28 - " Sayang...."

2.4K 263 18
                                    

"Kakakkkk.. ada Bang Fadil nih !!"

Itu suara teriakan Kio, adiknya Sheila dari lantai bawah. Sheila yang masih berkutat dengan rambutnya, langsung mempercepat acara siap-siap nya. Kemudian, setelah semua di pastikan rapi, gadis cantik itu langsung keluar kamar dan turun kebawah untuk menemui sang kekasih yang pagi ini datang mengajak ke sekolah bersama.

"Ma, Pa, Kakak duluan, " ujarnya langsung berpamitan. Pada kedua orang tuanya.

Ares, ayah nya baru saja hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu tapi, sang putri sudah ngacir lebih dulu. Membuat Ares melongo, dan Sheira hanya mengulum senyum.

"Aku yakin, mereka berdua bukan hanya sekedar teman biasa " ujar Ares sedikit kesal.

"Sheila Udah remaja Pa " ujar Sheira, meletakkan kopi untuk suaminya. Kemudian melirik Kio yang masih fokus pada sarapan nya.

"Tapi, prrinces ku masih kecil " ujar Ares lemas. Sheira langsung mendesah malas, dan memilih untuk menyuapi anak bungsunya agar tidak terlambat ke sekolah nya.

"Pagi " sapa Sheila, begitu ia menghampiri Fadil di teras rumah nya.

"Pagi, hari ini aku bawa mobil " ucap Fadil. Ia langsung mengajak Sheila menuju mobil nya.

"Baru ?" Tanya Sheila saat melihat mobil BMW hitam, dua pintu. Yang masih begitu mulus.

"Enggak, sebenarnya ini mobil Om Bangdek. Lagi aku sita, karena Om Bangdek kalah main Bola sama aku semalam " jawab Akmal, membuka pintu untuk Sheila.

Gadis itu cukup terkesima dengan interior mobil tersebut. Mewah, tidak! Bahkan sangat mewah menurutnya.
Fadil duduk di depan kemudia, cowok itu langsung menyalakan mesin dan melajukan nya dengan santai.

"Om Bangdek itu siapa ?" Tanya Sheila, penasaran.

"Om Akmal, dia adik nya Ayah. Itu lho, Om yang sering kamu sebut gunung es dulu " ujar Fadil menjelaskan.

"Oh. Kok manggilnya Om Bangdek ?" Tanya Sheila.

Fadil mengindikkan bahunya. "Karena semua manggil nya Bangdek, makanya aku tambahin Om, karena adik ayah. Mungkin, karena biar keluarga bisa gampang manggilnya. Kayak aku sama Abang. Kan gak mungkin manggil Abang dua-duanya. Nanti, pas Mama panggil Abang, aku sama Bang Satria bingung. Makanya, aku di panggil Bangdek. Abang adek. Biar Putri gak pusing " jelas Fadil.

"Bangdek " gumam Sheila, terkekeh sendiri. "Lucu juga, aku manggilnya Bangdek aja "

"Terserah kamu " ujar Fadil dengan senyuman manis. Biasanya Ia tidak suka di panggil begitu oleh orang lain selain keluarganya. Tapi, berhubungan ini Sheila, gadis yang sudah menyandang status sebagai kekasih nya. Maka, bolehin aja. Lagi pula, ada rasa senang sendiri mendengar Sheila memanggil nama itu.

***

Jam istirahat kali ini, Fadil tidak ikut nongkrong dengan tiga teman nya yang lain. Ia malah mencari sosok Noah, yang entah hilang kemana hari ini. Setelah kemarin sahabat nya itu pergi begitu saja setelah berkenalan dengan Salsa, padahal itu adalah kesempatan.

Fadil menemukan nya di lapangan Basket, ia langsung menuruni anak tangga dengan cepat dan menuju ke lapangan basket di mana Noah sedang berhadapan dengan Erfan, sepertinya sedang mengobrolkan sesuatu.
Namun, satu kejadian membuat langkah Fadil terhenti, dan mulutnya yang terbuka hendak memanggil sahabat nya itu juga terhenti begitu saja. Waktu seolah berhenti seketika. Dan membuat nya, tidak. Bukan hanya dirinya tapi semua siswa yang melihat kejadian mengagetkan.

Salsa, yang entah muncul dari mana. Tiba-tiba menghampiri Noah, menarik lengan cowok itu dan mencium Noah begitu saja.

"Mulai sekarang, loe pacar gue !"

Fadil & SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang