~Happy Reading~
Mobil hitamnya masih menetap di tempat parkir restoran dalam keadaan mesin menyala. Haruto tidak ada niatan untuk melajukan dan Junkyu yang enggan bicara.
Sudah diperingatkan berkali-kali jika ini memang terdengar fantasi, tapi nyata. Junkyu sulit menerima kenyataan bahwa suaminya adalah iblis. Sungguhan iblis yang turun dari neraka.
Junkyu merasakan adanya seseorang yang menatap. Haruto menatapnya sangat dalam dengan warna mata yang tidak lazim bagi manusia. Warna merah darah, irisnya meramping. Junkyu tersenyum tipis, rupanya ucapan mereka bukan omong kosong.
"Selama ini kau berbohong padaku?"
Haruto menunduk, memainkan kuku jemarinya secara gelisah. "Ya. Aku sangat minta maaf." Takut-takut dia mengangkat kepalanya. "Kita akan tetap bersama, bukan?"
Menikahi sesosok iblis dan di lain sisi ia sangat mencintainya. Nampaknya dirinya akan hancur berantakan bila menceraikan Haruto. Junkyu sangat malu di hadapan Tuhan.
"Mau bagaimana lagi?" Junkyu memejamkan mata. Napas beratnya berembus. "Jika kita bercerai—"
Junkyu tersentak akibat Haruto yang menarik kedua tangannya. "Sayang, aku tidak mau kita bercerai. Aku akan menebus kesalahanku, ya? Akan aku lakukan apapun asal jangan bercerai!"
Tercipta kurva lengkung ke bawah di wajah tegas itu. Hal seperti ini membuat Junkyu tidak percaya bila Haruto adalah Raja di Neraka yang dikenal kekejiannya. Padahal sikap Haruto hampir menyamai Junghwan bila bersamanya.
"Jika kita bercerai, bagaimana dengan Junghwan?!" Junkyu menggelengkan kepala. "Aku benci Travis, tapi aku mencintai Watanabe Haruto!" Tangisan Junkyu pecah dan Haruto panik.
Ibu jarinya mengusap air mata istrinya dengan penuh kasih. Dada bidangnya siap menjadi tumpuan ketika Junkyu menjatuhkan kepala di sana. "Aku harus bagaimana, Sayang?"
Haruto mengecup puncak kepala Junkyu. "Aku tahu kau bingung." Telapak tangan lebarnya mengusap lembut di punggung sempit itu. "Selama kekuatanku hilang, aku bukan sosok yang berbahaya. Aku adalah Watanabe Haruto yang kau kenal."
Junkyu mendongakkan kepalanya dengan kening yang berkerut. "Kau hilangkan?"
"Tentu saja. Hanya tersisa mage tingkat rendah yang aku punya." Haruto mencontohkan dengan menggerakkan telunjuknya. Anak rambut Junkyu yang berjatuhan, tersampir di belakang telinga tanpa ada sentuhan sama sekali.
"Kekuatan ini tidak membahayakan dirimu ataupun Junghwan." Haruto tersenyum tulus, hingga ketulusannya mampu menusuk telak di jantung Junkyu. "Jika aku tak menghilangkan mage tingkat tinggi, kau takkan bisa menatapku, Sayang. Pembuluh darah matamu bisa pecah."
"Kenapa aku harus bertemu dengan sosok yang berbahaya?" Tangan kanan Junkyu terulur naik mengusap pipi tirus itu dan perlahan turun ke rahang tegas. "Tetapi, aku senang kau sangat menyayangi kami."
"Aku tidak mau membahayakan kalian." Haruto bernapas panjang. Hangat yang terasa dari telapak tangan istrinya membuat matanya terpejam. "Aku rela terbakar saat mendengar kau berdoa untuk kami."
Kekuatan magis tingkat tinggi yang sengaja ia hilangkan, sangat berpengaruh terhadap pelindung tubuhnya. Haruto dengan senang hati menghilangkan 'hal' yang sangat diidamkan oleh bangsa-bangsa iblis.
Apa boleh saat ini Junkyu mengatakan bahwa Haruto seakan permata yang tertimbun dalam sampah? Tentu keadaan kali ini Junkyu bingung harus berbuat apa di depan Tuhan. Ia mencintai Haruto yang ia kenal sebagai manusia, bukan Travis si Iblis Kebohongan.
Memberi kecupan manis pada bibir suaminya. Perasaannya campur aduk, tapi ada satu rasa yang mendominasi. "Watanabe Haruto, aku bahagia."
-Devil-
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil {HaruKyu}✓
Fantasia[END] Seharusnya dia mati di tangannya, bukan malah diajak berumah tangga. *** Dari masa depan ke masa lalu. Demi dendamnya, Haruto rela pergi dari neraka. Mencari Junkyu hingga ke ujung bumi, ia tak keberatan asal Junkyu kehilangan jiwanya. Di ma...