~Happy Reading~
Di saat Junkyu terlelap, lain halnya dengan Haruto yang terjaga bersama pikirannya yang penuh akan kejanggalan dalam diri Junghwan.
Bahkan ia mengulik-ngulik masalah ini ke dalam internet. Hasilnya malah menjerumus ke arah psikis.
Apakah anaknya itu memang benar memiliki masalah psikis? Haruto memukul kepalanya sendiri, merasa sangat bodoh terlalu larut ke dalam kesibukannya hingga melewatkan tentang kesehatan mental putranya.
Seakan sosok malaikat datang berbisik di kuping kanannya. Membuat Haruto teringat dengan ucapan salah satu dokter kandungan istrinya kala itu.
"Jangan self diagnose, Haruto." Haruto berbisik kepada dirinya sendiri, tapi penuh penekanan. Self diagnose akan sangat berbahaya.
Menyahut benda pipih di atas nakas sebelum beranjak dari ranjang. Niat hati ingin pergi ke rooftop, tapi lidahnya menginginkan mengecap gurihnya ramen instan. Ia arahkan kakinya menuju dapur, menyalakan lampu dan mengambil semua peralatan masak.
Tangannya bergerak dalam dua hal yang berbeda. Bagian kanannya ia pakai untuk merebus air, tangan kiri dilakukan mencari kontak Jaehyuk dan memulai panggilan. Sembari menunggu air mendidih, Haruto duduk di kursi pantry.
"Yang benar saja kau meneleponku malam-malam seperti ini?!" Siapa yang tidak geram mendapat telepon di saat kau ingin tidur.
"Maafkan aku. Kau ada waktu, tidak? Aku ingin bertanya."
"Satu menit."
"Tadi, aku memarahi Junghwan. Biasanya dia akan menangis atau terisak. Kurasa aku sangat marah tadi, bahkan Junkyu sampai menenangkan. Sikap Junghwan tiba-tiba saja berubah."
"Mana kutahu, sialan? Kau pikir aku ayahnya?"
Haruto berdecak. "Kumohon seriuslah walau sedikit." Setelahnya ia mendengar geraman sebal dari seberang.
"Daemonopus. Kalau tidak salah Bab Lima tentang Hubungan Iblis dan Manusia."
"Waktu telepon sudah habis, aku kembali tidur!"
Haruto meletakkan ponselnya secara asal. Pergi menemui keberadaan benda yang Jaehyuk sebutkan tadi. Ke pojok dapur dengan sedikit menggeser kulkas. Haruto berjongkok, membuka satu ubin yang memang sengaja tidak disemen.
Buku tebal bersampul merah dengan simbol Sigil Of Baphomet tercetak di bagian tengah. Beserta kalung berliontin tabung darah di samping buku. Dia hanya butuh bukunya. Bergegas mencari halaman dari bab lima, usai menemukannya, ia membacanya di pojok pantry.
'Banyak kasus terkait iblis yang tak mau kembali ke neraka, karena alasan cintanya pada seorang manusia. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa iblis dapat memiliki rasa ketertarikan terhadap manusia di bumi.'
Haruto merasa tersindir, seperti membaca dirinya sendiri.
'Iblis yang rela meninggalkan neraka demi manusia, merupakan dosa yang teramat besar. Apabila mereka telah menjalin pernikahan, efek yang ditimbulkan jatuh kepada keturunan. Setiap anak, pasti mewarisi setiap gen milik orangtuanya.'
'Anak-anak mereka yang berusia tiga tahun akan menunjukan sikap yang tak pernah mereka tunjukkan sebelumnya, baik melalui perilaku atau ucapan. Iblis setengah manusia.'
Baru membaca dua paragraf, Haruto langsung menutup buku itu secara kasar. "Persetan!"
Kenapa baru menyadarinya sekarang? Kenapa baru menyadari jika setiap anak selalu mewarisi gen orangtuanya? Haruto ingin berteriak dan memukul dirinya sendiri karena terlalu bodoh. Dia tahu bodoh itu gratis, tapi kenapa semuanya diborong?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil {HaruKyu}✓
Fantasia[END] Seharusnya dia mati di tangannya, bukan malah diajak berumah tangga. *** Dari masa depan ke masa lalu. Demi dendamnya, Haruto rela pergi dari neraka. Mencari Junkyu hingga ke ujung bumi, ia tak keberatan asal Junkyu kehilangan jiwanya. Di ma...