Part 13

26 3 0
                                        

Terima kasih yang sudah mampir ke ceritaku ya....jangan lupa Vote dan comment

Mohon untuk tidak copy paste!!! Hargai sesama penulis!!!!

Inara melangkah ke dalam rumah, ia menghempaskan tubuhnya disofa dan melempar tas ranselnya ke sembarang arah.

"Inara, tas sekolahnya taruh ditempat yang bener!" tegur ibu tiba-tiba menghampiri Inara yang tengah menyandarkan tubuhnya disandaran sofa sambil menutup mata.

"Mmm, bentar buk," Inara masih menutup mata.

"Kak Inara semenjak punya pacar jadi suka lelet ya buk," adu Zea, kebiasaan emang anak itu. Minta dipites emang, sukanya mengadu.

Tarmi hanya geleng-geleng kepala, melihat Inara dan Zea yang tak pernah akur. Selalu ribut dan ribut, meski begitu mereka saling menyayangi sebenarnya. Namun tak pernah menunjukkan secara nyata, saling peduli satu sama lain namun sering membuat keributan sebagai rasa sayang yang sulit diungkapkan.

"Zea, udah. Gak usah ganggu kakak kamu terus," tegur ibu memandang Zea, Zea hanya diam.

"Inara, malah tidur nih anak!" Tarmi mengguncang tubuh Inara dengan perlahan.

"Buk, Inara ngantuk," lirih Inara.

"Ngantuk sih boleh aja, Inara. Tapi, ganti baju dulu dong, kebiasaan!" omel Tarmi.

Inara membuka mata, tatapannya langsung tertuju ke arah Zea yang mendengkus melihatnya.

"Tatapan nyari ribut," ucap Inara memandang Zea.

"Siapa yang nyari ribut sih!" sungut Zea tak terima tuduhan Inara.

"Udah, gak usah berantem terus. Zea, mending kamu masuk kamar. Inara, cepat ganti pakaiannnya. Kalau mau tidur dikamar aja," Tarmi mencoba melerai keributan anaknya.

Inara melenggang ke kamarnya sambil membawa tasnya. Gadis imut itu lantas merebahkan diri dan langsung tidur dikasurnya.

_
_
_

Jam menunjukkan pukul empat sore, Inara lagi sibuk menyiram tanaman didepan rumah sambil menyiram tanaman.

"Hoam," Inara beberapa kali menguap karena sebenarnya ia masih mengantuk, belum juga tidurnya tuntas sudah dibangunkan Zea. Emang ngeselin banget adik perempuannya itu.

"Nyiram tanaman kek males-malesan!" Ujar Zea meledek. Tentu saja inara kesal dan langsung menyiram Zea dengan selang air karena menganggunya.

"Ibuk, lihat ini buk. Kak Inara nyiram aku!!!" Teriak Zea kencang dan menggelegar. Tentu saja Tarmi yang merasa dipanggil langsung datang.

"Ada apa ini?" Tanya Tarmi melirik Zea  dan Inara secara bergantian.

"Kak Inara nyiram aku buk," adu Zea.

"Zea duluan buk, yang nyari masalah," tuding Inara tidak mau kalah.

"Sudah...sudah! Zea, kamu gak boleh gitu. Gak boleh gangguin kakak kamu, sudah sana! Masuk ke dalam. Sekalian mandi. Udah sore," Tarmi melotot ke arah Zea, tentu saja Inara yang melihatnya tertawa karena Zea dimarahi Tarmi.

"Rasain, suruh siapa gangguin terus. Wlee," Ledek Inara sebelum Zea masuk ke dalam rumah.

"Inara, kalau tanamannya sudah disiram. Kamu nanti langsung mandi dan makan. Dari tadi tidur aja," Ujar Tarmi.

"Iya...iya..," sahut Inara malas.

Akhirnya setelah selesai menyiram tanaman, Inara perlahan duduk di teras sambil menikmati suasana senja.

Barisan Para MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang