🔸🔸🔸🍁🍁🌸🦋💖🦋🌸🍁🍁🔸🔸🔸
Besok Tidak Akan Ada Hal Bagus
***
"Kayu Murbei?" Qin Mian terkejut dan memegang busur kecil itu lebih erat, "Jadi ini Kayu Murbei. Setahuku, Kayu Murbei adalah kayu yang sangat mahal, setara dengan rosewood kuning. Bisa direndam dalam air dan teksturnya bagus, tidak bengkok, tidak mudah retak. Inti kayu murbei hanya setebal jari dan didalamnya terdapat benang emas. Benang emas ini hanya tumbuh satu kali dalam tiga sampai lima tahun. Tidak mudah menemukan kayu seperti ini."
Lei Tia berkata, "Selama kamu menyukainya."
Qin Mian menjawab, "Aku sangat menyukainya."
Qin Mian membawa busur serta anak panah ke kamar tidur dan dengan penuh kasih menggantungnya di samping busur besar Lei Tia. Saat dia keluar, Lei Tia sudah menyajikan hidangan di atas meja.
“Bagaimana kalau kita naik gunung besok?” Qin Mian bertanya dengan penuh semangat.
Lei Tia berkata, "Berlatih menembak sasaran tidak bergerak dulu, lalu berlatih menembak sasaran bergerak."
"Sangat merepotkan." Qin Mian kecewa.
Lei Tia dengan ringan berkata, "Bagaimana bisa berlari tanpa belajar berjalan?"
Hal itu memang masuk akal. Qin Mian tidak bisa berkata apa-apa, jadi dia hanya bisa mengalah dan bangkit untuk memotong daging untuk Bai Dian.
***
Keesokan harinya, Lei Tia menanam dua batang kayu di halaman dengan topi jerami tua di gantung sebagai sasaran, kemudian meminta Qin Mian membidik dan menembak.
Qin Mian baru saja mendapatkan busur dan anak panahnya sendiri, dia sangat bersemangat. Dengan bimbingan Lei Tia, dia menembak berulang kali tanpa lelah. Pada awalnya, dia gagal mengenai target. Setelah menembakkan tujuh atau delapan anak panah, dia merasa bahwa dia bisa mengenai topi jerami dengan akurat dan benar saja, ketika dia menembak lagi, panahnya mendarat hampir ke tengah.
Lei Tia awalnya hanya ingin istri kecilnya ini bersenang-senang, tetapi ketika melihat Qin Mian ternyata memiliki bakat, dia agak terkejut dan mengajarinya dengan lebih serius.
Pertama, Lei Tia meminta Qin Mian menembakkan anak panah dengan jarak 5 meter dari topi jerami, kemudian mundur menjadi 10 meter dan secara bertahap memperlebar jarak.
Qin Mian baru pertama kali belajar memanah. Lengannya terasa sakit setelah beberapa waktu, jadi dia menyudahi latihannya pada siang hari.
Lei Tia berkata, "Mulai sekarang, berlatihlah hanya satu jam setiap hari. Tergesa-gesa tidak baik."
Qin Mian mengangguk. Dia juga merasa latihannya tadi terlalu berlebihan, dia bahkan tidak bisa mengangkat tangannya, "Kamu ingin makan siang apa?"
Lei Tia berkata, "Hotpot, aku akan membuatnya."
Qin Mian tersenyum dan berbaring santai di sofa, "Oke, kamu yang memasak, aku akan menunggu untuk makan."
Lei Tia tidak terlalu khusus membuat hotpot seperti Qin Mian. Setelah air mendidih, dia menuangkan bumbu, mencicipi rasanya, menambahkan sedikit garam, lalu memasukkan irisan daging, bakso, kentang, bayam dan daun kubis yang dia bawa dari toko kemarin. Saat daging dan kentang matang, bayam dan kubis sudah terlalu lunak untuk diambil dengan sumpit.
Wajah datar Lei Tia menunjukkan ekspresi malu yang jarang terjadi. Sebelum Qin Mian melontarkan ejekan, dia dengan tenang mengambil beberapa sayuran lagi dan menambahkannya.
Untungnya rasanya tidak buruk.
Memikirkan betapa jarangnya Lei Tia memasak, Qin Mian diam-diam menahan tawa, tetapi tidak mengejeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Transmigration: To Be His Man
Historical FictionNovel BL Cina terjemahan bahasa Indonesia. Sinopsis: Begitu Qin Mian membuka matanya, dia ngeri menemukan dirinya terbaring di gubuk jerami yang berangin. Masalahnya, seingatnya, tadi dia masih di villanya! Yang lebih mengerikan adalah, ada pria lai...