55 - Kembali Pulang

234 28 2
                                    


Ia masih berusaha untuk menghubungi Noah, sahabatnya sendiri. Satu-satunya manusia yang nomor kontaknya selalu ia hafal di luar kepala. Padahal, ia sama sekali tidak pernah menghafal kontak siapapun bahkan termasuk kedua orang tuanya sendiri. Tapi,. Berbeda dengan Noah. Dia selalu menghafal nomor Noah, karena dirinya malas menyimpan nomor sahabatnya itu dengan nama. Setiap kali Noah menghubunginya maka hanya ada deretan angka yang muncul.

"Gimana?." Tanya Alang padanya.

"Gak di jawab." Jawab nya mendesah lelah. "Gapapa mang, nanti aku bisa langsung pulang dan ngasih kejutan." Lanjut Fadil lagi dengan senyuman kecil.

"Dil, gue cuma mau bilang aja. Ini udah hampir setahun sejak kamu di temukan oleh A' Karel dan Akashi. Kemungkinan besar mereka udah nganggap Lo meninggal." Jelas Alang.

"Aku tau, mang." Jawab nya merenung jauh. "Tapi, Mama beda. Aku yakin itu."

Alang memasang muka bingung dan heran sendiri. Dia tidak mengerti apa yang di maksud dengan perkataan tersebut. "Mama ku selalu tau, kapan aku pulang dan kapan aku pergi."

Alang hanya mengangguk saja, tidak ada yang menyadari perubahan raut wajah Akashi yang sejak tadi memilih diam dan mendengar saja. Raut wajah Akashi berubah menjadi sendu dan sedih. Apalagi mendengar kalimat yang baru di ucapkan oleh Fadil.

"Abang?". Panggil Akashi setelah dia kembali bisa menguasai dirinya kembali. "Abang akan pulang?." Tanya Akashi lagi.

"Tentu." Jawab Fadil.

Akashi langsung memasang muka sedih dan menghela napas berat. Membuat dirinya langsung mengernyit bingung. Namun sejenak kemudian ia seolah mengerti.

"Akashi, kamu boleh ikut Abang kok. Kalau kamu mau." Bocah laki-laki itu langsung memasang muka penuh harap lagi. "Abang janji bakal terus sama-sama kamu. "

"Beneran?" Fadil mengangguk. "Abang bakal terus jadi Abang nya aku kan?."

Dengan senyum Fadil mengangguk, membuat Akashi kembali memasang muka senang.

"Kamu mau ikut ke rumah Abang?."

"Mau!." Jawab Akashi dengan semangat. Membuat ia terkekeh gemas dan mengacak rambut Akashi.

Ia menoleh pada Mang Alang, pria itu mengangguk saja memberi izin untuk Akashi ikut dengan nya. Karena, untuk sekarang Alang tau kalau Akashi hanya punya Fadil setelah Karel menikah lagi dan mempunyai keluarga baru.

***

"Sheila."

Ia sedang duduk termenung ketika namanya di panggil. Namun saat menoleh dan melihat Satria lah orang nya, dia mengulum senyum kecil.

"Bang " jawab nya dengan datar.

Satria tersenyum, kemudian duduk di ayunan lain yang berdampingan dengannya.

"Gimana ujian masuk kuliah nya ?" Tanya Satria basa basi.

"Alhamdulillah, lancar "
"Jadi, mau kuliah di mana ?"

Ia tidak langsung menjawab, gadis cantik bermuka sendu itu diam cukup lama. Sebelum akhirnya tiba-tiba mengusap air mata.

"Amerika, aku sama Fadil dulu, sepakat kalau mau kuliah di universitas yang sama. Tapi... Kayak nya aku bakal milih ke Amerika, sendirian." jawab nya dengan nada lirih.

Satria merasa bersalah, pria itu tau kalau bukan hanya Mamanya yang terpuruk hingga sekarang. Sheila juga. Gadis yang Satria kenal selalu ceria jika bertemu dengannya, kini telah menjadi sangat pendiam, dan seolah menarik diri dari semua orang.

"Bang, apa gak ada kabar dari Fadil ?" Tanya Sheila tanpa menatap nya.

Satria menatap iba pada dirinya, laki-laki itu meraih tangannya dalam genggaman nya. Kemudian Satria beranjak, berjongkok di hadapannya.

Fadil & SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang