~Happy Reading~
Tidak ada kesibukan baik di rumah maupun butik, sehingga Junkyu menginjakkan kakinya ke Wannabe Entertainment dengan alasan bosan. Sepanjang langkahnya terpatri, sapaan ramah mengikutinya. Senyuman Junkyu sudah bisa membalas sapaan para karyawan di sini.
Junkyu pergi ke ruangan Haruto yang terletak di lantai lima. Menunggu lift bersama beberapa karyawan. Begitu pintu lift terbuka, mereka berebutan untuk mempersilahkan Junkyu masuk terlebih dahulu.
Junkyu tertawa kecil. "Terima kasih banyak. Tapi, lift ini terlalu besar untuk saya sendiri." Junkyu membiarkan mereka masuk lebih dulu, sementara ia terakhir. Ada di tengah, dekat dengan pintu.
Lift tabung yang dikeliling oleh kaca tembus pandang, membuat Junkyu lebih leluasa memperhatikan betapa besar dari gedung yang menjadi rumah bagi seniman musik dan film.
Walaupun pendiri Wannabe Entertainment adalah ayah mertua Haruto, Junkyu bangga pada suaminya yang mampu membangkitkan Wannabe Entertainment dari ambang kebangkrutan. Tuan Kim percaya jika Haruto bisa mengelola perusahaan hiburannya, sehingga ia berikan perusahaan ini pada menantunya sebagai hadiah pernikahan.
Junkyu didahulukan ke lantai lima. Padahal Junkyu sudah menolak karena kedatangannya ke mari tidak terlalu penting ketimbang para pekerja di sini. Meninggalkan lift tak lupa dengan ucapan terima kasih.
Disambut Jaehyuk yang ada di meja sekretaris. "Mencari Tuan Haruto, Nyonya Watanabe?" Berlagak layaknya sekretaris sungguhan, tapi Jaehyuk memang sekretaris Haruto. Lupakan saja, Jaehyuk tengah melaksanakan tugasnya.
"Haruto ada di dalam?"
"Dia baru saja keluar untuk menjemput Junghwan." Jaehyuk keluar dari area mejanya untuk membukakan pintu bagi Nyonya Watanabe. "Kau ingin teh?"
Junkyu menggeleng. "Tidak usah. Biarkan aku sendiri di dalam." Junkyu menepuk bahu Jaehyuk.
"Baik." Jaehyuk membungkuk sopan sebelum menarik dua daun pintu agar tertutup.
Hal pertama yang Junkyu lakukan adalah menyalakan ponselnya dan pergi ke room chat.
Big baby!
Rumah sedang kosong. Bawa Junghwan ke perusahaanmu.|
Aku menunggu di ruanganmu|
Tanpa menunggu balasan, Junkyu kembali mematikan ponselnya. Ia telusuri meja kerja Haruto. Sangat rapi, semuanya tertata rapi, ia tak yakin bila Haruto yang merapikan semuanya seorang diri. Pasalnya ruang kerja Haruto di rumah sering kali membuat Junkyu naik pitam.
Senyumnya terlukis menatap tiga pigura duduk di depan monitor. Foto saat new born Junghwan, foto pernikahan dan potret wajahnya yang digambar secara manual. Junkyu begitu tertegun. Pertama kalinya melihat gambar ini. "Cantik sekali."
Junkyu menarik pigura tersebut. Ibu jarinya mengusap kaca pigura. Terbaca tiga baris tulisan tangan di sudut bawah gambar. Kalimat singkat, tapi membingungkan.
'Bila neraka adalah masa depan.'
'Aku mencarimu ke masa lalu.'
'Tak lain adalah bumi.'
Kepalanya tidak mampu mencerna tiga baris tersebut. Walau sudah sepuluh menit ia habiskan untuk mencari artinya, tetap saja tidak ditemukan. Sampai derit pintu berbunyi, Junkyu meletakkan kembali pigura tersebut.
Junghwan berlari kecil dengan mulut yang berseru. "Mommy!" Netra Junkyu membulat sebab Junghwan tidak memakai jaketnya. Dengan entengnya bocah itu melempar jaket kuningnya ke atas sofa, lalu berlari memeluk sang Mommy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil {HaruKyu}✓
Fantasia[END] Seharusnya dia mati di tangannya, bukan malah diajak berumah tangga. *** Dari masa depan ke masa lalu. Demi dendamnya, Haruto rela pergi dari neraka. Mencari Junkyu hingga ke ujung bumi, ia tak keberatan asal Junkyu kehilangan jiwanya. Di ma...