Pertemuan tak mengenakan🐾

391 24 3
                                    

Aldo wijaya, seorang pria mapan dengan menjadi direktur perusahaan dibawah naungan nya sendiri, berasal dari keluarga kaya raya namun tidak mengandalkan
kekayaan keluarganya dalam mengurus usahanya untuk membangun perusahaannya sekarang ini.

  Aldo wijaya, seorang pria mapan dengan menjadi direktur perusahaan dibawah naungan nya sendiri, berasal dari keluarga kaya raya namun tidak mengandalkan kekayaan keluarganya dalam mengurus usahanya untuk membangun perusahaannya sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldo wijaya, memilik paras yang sangat tampan meskipun usianya sekarang menginjak 31 tahun, namun tidak mengurangi kadar ketampanan nya sedikit pun. Namun, meskipun memiliki wajah tampan, karir dan pekerjaan yang sangat mapan tidak selamanya membuat hidupnya bahagia dan tenang.

Aldo selalu di hantui oleh kedua orang tua nya dengan pertanyaan 'kapan menikah'. Pertanyaan itu, membuat aldo stres tiap bertemu dengan orang tua nya, dan beruntung bagi nya tidak tinggal bersama orang tua nya, jika tidak, ia bisa saja gila jika di tanyai hal yang sama tiap hari nya.

Bukan hal yang sulit untuk aldo mendapatkan pasangan, banyak wanita di luar sana yang mengantri menjadi calon pendampin aldo, namun, aldo tidak mempunyai cukup waktu hanya sekedar untuk berkenalan atau berkencan dengan seorang wanita, ia cukup sibuk dengan pekerjaan nya.

Hal ini, menyebabkan orang tua nya mengambil tindakan mengancam aldo, mereka mengancam akan menjodohkan aldo dengan anak gadis dari sahabat kedua orang tuanya, dan kabar itu membuat aldo yang sedang berada di kantor untuk bekerja menjadi tidak fokus.

**
Di kantor.

Aldo, duduk di meja yang didepan meja tersebut tertulis nama nya 'Aldo Wijaya' 'direktur Utama'. Namun, ia sedang tidak bersemangat seperti biasanya saat ia bekerja di hari-hari sebelumnya.

"Ada apa dengan mu aldo?". Tanya asisten aldo yaitu Reza, yang juga teman dekat aldo sejak SMA dan menjadi asisten aldo di perusahaan ini sejak 5 tahun lalu.

"Za, saya sedang pusing memikirkan orang tua saya". Ujar aldo sambil memegang kepalanya, ia benar-benar terlihat pusing sekarang.

"Pusing kenala do? Orang tua kamu meminta kamu menikah? Bukannya itu sudah menjadi hal yang biasa?". Tanya Reza, ia tau betul apa yang di alami oleh aldo akhir-akhir ini, namun tidak untuk kali ini, ia kebingungan melihat BOSS sekaligus temannya ini sepertinya sangat pusing dan stres

"Karna hal itu za! Orang tua saya mengancam saya, mereka ingin menjodohkan saya dengan anak sahabat nya yang bahkan saya tidak tahu siapa". Ujar aldo terdengar sangat pusing dengan hal itu.

" wah! Orang tua mu benar-benar ingin kamu menikah do! Sebaiknya kamu turuti saja!". Ujar Reza yang ikut prihatin melihat kondisi temannya ini, Reza ingin membantu tetapi ia tidak memiliki kenalan wanita terlebih lagi, selera wanita seorang aldo sangat berbeda, dan Reza hanya mengenal seorang wanita yaitu istrinya, Reza sudah menikah.

"Bagaimana menikah! Pasangan saja saya tidak punya? Bagaimana ini za, saya sangat bingung sekarang, saya bahkan tidak bisa fokus bekerja sekarang". Ujar aldo terlihat benar-benar frustasi

"Sebaiknya kamu pulang saja do, biar urusan kantor saya yang menangani nya, kamu istirahat saja di apartemenmu dan memikirkan ini dengan baik dan benar". Ujar Reza memberi saran.

"Baiklah, kalau begitu saya pulang dulu za! Maaf ya saya tidak bisa bekerja hari ini, saya benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang". Ujar aldo sambil memberes kan barang-barangnya dan bangkit meninggalkan kantornya

"Iya do, hati-hati ya". Ujar Reza dan hanya dibalas dengan anggukan oleh aldo.

**
Kini aldo, sedang menyetir mobilnya menuju arah apartemennya. Namun, sebelum itu ia ingin mampir ke minimarket yang berada di dekat sebuah kampus yang kebetulan dekat dengan daerah apartemen miliknya.

Aldo turun dari mobilnya, dengan masih menggunakan pakaian kantor nya yang rapi membuat ia menjadi pusat perhatian, karna di sana terdapat banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang berbelaja atau sekedar duduk mengobrol dengan temannya. Walau pun menjadi pusat perhatian, aldo tidak peduli.

Aldo dengan langkah santai nya masuk menuju minimarket itu, dan berjalan menuju kulkas dan mengambil sebuah botol kaleng.

Namun, saat aldo berpindah di rak cemilan, ada sebuah tangan yang menepuk pelan pundaknya.

"Om! Boleh minta tolong ambilin itu dong". Ujar seorang gadis sambil menunjuk sebuah cemilan yang berada di rak paling atas, gadis itu tidak bisa mengambilnya dikarena kan tinggi badannya yang tak bisa mencapainya.

Walaupun aldo sedikit kaget saat ada yang menepuk pundaknya, akhirnya ia membantu gadis itu mengambil cemilan itu dan memberikannya lada gadis itu.

"Makasih om!". Ujar gadis itu sambil tersenyum

"Saya tidak setua itu untuk kamu panggil om". Ucap aldo dengan wajah datarnya

"Yaa mana saya tahu om, kan saya nggk tau om siapa, makanya saya panggil om pake sebutan om". Ucap gadis itu dengan polosnya

"Saya bilang saya nggk setua itu untuk kamu panggil om! Lagipula sejak kapan saya menikahi tante kamu sampai kamu memanggil saya om". Ujar aldo sedikit sewot

"Kalem om! Maaf deh om! Btw makasih ya om bantuannya". Ujar gadis itu lalu balik badan dan kabur menuju kasir, ia kabur agar tidak di marahi oleh aldo lagi.

"Hey! Saya bilang-". Omongan aldo terpotong saat gadis itu lari menuju kasir

"Dasar anak jaman sekarang!". Ucap aldo lalu mengambil sebuah cemilan dan berjalan menuju kasih

Kini, aldo berdiri tepat di belakang gadis itu yang sedang membayar belanjaannya.

"Jadinya total semuanya 450 ribu kak, apa ada tambahan lain, Ind*mie nya kak sedang diskon, beli satu dapat satu, silahkan". Ujar kasir itu menawarkan promo diskon pada gadis itu

"Nggk kak makasih, itu aja, ohya! Bisa debit nggk? Aku lupa bawa dompet, jadinya aku nggk ada cash sekarang". Tanya gadis itu pada sang kasir

"Mohon maaf kak, alat untuk pembayaran debit sedang rusak, dan sistem Qr kami sedang eror kak". Ujar sang kasir, dan kini gadis itu menjadi resah karna bingung bagaimana ia akan membayar belakangan nya ini.

"Hitung belanjaan saya mbak, yang ini, biar saya aja yang bayar". Ujar aldo sambil meletakan barangnya didepan kasir, lalu kasir itu mulai menghitung belanjaan aldo dan gadis itu

"Eh om! Nggk usah Om". Ujar gadis itu

"Saya bantu kamu biar saya cepat pulang! Nggk usah geer". Ujar aldo pada gadis itu

"Totalnya 550 ribu pak, ada tambahan?". Ujar kasir itu

"Nggak itu saja mbak, ini ya". Ucap aldo lalu memberikan uang cash pada kasir itu.

Gadis itu merasa tidak enak di bantu oleh pria asing yang tidak ia kenal.
Setelah selesai membayar, aldo mengambil belanjaannya dan segera meninggalkan minimarket itu.

"Om! Tunggu om". Ujar gadis itu mengejar aldo

"Apa? Berapa kali saya bilang! Jangan panggil saya om! Saya bukan suami tante kamu!". Ujar aldo ketus

"Hehe.. maaf om-eh, kan jennie nggk tau nama om siapa". Ujar gadis itu tanpa sengaja menyebutkan namanya

"Nama saya aldo, sudah ya saya mau pulang, kalau kamu mau berterima kasih karna tadi, saya ucapkan sama-sama, dah kan?". Ujar aldo

"Ih om aldo mah, bukan gitu, aku mau minta rekening om aldo biar aku bisa ganti uangnya". Ujar gadis yang bernama jennie itu

"Nggk usah, dan perlu sya ingati sekali dan terakhir kalinya! Jangan panggil saya OM!". Ujar aldo kesal

"Udah ya saya pulang dulu". Ucap aldo aku meninggalkan jennie begitu saja dan segera menaiki mobilnya.

"Ih sih om galak amat ya! Sayang ganteng-ganteng tapi galak". Ujar jennie

"Tapi emang sih nggk keliatan tua tapi kan auranya keliatan banget dah dewasa". Ucap jennie pada dirinya sendiri

"Oh iya, gimana dong ini? Aku harus ganti uang om aldo itu, apa aku minta tolong anak buah papi buat cari tau om itu ya?". Ujar jennie lalu mengirim pesan pada asisten papi nya untuk mencari informasi mengenai aldo.

Menikahi Gadis ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang