🔸🔸🔸🍁🍁🌸🦋💖🦋🌸🍁🍁🔸🔸🔸
Tinggal di Rumah Baru (1)
***
Setelah hari itu, Qin Mian sama sekali tidak terkejut ketika melihat Nyonya Du dan kedua menantunya datang lagi untuk makan siang, atau melihat Lei Daqiang di meja. Hanya Lei Chuntao, yang memiliki rasa malu tidak mau datang. Meski begitu, Qin Mian selalu menyiapkan makanannya setiap hari dan meminta Nyonya Du untuk membawanya pulang.
Hampir setengah bulan kemudian, rumah baru itu akhirnya selesai dibangun, berdiri diam dengan bata hitam kehijauan dan genteng hitam. Karena Qin Mian sering pergi untuk 'mengawasi' dan memperlakukan para pekerja dengan hangat dan penuh perhatian, sebagai imbalannya, para buruh bekerja dengan sangat hati-hati. Setiap batu bata dan genteng diletakkan dengan sangat rapi dan orang akan tahu sekilas bahwa mereka telah melakukan yang terbaik.
Pada hari ketika rumah selesai dibangun, Qin Mian menghidangkan makanan dari siang ke malam, dan bahkan menyiapkan anggur yang enak. Para buruh makan dan minum sepuasnya, sampai-sampai mereka tersenyum lebar bahkan ketika dimarahi oleh istri mereka yang memanggil mereka pulang.
Setelah kejadian ini, mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Qin Mian dan Lei Tia, mereka memperlakukan keduanya dengan lebih baik. Sikap ini telah mempengaruhi penduduk desa lainnya. Qin Mian dan Lei Tia kemudian memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di desa tersebut, terutama Qin Mian. Ini adalah bagian dari cerita yang akan diceritakan nanti, sekarang bukan saatnya.
Karena rumah sudah selesai dibangun, Qin Mian mencari beberapa pengrajin berpengalaman dan menunjukkan kepada mereka cetak biru tempat tidur batu bata panas yang telah dia gambar. Dia menjelaskan secara detail dan berhasil membangun tempat tidur batu bata panas tersebut.
Selain sedikit keterkejutan ketika Lei Tia melihat cetak biru itu, dia tidak berkomentar dan membiarkan Qin Mian melakukan apa yang dia suka.
Setelah tempat tidur batu bata yang dapat dipanaskan selesai, Qin Mian fokus pada kamar mandi. Dia dan Lei Tia menghabiskan dua hari untuk menemukan beberapa balok marmer dari gunung untuk dikirim ke Paviliun Batu Mulia, tempat perhiasan dan batu ornamen dibuat. Mereka meminta untuk menggunakan alat pemotong khusus untuk memotong batu menjadi lempengan batu pipih, yang akan digunakan untuk lantai kamar mandi dan kompor dapur.
Qin Mian harus membayar 5 tael perak hanya untuk memotong batu dan memolesnya, yang membuatnya tertekan sehingga dia tidak membeli daging hari itu.
Pengrajin di toko itu malah lebih tertekan daripada dia. Pada dasarnya pisau pemotongnya digunakan untuk memotong batu mulia, mutiara, giok, bukannya batu marmer. Tapi pada akhirnya, demi uang, dia tetap memotongnya.
Setelah itu, Qin Mian dan Lei Tia pergi ke Toko Kayu Kaya dengan membawa cetak biru furnitur.
Liao Zhifu melihat Qin Mian memasuki pintu dengan senyuman di wajahnya, sementara Lei Tia mengikutinya diam-diam dengan membawa keranjang di punggungnya. Pemandangan yang familiar ini membuatnya mengingat kembali waktu sebulan yang lalu mereka datang ke sini.
"Manajer Liao, sepertinya kabarmu sangat baik."
Senyum cerah di wajah Qin Mian membuat Liao Zhifu tiba-tiba merasakan sakit di perutnya, "Haha, adik kecil, semua berkatmu."
Cetak biru yang diberikan Qin Mian terakhir kali membuat bos mereka mendapatkan lebih dari 5.000 tael perak. Walaupun itu tidak seberapa bagi seorang pengusaha, namun jarang bagi mereka untuk mendapatkan 5.000 tael perak sebagai keuntungan bersih selama sebulan. Oleh karena itu, dia tidak ingin menyinggung Qin Mian lagi.
"Haha, aku tidak pantas mendapatkan pujian ini." kata Qin Mian dengan senyum yang lebih antusias, “Aku di sini untuk memberimu uang lagi.”
“Benarkah?” Liao Zhifu tertarik.
Tatapan Lei Tia selalu tertuju pada Qin Mian. Karena istrinya sangat pandai menghasilkan uang, dia tidak bisa lebih buruk darinya. Jadi, dia memikirkan bagaimana caranya untuk menghasilkan uang lebih banyak.
"Apa yang kamu pikirkan?" Qin Mian menyenggol Lei Tia dengan lengannya karena Lei Tia tidak bereaksi bahkan setelah dia memanggilnya beberapa kali.
Lei Tia kembali sadar dan dalam hati terkejut menemukan bahwa dia bisa linglung bahkan ketika dia tidak sendirian. Dia menjaga ketenangannya dan setelah melihat bahwa Liao Zhifu juga menatapnya dengan bingung, dia akhirnya bereaksi dan mengeluarkan beberapa lembar kertas dari keranjang, menyerahkannya kepada Qin Mian.
Qin Mian melihat yang paling atas dan memberikannya kepada Liao Zhifu, "Manajer Liao, bisakah kamu melihatnya dulu?"
Liao Zhifu menatap dengan penuh perhatian, kemudian ekspresi terkejut muncul di wajahnya, "Ini lemari pakaian?"
"Benar." Qin Mian mengangguk.
Liao Zhifu tidak segera mengungkapkan pendapatnya, melihat Qin Mian masih memiliki beberapa lembar kertas di tangannya, dia menatap asisten toko yang menatapnya dengan rasa ingin tahu, "Apa kamu tidak bisa melihat, mengapa kamu tidak menyajikan teh untuk kedua tamu ini?"
"Iya." Asisten toko dengan cepat mundur.
Qin Mian tersenyum lebar dan menarik Lei Tia untuk duduk.
Liao Zhifu duduk dihadapan mereka, melihat cetak biru itu, dia berkata dengan suara terukur, "Aku pernah melihat lemari dengan pintu geser, tapi ini pertama kalinya aku melihat lemari yang pintunya bisa bergeser ke kiri dan ke kanan." Gambar Qin Mian sangat detail dan tidak sulit untuk dipahami sama sekali.
Qin Mian langsung ke intinya, "Alasan mengapa kami datang ke sini hari ini, karena kami ingin memesan beberapa furnitur di tokomu, dan juga kami ingin menghasilkan uang untuk menambah pemasukan keluarga kami. Apa pendapatmu tentang cetak biru ini, Manajer Liao?"
Liao Zhifu adalah seorang pengusaha dengan mata pengamatnya. Lemari pakaian ini terbagi dalam berbagai ukuran slot yang menyatu dengan meja rias. Di tengahnya, di bawah cermin terdapat beberapa kotak kecil, yang bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang seperti perhiasan, pemerah pipi, kosmetik, kuas, sisir, dan benda-benda lainnya yang bisa dijangkau hanya dengan duduk didepan meja rias. Dia yakin lemari pakaian seperti ini akan populer dikalangan wanita.
Anehnya, mengapa tidak ada yang berpikir untuk membuat ini sebelumnya? Liao Zhifu sedikit kesal, tapi dia masih terus terang berkata, "Cetak biru ini berharga 10 tael perak, bagaimana menurutmu, adik kecil?"
Qin Mian tidak keberatan, menurutnya lemari semacam ini tidak istimewa dan dia merasa malu untuk menjualnya terlalu mahal.
Ketika Liao Zhifu melihat bahwa pihak lain tidak menawar, dia samar-samar menebak bahwa pihak lain juga berniat untuk berteman dengannya, sehingga senyuman di wajahnya menjadi lebih tulus, kemudian dia bertanya, "Bagaimana dengan gambar lainnya?" Dia melihat ke tangan Qin Mian.
Qin Mian menyerahkan gambar desain sofa dan menjelaskannya secara detail. Gambar itu sangat dipuji oleh Liao Zhifu dan dia memberi harga 50 tael perak.
Pada akhirnya, Qin Mian mengeluarkan piring dan kentang dari keranjang.
Liao Zhifu dan asisten toko yang sangat penasaran menatapnya dengan bingung.
Qin Mian terkekeh, kemudian memunggungi mereka dan mengupas kentang dalam waktu yang sangat singkat sebelum berbalik dan menunjukkannya.
"Apakah kecepatan mengupasnya sangat cepat?" tanya Qin Mian dengan senyuman lebar.
Liao Zhifu terkejut, "Ini... Bagaimana kamu melakukannya? "
Qin Mian tersenyum tetapi tidak berbicara. Dia memunggungi mereka lagi dan seperti sebelumnya dia berbalik tidak lama kemudian.
Liao Zhifu menatap ke piring dan melihat bahwa itu berisi kentang parut tipis.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ sᴜᴅᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴛɪɴɢɢᴀʟɪɴ ᴊᴇᴊᴀᴋ ʏᴀ, ʙɪᴀʀ ᴀᴋᴜ ᴛᴀᴍʙᴀʜ sᴇᴍᴀɴɢᴀᴛ ɴɢᴇ-ᴛʟ-ɴʏᴀ (*^▽^*)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Transmigration: To Be His Man
Historical FictionNovel BL Cina terjemahan bahasa Indonesia. Sinopsis: Begitu Qin Mian membuka matanya, dia ngeri menemukan dirinya terbaring di gubuk jerami yang berangin. Masalahnya, seingatnya, tadi dia masih di villanya! Yang lebih mengerikan adalah, ada pria lai...