Chapter 18-Open Pandora's Box

786 121 14
                                    

~Happy Reading~

Biasanya, Junghwan sibuk berceloteh ketika perjalanan, kali ini bocah itu hanya menatap jendela dan tidak punya niatan sama sekali untuk menatap Mommy-nya.

Junkyu membantingkan tubuh ke sandaran kursi begitu sampai di tujuan. Mansion itu, sudah lama ia tak datang ke tempat ini. Rumah yang pernah menjadi payungnya sejak kecil.

Junkyu menoleh ke belakang. Menghela napas lelah melihat putranya yang sama sekali tidak bisa dijauhkan dari Haruto.

"Turun."

"Tidak." Suasana hatinya benar-benar buruk. Ditambah lagi melihat rumah berukuran besar yang akan menjadi singgahnya, entah sifatnya permanen atau sementara. "Junghwan tidak suka dengan kakek."

"Mommy tahu itu. Situasi memaksa kita harus ke mari, Junghwan." Junkyu menggusak rambutnya frustasi. "Hanya sebentar. Mommy janji hanya sebentar."

Junkyu keluar dari mobilnya. Tidak meninggalkan Junghwan sendiri lagi, dia hanya ingin berpindah ke kursi penumpang.

Tenggorokannya sangat kering, perutnya lapar dan wajahnya sangat kusut setelah mengeluarkan semua energinya untuk memberontak dan menangis. Junghwan bisa menahannya, tapi tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya.

"Ucapan Mommy terlalu kasar pada Daddy." Haruto adalah teman mainnya di rumah, tentu tidak terima temannya disebut Iblis. "Daddy bukan iblis."

"Maaf." Awalnya, siapa yang mengira jika sosok berhati hangat itu iblis?

"Mom, ayo pulang ke rumah. Minta maaf pada Daddy, bukan pada Junghwan." Ia menyandarkan kepala ke jendela mobil. Memejamkan matanya seakan tak mau tahu lagi.

"Junghwan—"

"Daddy sangat sedih, karena disebut Iblis!" Junghwan membuka mata dan membentak tanpa sengaja.

Tidak ada sahutan selama lima menit setelah bentakan. Junghwan tertarik untuk menengok. Terkesiap karena di balik diamnya Junkyu ternyata terdapat air mata yang menetes.

Tanpa sadar Junghwan mengusap air mata sang Mommy, otomatis begitu saja. "Mom, maaf Junghwan membentak. Junghwan minta maaf."

Permintaan maaf itu gagal meredakan tangisnya. Ia malah tidak kuat menahannya dan semakin pecah. "Mommy juga tidak berharap jika kita berakhir seperti ini."

Hatinya terketuk. Pelupuknya tidak bisa menampung air matanya lagi dan pada akhirnya tumpah. Junghwan memberi pelukan. Seperti di gereja hari itu, melihat si Mommy menangis membuat dadanya ikut sakit.

"Jangan menangis...," sembari menangis, Junghwan berusaha menghilangkan air mata yang tumpah di pipi Junkyu.

Memukul-mukul dadanya—"...itu membuat Junghwan sesak di sini."
—menunjukkan jika sumber sakitnya ada di sana.

Junkyu menahan sepasang pergelangan kecil yang tak mau berhenti memukul dada. Sang Buah Hati didekap erat.

"Junghwan akan menurut, tapi Mommy jangan menangis lagi, ya?" Tanyanya disertai sengguk.



"Itu anakku, buka pintunya."

"Baik, Tuan Kim." Perintah dari pria tua yang tak lain adalah pemilik mansion ini langsung diindahkan.

Devil {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang