35 - Jodoh Untuk Om Adek

2.1K 256 9
                                    

"Assalamualaikum!!!... Mamiiii. Achikk.. Puput datanggg !!"

Seruan gadis kecil yang baru saja memasuki rumah mewah milik Kakek nya. Menggema cukup keras, sehingga membuat sang empunya rumah yang tengah berada di halaman belakang rumah dapat mendengar nya.

"Waalaikumsalam " seorang pria menjawab salam Putri, menuruni anak tangga dengan senyuman lebar pada keponakan nya itu.

"Om Adekkkkk " seru Putri sambil berlari menghampiri Om kesayangan nya.

Akmal, yang merupakan adik kandung Ayahnya. Langsung menyambut gadis itu dalam gendongan nya.

"Ah, makin berat neuneuk Om Adek " ucap Akmal, menggendong Putri.

"Udah gede, Puput kan udah kelas tiga sekarang. " Saut Putri dengan nada sombong.

Membuat Akmal tertawa kecil. Kemudian pria itu menghapiri Abang dan kakak iparnya. Menyalami keduanya dengan sopan.

"Mama sama Ayah Mana ?" Tanya Rezky, pada adik nya.

"Ada di kebun belakang, biasa lah " jawab Akmal.

"Dian ?" Tanya Rezky lagi.
"Udah pergi sama Agam, mau ketempat cetak undangan katanya "

Rezky hanya ber oh ,ria. "Om Bangdek, kapan nih ?" Celetuk Fadil, yang entah sejak kapan sudah memegang satu piring potongan buah segar.

"Fadil " tegur Mamanya,

Yang di tegur hanya memamerkan senyuman manis nya.

"Put, ikut Om yuk " ajak Akmal padanya.

"Ayuk, !" Seru Putri dengan antusias.
"Aku juga mau ikut " timpal Fadil, langsung menyerahkan piring buah nya pada Ayahnya.

Akmal hanya bisa mendesah, namun tidak bisa mengatakan tidak juga. Jadi, mau tidak mau ia harus mengajak serta Fadil, bersama mereka. Lagi pun, mungkin dengan mengajak keduanya akan lebih baik.

"Yaudah, tapi gak boleh banyak tanya "

"Siap bos !" Jawab Fadil sambil memberi hormat.

Ia pun pamit pada Abang dan Kakak iparnya. Bersama dengan dua keponakanya.

Selama perjalanan, Fadil sudah menahan diri untuk tidak bertanya kemana tujuan mereka. Walau ia sangat penasaran. Apalagi, ketika mobil yang membawanta berhenti di depan sebuah warung kopi yang sangat di kenalnya. Yaitu Waroeng Kupi milik Om Bangdek nya.

"Om Adek, Puput mau makan kue timphan, mau minum Milo. Sama mie goreng basah " ujar Puput dengan senang.

Akmal mengulum senyum gemasnya, dengan senang hati ia akan menyuruh karyawan nya untuk menyiapkan semua pesanan keponakan nya.

"Fadil, mau makan apa ?" Tanya Akmal, setelah membawa mereka ke sebuah meja paling sudut.

"Mie goreng juga " jawab Fadil. "Mau kopi susu" lanjut Fadil.

"Yaudah, tunggu di sini. Om mau ketemu orang dulu. " Jawab Akmal.

Keduanya mengangguk dengan patuh, Akmal pun berlalu pergi, ia mengobrol dengan salah satu karyawan nya.

Fadil hanya mengamati warung kopi, milik Om nya itu. Bukan Caffe, atau Coffe Shop, Melain nya benar-benar warung. Namun, dengan disain yang lebih menarik. Dan, yang lebih menarik lagi, semua yang di sediakan adalah makanan khas dari Aceh.
Ia memang tau, kalau Om nya itu sangat mencintai tanah kelahiran Kakek nya.

***

Ting

Sheila menghentikan kegiatan nya mengeringkan rambut dengan hair dryer ketika notif masuk ke hp nya.
Ia berjalan menuju nakas, dan membuka notif tersebut.

Fadil & SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang