Mengobrol

88 16 1
                                    

Setelah menyelesaikan makan malam bersama, kedua belah pihak keluarga dari aldo maupun jennie, masih nyaman untuk mengobrol entah mengenai keluarga, pekerjaan dan masa lalu mereka. Jennie maupun aldo Hanya diam mengamati kedua orang tua mereka.

Hingga akhrinya, aldo angkat bicara.
"Maaf sebelumnya, aldo ingin ngobrol sama jennie, berdua aja, boleh?". Ujar aldo meminta izin pada kedua orang tua mereka.

Dan tentu saja, langsung di setujui oleh kedua orang tua tersebut, sedangkan jennie bingung, apa yang akan aldo katakan padanya. Aldo pun berdiri, memberi interupsi pada jennie agar mereka pindah tempat ke tempat yang agak jauh dari orang tua mereka, agar mereka leluasa untuk mengobrol.

***
Dan disinilah mereka, ditaman belakang restoran itu, di temanin oleh bintang dan suara air mancur yang berasal dari kolam kecil yang berisikan ikan Koi disudut taman.

Aldo maupun jennie, sama-sama masih larut dalam pikiran masing-masing, bahkan sejak 30 menit yang lalu mereka duduk ditempat itu, mereka masih terdiam.

"Jennie". Ujar aldo memanggil jennie yang duduk disampingnya, lalu jennie yang awalnya melamun sambil menatap bintang yang terlihat sangat indah malam ini pun menoleh kearah aldo.

"Ya?". Ujar jennie sambil menatap ke arah aldo.

"Maafin saya, saya belum bisa menolak perjodohan ini secara langsung". Ujar aldo merasa bersalah kepada jennie karna tidak bisa menolak perjodohan ini secara langsung, lalu jennie pun tertunduk menatap heels hitam yang ia kenakan sekarang.

"Nggak apa-apa kok mas, jennie juga nggak bisa nolak". Ujar jennie sambil menatap heels nya.

"Tapi, seharusnya saya bisa nolak ini sebagai laki-laki, tapi malah saya ngusulin ide konyol kayak tadi". Ujar aldo masih merasa bersalah.

"Nggak apa-apa mas, ini udah takdir, kalau di paksa buat nolak pun, kita juga bakal di paksa buat nerima". Ujar jennie dengan tulus

"Cuman, jennie mikirnya, jennie belum pantes aja buat mas aldo, mas aldo udah mapan, dewasa, eh malah di jodohkan sama jennie yang masih kuliah di semester". Ujar jennie dengan suara sedihnya

"Saya juga mikirnya gitu jen, kamu masih muda, masih panjang perjalanan kamu, saya nggak mau ujung-ujungnya kamu malah ngurusin saya, saya bakal usahain perjodohan ini nggk akan terjadi apalagi sampai nikah". Ujar aldo berusaha meyakinkan jennie dan dirinya sendiri.

"Nggak apa-apa mas, kalau memang nggak bisa, kuta jalanin aja dulu, lagian masih ada 3 bulan untuk kita saling kenal, beda sama kakak aku dulu, setelah dikenalin nggk lama kemudian langsung dinikahin". Ujar jennie mengingat bagaimana kisah pedih kakaknya dulu.

"Kakak kamu juga dijodohkan?". Ujar aldo penasaran

"Iya mas, orang tua ku itu sangat pemilih kalau masalah pasangan untuk anaknya, dan juga masalah saham". Ujar jennie membuat aldo ikut mengerti, ternyata kedua orang tua mereka sama saja.

"Walau mungkin terdengar mustahil, saya bakal tetap berusaha untuk membatalkan perjodohan ini jen, ini untuk kebaikan kita". Ujar aldo kepada jennie

"Itu terserah keputusan mas sendri, aku ngikut aja, tapi aku nggk bisa bantu mas, orang tua aku selalu mengawasi pergerakan aku". Ujar jennie memberitahu aldo keadaannya, bagaimana orangtua jennie mengekang jennie dan secara bersamaan juga memanjakan jennie.

"Yaudah, tadi ibu saya sudah mengirim kan nomor telpon kamu dan saya yakin mama kamu juga sudah mengirim kan nomor telpon saya, kamu nanti bisa langsung kirim kan saya jadwal kuliah kamu, agar saya bisa mengantar dan menjemput kamu, dan saya juga akan mengirim kan jadwal makan siang saya". Ujar aldo kepada jennie.

Menikahi Gadis ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang