Tahun kedua ulang tahun Scorpius tapi keluarga Malfoy tidak mengadakan pesta seperti tahun lalu, hanya Katarina, Narcissa, Elvira, Lucius, Axeras dan pastinya Scorpius yang berulang tahun.
Mereka hanya membeli kue dan beberapa balon. Hadiahnya pun tak sebanyak tahun lalu, hanya dari orang orang terdekat yang mengirimkan hadiah, seperti Nicholas dan Sophie, Mattheo, Pansy, Theo, Blaise, Gregory, Vincent, dan Daphne.
Draco tidak ikut merayakan ulang tahun Scorpius sebab sudah beberapa hari ini ia mengunci diri diperpustakaan Manor.
Sekitar satu bulan yang lalu mereka mendapat kabar tak enak. Astoria tidak lagi bersama mereka. Kutukan keluarga yang dideritanya selama ini menggerogoti jiwanya. Astoria meninggal diusia yang sangat muda.
Kabar itu tentu saja memukul Katarina. Astoria satu satunya sahabat yang ia miliki, walaupun terkadang Katarina sedikit jengkel tapi ia tak pernah membenci Astoria.
"Ini kado dari ayah." Katarina memberikan sebuah kotak pada Scorpius. Kado itu tidak dari Draco, Katarina membelinya sendiri jadi ia membeli dua kado untuk Scorpius. Ia hanya tidak ingin Scorpius berpikir ayahnya tidak peduli padanya.
"Say thanks to Daddy," kata Scorpius. Aksen bayinya masih belum hilang dan hanya Katarina dan Draco yang mengerti ucapannya.
"I will," balas Katarina tersenyum hampa. Ia tak tega melihat anaknya sekarang. Dihari ulang tahunnya, ayahnya lebih memilih untuk merenung sendirian bersedih untuk kematian kekasihnya. Apa yang akan Scorpius lakukan jika ia nanti mengetahui dan mulai mengerti dengan kondisi ayah dan ibunya yang sebenarnya hanya berpura pura bahagia.
"Okay, sudah malam, ayo masuk kekamar," ajak Elvira yang sepertinya disetujui oleh Narcissa.
"Benar kata grandma El. Besok saja membuka kadonya." Narcissa dan Elvira mengantar Scorpius kekamarnya. Lucius dan Axeras meninggalkan Katarina diruang tengah menuju kamar mereka masing masing.
Alih alih pergi kekamarnya, Katarina mengetuk pintu perpustakaan sampai ia bisa mendengar Draco berkata, "Masuk."
Katarina hanya ingin memeriksa keadaan Draco, tadi ia sudah mengantarkan makan malam untuknya. "How's your feeling?" tanya Katarina berdiri dibelakang kursi yang diduduki Draco.
"Aku tidak tahu," jawab Draco tak acuh, pandangannya masih fokus pada buku yang dibacanya. Inilah kenapa Draco pintar, saat sedih pun ia memilih untuk membaca buku.
"Kau bisa meminta bantuanku, kau tahu." Katarina mengusap pelan pundak Draco agar Draco merasa nyaman. Karena Katarina merasakan jika Draco sangat tegang belakangan ini dan itu pasti membuatnya sangat lelah.
Draco tak menjawab perkataan Katarina. Ia terus membaca dan membaca bukunya. Lembar demi lembar telah dilewatinya dan usapan tangan Katarina membuatnya sedikit tenang.
"It's okay, Draco, kita semua kehilangan. Kau, aku, tapi ada baiknya tidak terjebak dimasa lalu, change and grow." Katarina menyandarkan kepalanya dipuncak kepala Draco. Usapan tangannya pada pundak Draco tak kunjung berhenti.
Draco menarik perlahan tangan Katarina, memposisikan wanita itu diatas pangkuannya dan memeluknya. "I- Aku tidak tahu apa aku bisa hidup tanpanya," ucapnya.
"Tidak akan tahu jika tidak dicoba, aku akan membantumu, percaya padaku," balas Katarina mengusap kepala Draco pelan.
"I don't know, Kate, she's my weakness."
"Let her go, dia tidak menderita lagi disana dan dia akan senang melihatmu bahagia. Ada banyak hal yang masih membutuhkanmu, Scorpius contohnya. He needs you."
Draco tak merespon ucapan Katarina, ia hanya menikmati usapan tangan Katarina dipunggungnya yang membuatnya merasa lebih tenang sekarang.
"Kau ingin tidur dengan Scorpy? Aku akan memindahkannya kekamar kita jika kau mau," ujar Katarina. Ia terus berusaha untuk membuat Draco kembali tidur dikamar bersamanya namun Draco terus menolak dengan alasan ia ingin sendiri untuk sementara waktu. Mungkin jika membawa Scorpius kekamar mereka, Draco akan meruntuhkan temboknya.
"Yeah, that's a good idea," balas Draco.
"Okay." Katarina mengecup pipi Draco, keluar dari perpustakaan menuju kamar Scorpius.
Katarina memindahkan Scorpius dengan hati hati agar anak semata wayangnya itu tidak terbangun dari tidurnya yang sudah lelap. Ia meletakkan Scorpius diatas kasur king size yang ada dikamarnya lalu pergi memanggil Draco.
"He looks so peaceful," kata Draco saat ia kembali kekamar melihat Scorpius tertidur diatas kasurnya.
"Just like you. Dia sangat mirip denganmu, dia sama sekali tidak mengambil genku." Katarina sudah duluan berada diatas kasurnya sambil mengusap kepala Scorpius dengan pelan.
"Tidak. Dia memiliki senyummu, aku yakin aku terlihat mengerikan saat tersenyum tapi kau... dia memiliki senyummu, Kate."
"Lay down," ucap Katarina hampir berbisik. Draco mengikuti perkataan Katarina, ia berbaring disamping Scorpius membuat posisi balita itu berada ditengah tengah.
"Happy birthday, my boy, sorry i couldn't make it, sorry i didn't brought you gifts," Draco berbisik ditelinga Scorpius yang pastinya tidak akan mendengar ucapan Draco.
"Aku membelikannya hadiah atas namamu, jadi sepengetahuannya kau memberi dia hadiah," bisik Katarina tak ingin membangunkan anaknya jika ia bicara terlalu keras.
"Thanks, Kate. Aku ayah terburuk yang pernah ada."
"Don't say that. Kita masih belajar, aku tahu kau belum siap dengan semua ini begitu juga aku, but im here to help you, we're helping each other." Katarina tersenyum dengan senyum tertulusnya. Saat ini ia tak bisa lagi berharap apapun selain memperbaiki semua yang telah terjadi.
Inilah kehidupan mereka sekarang. Mereka sudah diberikan kepercayaan untuk menjaga seorang bayi laki laki dan itulah mereka, ayah dan ibu. Sebagaimana pun mereka tidak menginginkan ini, mereka harus tetap menjalankan tugas mereka sebagai ayah dan ibu.
"Kate, i'm sorry. Aku belum bisa menjadi apa yang kau inginkan, aku belum berubah seperti yang kau inginkan, tapi percayalah aku ingin... aku hanya tidak tahu caranya," ujar Draco mengusap wajah Katarina perlahan.
"It's alright, don't too hard on yourself. Aku mengerti semuanya butuh proses, kau harus yakin jika kau tidak sendirian," balas Katarina meletakkan tangan mungil Scorpius diatas tangan Draco yang berada dipipinya.
Suasana menjadi sunyi saat mereka kehabisan topik pembicaraan. Katarina perlahan menutup kedua matanya tak bisa menahan rasa kantuknya lagi. Mereka berada diposisi yang sama sampai pagi, hanya Scorpius yang berpindah yang tadi malam memeluk ibunya dan saat pagi ia memeluk ayahnya.
Katarina bangun untuk menyiapkan sarapan meninggalkan Scorpius yang masih tertidur bersama Draco.
Catarina-Anova Elvira Grace Malfoy
&
Draconis Lucius Malfoy
are their actual-full name in this fanfictjadi... mau cepet cepet update nya apa biar lama lama aja? kalo buru buru takutnya gak bagus, kalo agak lama kan bisa direvisi berulang ulang...
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped: Darkest Side of The Malfoy
FanfictionKegelapan keluarga Malfoy telah menyebar keseluruh dunia sihir sejak perang dunia sihir ke dua yang membuat identitas mereka sebagai Death Eater terbongkar. Namun tak hanya itu. Ada banyak kegelapan lain yang ada didalamnya. Draco Malfoy harus meni...