Hi selamat datang dan selamat membaca part ini semoga suka ya! 💌⚘
Sebelum membaca ayo vote terlebih dulu dan tinggalkan komentar kalian untuk part ini🧁
Baca part sebelumnya dulu yuk kalau kalian lupa sama alurnya ⚘
Beberapa chapter akan di private, so follow wattpad aku dulu ya! <3
• • •
"Capek mengikuti kemauan orang tua dan egoisnya saat di paksa mengikuti kemauan orang tua, mereka tidak mengerti kapasitas yang anaknya miliki." -Melvano Benua Alterio
15. Not Fine.
MILAN menutup pintu gerbang rumahnya setelah memakirkan motor besarnya di garasi. Sebelumnya Milan memang keluar dengan sengaja pergi ke kafe kepunyaan Calvin tetapi sekarang ada sesuatu yang membuat kepalanya penuh ketika dirinya pulang dan melewati rumah Starla yang hanya berjarak lima rumah di samping rumahnya.
Rumah Starla tampak gelap ketika Milan melihatnya dari luar. Biasanya Milan tidak pernah melihat rumah Starla yang gelap, sekalipun Starla pulang malam karena berjualan bunga rumahnya tampak terang di bagian taman kecil rumahnya. Tetapi, kali ini benar-benar gelap seolah tidak berpenghuni.
Milan bukannya tidak mengetahui bahwa kedua orang tua Starla dan Nathan benar-benar berpisah. Milan mengetahuinya ketika dirinya bertanya kepada Nathan mengapa Abang dari Starla itu mengungkapnya khawatir berlebih kepada Starla? Nathan mengungkapkan bahwa kedua orang tuanya telah berpisah dan sekarang Starla ikut Papa dan Nathan ikut dengan Mamanya. Mereka berdua di pisah sekarang.
Tidak ada seseorang yang baik-baik saja ketika mendengar orang tuanya telah memutuskan untuk berpisah.
"Lo masih jualan bunga, La? Jam segini?" monolog Milan. Cowok itu berpikir mungkin Starla masih berjualan bunga.
Milan menghapus kata-kata di ponselnya yang menampilkan nama Starla berulang kali sambil berdecak ringan. Dimulai dari ;
Masih kerja?
Rumah lo gelap lo ada di rumah La?
Pulang.
Abang lo nanyain kabar. Lo dimana sekarang?
Udah ngerjain tugas?Milan akhirnya menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya setelah menghapus semua perkataan yang ia pikirkan. Milan tidak jadi mengirim pesan kepada Starla. Ego nya terlalu besar mengingat dirinya dan Starla sempat beradu pembicaraan tadi pagi di sekolah. Milan tetap pada pendiriannya untuk menyadarkan Starla agar tidak jatuh terlalu dalam kepada Benua.
Walaupun pertemanannya yang sudah goyah belakangan ini.
Mengetuk jarinya di antara bangku yang di dudukinya lalu Milan membuat satu keputusan. Cowok itu mengambil ponselnya kembali lalu mengetik dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUASTARLA
Teen Fiction[ BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] "Tentang aku dan kamu, yang tak akan pernah menjadi kita." Benua. ©copyright by NisaRahmahdanii