Chapter 8-Daisy And Yellow Lily

818 114 9
                                    

~Happy Reading~

Berdiri di balik jendela dengan memanfaatkan tirai untuk menyembunyikan sosoknya. Ia mengintip keluar disertai senyuman yang lebar juga tak binar di kedua matanya tak mau ketinggalan. Semua itu karena sesosok lelaki manis di luar sana.

Kehidupannya di kastil suram ini tak lagi membosankan semenjak mengenal lelaki manis yang saat ini sibuk memetik bunga mawar hitam di taman kastil.

Tak kuat melihat dia yang tersenyum manis, tirai pun menjadi target untuk diremat. Otot pada sepasang kakinya seketika melemas.

Tanpa menyadari bila ada sesosok iblis biang kerok dari segala masalah yang kini menatapnya geli. Dialah Kevin, kaki tangannya yang terpercaya.

Kevin menepuk punggungnya, hingga si Raja terjengit. "Ah, Travis. Hidupmu lebih berwarna karena dia."

Travis menunjukkan adanya rona merah pada wajah datarnya. "Ya." Jawabnya singkat dan berlalu dari Kevin.

"Travis!"

Si pemilik nama hanya berhenti, tanpa ada niatan menoleh. Betapa jelek attidute-nya.

"Segera nyatakan perasaanmu! Aku mendukungmu."

Travis melangkahkan kakinya menjauh. Tanpa ada jawaban lagi.

Mungkin menurut Travis sendiri, cara berjalannya sangatlah keren. Namun, sangat bertentangan dengan penglihatan Kevin. Ia terkekeh kecil dengan imutnya Travis saat berjalan. Tidak ada wibawanya sema sekali.

Kevin yakin bila Travis sekarang sedang salah tingkah. Kevin menggelengkan kepalanya. "Kau cukup bodoh menyembunyikannya."



Travis menyusuri taman di kastilnya, ia mencari-cari bunga dengan makna yang pas bagi perasaannya kepada si Crush. Ia melenguh panjang, keseluruhan bunga yang tumbuh di sini hanyalah bunga-bunga bermakna gelap.

Travis melangkah menuju perbatasan antara neraka dan surga. Dia dapat melihat bunga-bunga bermakna indah disertai warna-warna cerah.

Ingin sekali memetiknya walau satu tangkai. Namun, ia dihadang oleh penjaga gerbang surga.

"Mau apa kau kemari?"

"Bolehkah aku memetik setangkai bunga?" Travis menunjukkan senyum melasnya sambil menunjuk bagian kebun bunga di sana.

Sang Penjaga menghela napas. "Untuk apa?"

"Perasaanku." Travis mengayun-ayunkan satu tangan kirinya. "Aku ingin menyatakan cinta pada iblis yang aku suka." Cicitnya.

Travis berdeham. "Jika bunga di taman kastil ku tidak bermakna suram, aku takkan repot-repot ke mari hanya untuk setangkai bunga."

"Bagaimana perasaanmu terhadapnya? Biar aku petikan untukmu."

"Benarkah?!" Travis membulatkan mulutnya penuh keterkejutan atas permintaannya yang terkabul. "Cintaku sangat tulus dan aku bahagia saat bersamanya."

Penjaga berjubah putih ini mengangguk sebelum ia membuka gerbang dan masuk ke dalamnya. Travis dapat melihat penjaga itu tengah bercakap dengan seseorang yang membawa keranjang rotan.

Sembari menunggu, Travis memilih kata yang tepat untuk menyatakan perasaannya. Jantungnya berdegup kencang, padahal belum apa-apa.

"Travis!" Penjaga itu sudah menampakkan sosoknya lagi dengan membawa dua tangkai bunga. Padahal sebelumnya ia hanya bilang setangkai saja. "Daisy untuk cintamu yang tulus dan Lily kuning adalah kebahagiaan."

"Terima kasih banyak!" Diterimalah dua tangkai bunga beda jenis itu dengan kasih.

Travis langsung berlari kecil, kembali ke tempat asalnya. Selagi Travis belum lepas dari pandangnya. Ia terkekeh, lucu saja melihat si Penguasa Neraka yang terkenal bengis itu sedang jatuh cinta.

Devil {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang