~Happy Reading~
Junghwan menarik-narik lengan Haruto. "Daddy, kenapa melamun?"
Haruto menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak! Daddy tidak melamun."
Junghwan cemberut. "Wajah Daddy seperti tidak melihat ini!" Junghwan semakin gencar menunjukkan coret-coretan nya sampai menutupi wajah Haruto. Saking kesalnya tidak diperhatikan.
"Tadi Daddy kagum, Sayang. Terlihat melamun ya?" Haruto mengambil kertas gambar yang putranya bawa. "Cantik sekali."
Junghwan tersenyum lebar mendengar pujian ayahnya. "Daddy menyukainya?"
"Ya! Kau cocok menjadi seniman." Haruto mengacak-acak rambut hitam legam Junghwan. "Bolehkah Daddy menyimpan dua karyamu ini?"
Junghwan langsung mengangguk ribut.
"Jika ini dinilai...," Haruto mendesis kagum melihat dua gambar yang berbeda. "...takkan ada nilainya. Junghwan tahu kenapa?"
"Kenapa?"
"Karena seni tidak bisa dinilai. Mereka memiliki keunikannya sendiri. Unik, kan?" Haruto mengandeng tangan Junghwan untuk duduk di sisi ranjang. "Bolehkah Daddy bertanya?"
"Ya. Apa saja."
Haruto duduk di kursi yang pernah ia duduki ketika memarahi Junghwan hari itu. Haruto mengeluarkan lipatan satu kertas gambar.
Memperlihatkan hasil karya Junghwan saat di sekolah tadi. Junkyu tentu melaporkan segalanya."Tadi mengerjakannya di sekolah?"
Junghwan mengangguk tanpa ragu. "Itu bintang." Seolah bocah ini dapat membaca pikiran Haruto yang akan menanyai apa yang ia gambar.
"Kenapa bintangnya diwarnai dengan hitam dan merah? Junghwan biasanya memakai warna-warna cerah dan sekarang menjadi gelap. Apa alasannya, Sayang?"
"Junghwan bosan dengan warna cerah. Memakai warna gelap tidaklah buruk, Dad."
"Baiklah, Daddy paham." Tiga lembar kertas dijajarkan di atas kasur. "Setiap kali menggambar, selalu terhubung dengan ide. Junghwan mendapat ide seperti ini dari mana?"
"Seseorang yang datang di mimpi Junghwan." Matanya bergulir ke atas, membuat gestur mengingat. "Junghwan tidak terlalu ingat, tapi mimpi itu terasa nyata saat dia berbicara."
•
•
•Sesuai permintaan atasannya yang menginginkannya datang ke rooftop. Jaehyuk menghampiri seseorang dengan punggung gagah yang membelakanginya. "Ada apa memanggilku ke mari?"
Haruto menyodorkan tiga lembar kertas gambar Junghwan ketika Jaehyuk sudah berdiri di sampingnya.
"Aku teringat...," Jaehyuk melihat sangat teliti terhadap gambar yang di sana terlukis bunga daisy dan lily kuning. "...kau."
"Memuakkan sekali." Haruto mendengkus. "Apa anakmu pernah mengalami seperti ini, Jae?"
Jaehyuk menggeleng. "Jeongwoo-ku tidak pernah aneh. Dia hanya nakal dan pemberontak." Jaehyuk berganti ke gambar lain. Seseorang dengan pintu di belakang. "Bagaimana jika dia berhasil membuka portal?"
Haruto ditunjukkan gambaran yang kata Junghwan adalah orang dan pintu. Jaehyuk membaliknya, menemukan tulisan tangan Junghwan, 'Dia datang.'
"Apa ini menjadi pertanda?"
"Aku tidak punya waktu untuk mempertanyakan kabar di neraka." Haruto melenguh panjang, lalu mendesah kasar. "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia datang ke mari. Bagaimana dengan Junkyu dan Junghwan nanti? Aish, sial."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil {HaruKyu}✓
Fantasi[END] Seharusnya dia mati di tangannya, bukan malah diajak berumah tangga. *** Dari masa depan ke masa lalu. Demi dendamnya, Haruto rela pergi dari neraka. Mencari Junkyu hingga ke ujung bumi, ia tak keberatan asal Junkyu kehilangan jiwanya. Di ma...