Disinilah dia, memulai hidupnya kembali ditempat baru, orang orang baru, dan suasana baru.
Belakangan ini hidupnya seperti terombang ambing diatas kapal. Harus membuat keputusan untuk masa depannya dan anaknya. Inilah keputusannya, melanjutkan study nya untuk menjadi healer di Prancis.
"Jadi, ini rumah baru kita?" tanya Scorpius berdiri disamping Katarina memandangi apartmen kecil yang disewanya.
"Yup," jawab Katarina tersenyum pada Scorpius. "Ini tidak besar seperti Mansion kakek tapi ini rumah kita."
"Dimana kamarku?"
Katarina menunjuk satu kamar depan yang memang sejak awal sudah direncanakan untuk Scorpius. Apartmen ini hanya memiliki dua kamar. Menurut Katarina yang tinggal dan bertumbuh di Mansion, ukuran apartmen ini kecil baginya.
Scorpius berlari kekamarnya bersemangat membuat Katarina kembali menangis. Ia menangis bukan karena meratapi hidupnya, tapi menangis karena kasihan pada Scorpius yang harus tinggal di apartmen kecil seperti ini.
Sejak Scorpius lahir kedunia, Katarina tak pernah mempedulikan kebahagiaannya. Prioritasnya adalah kebahagiaan Scorpius. Ia tak berekspektasi jika Scorpius akan senang tinggal ditempat sekecil ini tapi kenyataannya anak itu sangat senang.
"Mum, where's Dad? Kau bilang dia akan menyusul." Kepala Scorpius muncul dari pintu kamarnya saat bertanya pada Katarina.
"Kemari," ucap Katarina duduk diatas sofa yang ada diruang tamu.
Scorpius yang tahu maksud ibunya hanya menurut mendatangi Katarina diruang tamu. Walaupun masih balita, Scorpius tahu jika ibunya tidak suka berbicara sambil berteriak karena tidak sopan.
Anak laki laki itu duduk berhadapan dengan ibunya dan bertanya, "Ada apa?"
"Aku yakin ayah akan datang, kau harus sabar menunggu tapi sebelum itu aku ingin kau menutup matamu, tidak boleh mengintip."
"Yeay! Surprise! Aku suka surprise!" kata Scorpius bersumringah bertepuk tangan.
"Aku akan memberitahumu kapan kau bisa membuka matamu, okay?"
"Okay!"
Scorpius mulai menutup kedua matanya dan anak itu juga menggunakan kedua tangannya untuk memastikan ia tidak mengintip seperti perintah ibunya.
Mengeluarkan tongkat dari saku mantelnya, dengan berat hati Katarina mengarahkan tongkatnya pada Scorpius.
"Obliviate."
——————————
"Scorp, aku ingin kau bertemu dengan seseorang jadi bersikap baiklah, mengerti?" ucap Katarina yang sedang mengoleskan selai stroberi diroti lapis Scorpius. Scorpius memiliki kecanduan lain yaitu selai stroberi tapi kali ini tidak separah selai kacang.
"Okey dokey, captain Mummy!" Scorpius meletakkan keempat jari didahinya memberi hormat pada Katarina.
"Sekarang makan sandwich mu, sebentar lagi tamu kita datang."
Scorpius menggigit satu gigitan besar pada roti lapisnya dan berusaha berbicara dengan mulut penuh membuat Katarina tak mengerti dengan ucapannya.
"Habiskan yang ada dimulut dulu baru bicara, jangan seperti orang rakus," celetuk Katarina.
"Sorry," ucap Scorpius setelah menelan semua makanannya. "Dia akan datang dan sarapan bersama kita?" tanyanya.
"Iya."
"Okay."
Scorpius melanjutkan memakan roti lapisnya. Sedangkan Katarina menunggu bell berbunyi. Sebenarnya acara sarapan belum dimulai, tapi Scorpius pengecualian karena ia mengatakan jika dirinya sangat lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped: Darkest Side of The Malfoy
FanfictionKegelapan keluarga Malfoy telah menyebar keseluruh dunia sihir sejak perang dunia sihir ke dua yang membuat identitas mereka sebagai Death Eater terbongkar. Namun tak hanya itu. Ada banyak kegelapan lain yang ada didalamnya. Draco Malfoy harus meni...