OO4: Champagne Night

1.3K 101 11
                                    

"Dari mana saja kau?" tanya Draco saat Katarina baru saja masuk kedalam rumahnya. Draco duduk diatas sofa diruang tamu dengan koran Daily Prophet dan secangkir teh diatas meja.

"Bukan urusanmu." Katarina melanjutkan jalannya tak acuh pada Draco.

"Serius, Kate, kau dari mana? Aku khawatir sebagai sepupumu, jika Nicholas tahu kau tidak pulang, dia bisa membunuhku." Draco meletakkan korannya. Mungkin begini rasanya menjadi Katarina saat ia tidak pulang dua hari.

"Sudah kukatakan bukan urusanmu, Draco. Aku pulang, masih hidup, itu sudah cukup membuatmu tidak dibunuh Nicholas." Katarina menghempaskan semua tas belanjaannya kesal sebab ia tak pernah bertanya kemana Draco pergi saat laki laki itu tidak pulang dua hari kadang tiga hari.

"Kau punya om om gadun, eh?" telisik Draco mencurigai Katarina.

"Apa?! Tahu dari mana kau om om gadun?"

"Orang orang bicara."

"Tidak, aku bukan pelacur. Ini semua dari Mattheo," jawab Katarina merasa pipinya mulai memanas mengingat apa yang ia lakukan dengan Mattheo semalam. Ia masih teringat jelas bagaimana rasa bibir Mattheo dibibirnya.

"Riddle disini? Kenapa dia tidak memberi tahuku?" ucap Draco bermonolog.

"Karena kau tidak penting, dia hanya memberi tahuku bahkan dia tidak memberi tahu ibunya." Katarina mengangkat kembali semua tas belanjaannya, membawanya kekamar tidurnya meninggalkan Draco yang ternyata membuntutinya.

"Tapi aku temannya, setidaknya dia memberitahuku."

"Temannya yang menikahi mantan kekasihnya, kau fikir dia masih mau berteman denganmu?"

"Kau masih berteman dengan Astoria!"

Katarina mengeluarkan semua belanjaannya dari paperbagnya masing masing. Kebanyakan yang ia beli adalah pakaian karena Draco tak pernah membelikannya!

"Itu berbeda, Draco. Astoria wanita yang baik, dia ingin kau bahagia tapi aku tidak bisa membuatmu bahagia seperti kau bersamanya. Berbeda dengan Mattheo," ucap Katarina.

"Kau kembali dengannya? Jangan salah paham, aku senang jika kau kembali dengannya."

"No, it's too complicated and too risky. Jika aku bersamanya, kemungkinan besar aku memiliki anak dengannya bukan denganmu sedangkan orang tua kita ingin keturunan murni."

"Kau mau punya anak dariku? Memikirkannya saja aku merasa mual, maksudku... kau sepupuku, sudah kuanggap seperti adikku, tidakkah menurutmu aneh?"

"For our parent's sakes, i don't care."

——————————

"Malam ini aku tidak pulang, kemungkinan tidur di Manor atau dirumah Astoria," ucap Draco sibuk memakai mantelnya. Katanya ia ada urusan properti keluarga mereka yang sama sekali tak dimengerti oleh Katarina.

Keluarga Malfoy dikenal memiliki bisnis properti yang besar. Dengan terikatnya keluarga mereka dengan keluarga kerajaan Inggris, membuat keluarga mereka memiliki kuasa. Kuasa untuk merebut tanah hak milik orang lain. Tidak bisa sepenuhnya disebut "merebut" karena mereka membayar rendah namun menjualnya dengan harga fantastis.

Itu yang dilakukan Draco dan Nicholas mengingat mereka berdua keturunan laki laki pertama dikeluarga.

"Terserah, seperti biasa juga begitu." Katarina tak acuh, ia meminum tehnya sambil membaca buku diruang tengah rumah mereka.

Draco pergi begitu saja meninggalkan Katarina tanpa mengatakan apapun setelah memberi tahu jika ia tidak akan pulang malam ini.

Katarina sudah terbiasa akan hal itu. Kadang Draco tidak pulang tiga hari pun ia tak pernah mempermasalahkannya. Selagi orang tua mereka tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Trapped: Darkest Side of The MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang