Suasana canggung menyelimuti dua anak manusia yang duduk di sebuah pondok terbuka.
Masih betah dalam diam, sejak sepuluh menit yang lalu.
Terlalu asik berkelana dalam fikiran Meraka masing-masing. Sehingga membuat Mama Dee yang sejak tadi mengawasi mereka hanya bisa menggeleng kepala pasrah."Sheila, " Mama Dee muncul dari dalam rumah, dan mengenakan kerudung. "Tante mau minta tolong boleh, Tante mau jemput Putri di sekolah, dan di rumah lagi gak ada orang, jadi boleh gak, kamu di sini dulu temenin Fadil sampai Tante pulang ?" Lanjut Mama Dee, sedikit ragu sebenar nya, karena meninggalkan Fadil dan Sheila hanya berdua saja di rumah.
Kalau suami nya sampai tau, bisa abis dia di marahi. Karena, membiarkan sepasang manusia yang bukan muhrim berduaan saja di rumah. Tapi, ia percaya anak nya itu tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak."Ma, Fadil bisa sendiri kok " jawab Fadil tidak suka dengan siasat Mamanya itu.
"Bisa sendiri, jalan aja kamu susah. " Saut Mama Dee. "Sheila, tolongin Tante ya "
Sheila tidak tau harus bagaimana, i merasa tidak enak. Fadil juga terlihat tidak nyaman jika ia berada di dekat pria itu. Tapi, ia juga akan cemas jika meninggalkan Fadil hanya seorang diri di rumah.
Bagaimana jika nanti cowok itu butuh sesuatu?."Iya, Tante " jawab Sheila akhirnya.
Mama Dee tersenyum lega, dan kemudian pamit pada keduanya.
"Makasih ya,. Dil, Mama jemput Putri dulu. Kamu baik-baik sama Sheila. Pesan Mama jangan macam-macam !" Ucap Mama Dee dengan nada tegas pada anak nya itu.
Fadil melenguh malas, bahkan tidak mau lagi memperdulikan sang Mama. Menjawab salam Mama nya saja ia tidak ikhlas.
Sepeninggalan Mama Dee, mereka lagi-lagi di selimuti hening.
Hingga Fadil akhir nya lelah."Kamu kalau mau pulang, pulang aja. Aku gak apa kok sendiri " ujar Fadil dengan acuh tidak acuh.
Ternyata ego nya masih ingin menghukum gadis itu.
Dan Sheila mulai kesal, ia marah pada cowok itu.
"Yaudah, aku pulang aja " jawab Sheila, dan berhasil membuat Fadil terkejut.
Gadis cantik dalam balutan pakaiam casual itu langsung berdiri, dan beranjak pergi. Membuat Fadil terbengong. Karena, Sheila benar-benar pergi meninggalkan nya.
Membuat Fadil merasa bersalah, dan juga menyesal.
Sekarang, dengan kondisi belum bisa jalan. Bagaimana, ia bisa masuk ke dalam rumah ?
Kedua tongkat nya..Mamaaa... Iseng banget sih, kenapa tonkat ku bisa di teras?.. gerutu Fadil dalam hati.
Ia akhirnya mendesah pasrah, dan kemudian dengan sangat hati-hati ia menggerakkan kedua kaki nya kebawah. Sambil meringis ia mencoba untuk berdiri tapi, gagal.
Ini kaki kapan sembuh nya sih?. Gerutunya mulai kesal.
Fadil mencoba meraih tiang penyangga pondok, dan kemudian mencoba untuk berdiri. Cowok itu berusaha sekuat tenaga, sampai akhirnya berhasil. Dengan sangat pelan ia mencoba menggerakkan kaki nya, tapi nihil bukan nya bergerak ia malah merasakan sakit dan ngilu bersamaan.
Tapi. Tetap saja ia paksa kan.Dengan susah payah, Fadil berusaha untuk berjalan. Tapi, sayang kedua kaki nya memang belum bisa di ajak kompromi. Ia kehilangan keseimbangan membuat tubuh nya oleng.
Sret
Sheila lebih dulu menahan Fadil, sehingga cowok itu tidak jatuh. Ia menoleh pada gadis yang kini mulai membawa lengan kanan nya melingkari bahu nya.
"Apa susah nya minta tolong, ? Aku gak sejahat itu ngebiarin kamu menyakiti diri kamu sendiri " ujaf Sheila dengan nada dingin.
Fadil menelan ludah nya, ia pun tidak mengatakan apa-apa. Sheila memapah nya menuju teras, dan Fadil berusaha untuk meringankan tubuh nya agar tidak terlalu membebani gadis itu.
Setelah memberikan kedua tongkat Fadil, ia masih membantu mantan pacar nya itu masuk kedalam bahkan mengawasi langkah nya hingga masuk kedalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fadil & Sheila
Dla nastolatkówFadil dan Sheila adalah dua orang yang pernah berteman dekat saat kecil. Mereka berpisah ketika sama-sama lulus SD. Karena, Fadil dan keluarga nya harus pindah ke Aceh. Yaitu kampung halaman Kakek nya untuk mengurus pekerjaan nya di sana. Dan setela...