12. "GUE INI CUMAN ANAK BIASA, YANG PENUH TUNTUTAN DARI ORANG TUA."

8.9K 826 1.5K
                                    

Hi selamat datang dan selamat membaca part ini semoga suka ya! 💌⚘

Maaf ya telat update banget, semoga tetap stay sama cerita ini :)

Sebelum membaca ayo vote terlebih dulu dan tinggalkan komentar kalian untuk part ini🧁

Beberapa chapter akan di private, so follow wattpad aku dulu ya! <3

• • •

12. “Gue Ini Cuman Anak Biasa yang Penuh Tuntutan Dari Orang Tua.”

Starla ingat saat dirinya di kunci di dalam kamar karena dirinya ketahuan memakan cokelat oleh Mamanya, saat itu dirinya hanya bisa menangis dan menuruti perkataan Mamanya untuk diam di dalam kamar setelah Mamanya memarahinya. Saat itu yang ada di dalam pikirannya adalah Mamanya akan membukanya-tidak akan lama. Tetapi, dari langit yang awalnya terang menjadi gelap pun Mamanya tidak kunjung membukanya. Starla kelaparan, sebelum di marahi oleh Mamanya Starla hanya makan cokelat setelah itu sampai malam pun tiba Starla belum makan apapun.

Dengan tangannya yang kecil Starla menangkup wajahnya, perutnya lapar tetapi pintu belum juga di bukanya. Setelah ini Starla kecil berjanji, berjanji untuk tidak membuat Mamanya marah lagi kepadanya perihal cokelat.

"Ma ... gelap. Disini gelap."

"Aku takut gelap."

Starla bangun dari tidur lelapnya dengan napas yang terengah-engah. Keningnya berkeringat menandakan mimpi dan ketakutan yang baru saja di alaminya seolah nyata dibuatnya. Starla memijat keningnya pelan sembari melihat jam loker yang berada di samping tempat tidurnya.

Jam 7 pagi. Dan hari sudah terang.

Starla menungkupkan kepalanya di bawah lipatan tangan yang di buat olehnya dengan kedua kaki yang ia rapatkan. Mimpi Starla kecil di kurung sampai malam di bawah kegelapan menjadi ketakutan tersendiri olehnya. Sejak saat itu dirinya menjadi takut akan kegelapan dan terkadang serangan paniknya muncul.

Starla menegakkan tubuhnya dan mulai menghela napasnya. Benar ucapan Milan semalam bahwa sehabis cowok itu mengajaknya jalan-jalan dirinya tidak ada waktu untuk overthinking. Dirinya sempat merenung sebentar akan kondiri rumahnya lalu terlelap sampai mimpi buruk kian menghantuinya.

Starla tersontak ketika mendengar suara berisik dari arah luar kamarnya. Jantungnya kini berdegup kencang kembali lalu pikirannya tertuju kepada pesan Mamanya kemarin. Apakah hari ini saatnya Mamanya membawa abangnya pergi dari rumah ini?

"Tunggu Starla bangun. Gue enggak suka di paksa, jangan sampai gue acak-acak rumah ini kalau lo dengan beraninya ambil seenaknya ambil barang gue tanpa izin."

Starla melihat Mamanya memijat keningnya pusing lalu memilih duduk dengan lemas di ruang tamu sambil menundukkan kepalanya. Lalu Starla melihat banyak koper di samping tempat Nathan berdiri.

"Kamu berubah, Nak. Sejauh ini ..."

"Kenapa? Kaget? Kemarin-kemarin kemana aja disaat gue masih menganggap kalian sebagai keluarga? Baru sekarang datang dan ngucapin dengan mudahnya bahwa kalian akan pisahin gue dan Starla."

Starla menuruni tangga dengan cepat. Nathan yang mendengar suara langkah kaki pun membalikkan tubuhnya mengahadap Starla sepenuhnya.

"Nath yang sopan ngomong sama Mama," pinta Starla sambil mendongak menatap abangnya.

Nathan mundur sedikit yang membuat tangan Starla yang sempat memegang legannya agar membujuk Nathan berbicara sopan kepada Mamanya itu terlepas lalu mengusap wajahnya sekali dengan kasar tanpa melihat Starla.

BENUASTARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang