untuk tidak bekerja dan bermain bersama Scorpius. Nicholas sempat marah karena pekerjaan mereka sedang menumpuk tapi Draco tidak ingin bekerja hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped: Darkest Side of The Malfoy
FanfictionKegelapan keluarga Malfoy telah menyebar keseluruh dunia sihir sejak perang dunia sihir ke dua yang membuat identitas mereka sebagai Death Eater terbongkar. Namun tak hanya itu. Ada banyak kegelapan lain yang ada didalamnya. Draco Malfoy harus meni...