16. JANGAN CIPTAKAN RASA SAKIT

8.4K 846 2.1K
                                    

Hi selamat datang dan selamat membaca part ini semoga suka ya! 💌⚘

Sebelum membaca ayo vote terlebih dulu dan tinggalkan komentar kalian untuk part ini🧁

Baca part sebelumnya dulu yuk kalau kalian lupa sama alurnya ⚘

Untuk dapetin notif aku update follow wattpad aku dulu ya! <3

Pelan-pelan ya bacanya! Jangan ada yang kelewat entah itu narasi atau pun dialognya oke?

• • •

16. Jangan Ciptakan Rasa Sakit.

STARLA mendorong sepeda kesayangannya dengan langkah pelan dan berhenti di depan rumah yang cukup besar di isi oleh dua orang di dalamnya. Peluh keringat di pelipisnya tak mengurngkan niatnya untuk segera pulang sehabis dari rumah sakit walaupun langit yang jauh di atas kepalanya sudah berubah warna menjadi gelap.

Dari luar Starla dapat melihat pekarangan rumah diisi oleh lampu kecil di pinggirannya yang mengingatkan Starla lima belas tahun yang lalu saat dirinya masih kecil dan bermain di pekarangan rumahnya. Dulu, sebelum keluarganya pindah ke tempat yang menjadi rumahnya sekarang.

Rumahnya sewaktu kecil tidak pernah di jual. Yang Starla ketahui rumahnya hanya di bersihkan secara rutin dan sekarang rumahnya di tempati oleh Mamanya dan Abangnya.

Starla merasakan semuanya seperti mimpi. Mimpi buruk saat Papa dan Mamanya tidak bisa bersama lagi.

"Gue seneng kalau sekarang Nathan udah jauh lebih bahagia tinggal sama Mama," guman Starla kecil.

Starla merasakan angin malam semakin kencang masuk ke dalam tubuhnya. Entah berapa lama Starla berdiri sambil memandang rumahnya, dulu. Starla mulai mengeratkan cardigan pink-nya lalu berjalan sedikit meninggalkan rumah Mamanya.

Starla tidak berani mengganggu Mama dan abangnya. Mereka sudah bahagia. Tidak ada lagi suara pecahan kaca atau teriakan kencang sewaktu keluarganya utuh. Sekarang waktunya Starla membenahi dirinya sendiri untuk membuat bahagia, menyenangkan dirinya sendiri. Walaupun rasanya sulit karena kebahagiaannya telah hilang meninggalkan dirinya sendiri.

Starla menyipit saat lampu menyorot ke arahnya dan Starla dapat melihat sebuah motor besar berhenti tepat di depannya. Dan kini mulai melepas helmnya. Dari tempat Starla berdiri dapat melihat seseorang yang dua minggu di rindukan itu turun dari motor besarnya lalu berjalan-setengah berlari menghampirinya.

"Starla!"

Starla merasakan seseorang yang kini mendekapnya seperti nyata. Benarkah? Atau Starla hanya bermimpi? Kalau iya tolong jangan bagunkan Starla.

"Nathan ..." Starla menyahut.

Nathan melepaskan dekapan kerinduannya dan melihat wajah adiknya yang tampak lelah dan sedikit pucat itu. Kini wajah Nathan terlihat khawatir. Tangannya bahkan memegang lengan adiknya.

"La ... gue enggak ngerti kenapa lo nekat kesini sendirian. Lo enggak liat ini jam berapa? Kalau ada yang jahatin lo di jalan menuju kesini gimana, La? Lo pernah enggak mikir sampai sana?" Nathan berucap dengan sedikit membentak serta menaikkan suaranya.

BENUASTARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang