Part 17

22 1 0
                                        

Terima kasih yang sudah mampir ke ceritaku ya....jangan lupa Vote dan comment

Mohon untuk tidak copy paste!!! Hargai sesama penulis!!!!

Aku sampai dikosan, kuhidupkan lampu dan langsung menghempaskan badan kekasur karena lelah yang mendera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sampai dikosan, kuhidupkan lampu dan langsung menghempaskan badan kekasur karena lelah yang mendera. Kuperhatikan langit-langit kamar, aku menghela nafas pelan dan tatapanku beralih ke arah ponsel yang tergeletak disamping kasur. Tanganku bergerak meraih ponsel dan menekan kunci keypad, tanganku dengan lincah menekan angka. Aku segera menekan aplikasi hijau dan melihat pembaharuan status, manik mataku lekat ketika melihat potret cantik gadis yang tengah tersenyum bersama Axel dengan caption " Soreku bersama Axel" tanpa sadar bibirku membentuk lengkungan senyum, ada perasaan hangat disana. Meskipun wajahnya tanpa polesan make up, aku akui Inara memiliki wajah yang cantik natural dengan alis hitam yang melengkung sempurna dan senyuman yang manis.

"Cantik," gumamku memperhatikan potret itu. Aku segera mengcapture gambar itu dan ku simpan digaleri sebagai kenang-kenangan.

_
_
_

Pagi telah tiba, setelah selesai merapikan pakaian, aku meraih tas ransel yang tergantung di rak pakaian. Aku segera meraih sepatu dan memakainya, lantas meraih kenop pintu dan membuka pintu.

Aku menutup pintu lalu menekan lubang kunci, setelah itu ku masukkan kunci ditas ransel yg kubawa. Langkahku perlahan meninggalkan kos.

Akhirnya setelah beberapa menit perjalanan, aku sampai disekolah. Aku langsung memarkir sepeda motor di gedung parkiran. Tanganku dengan lincah menaruh helm distang sepeda motor, tatapanku tanpa sengaja melihat seorang gadis yang tengah memasuki gerbang. Aku dengan gesit menghampirinya.

"Gimana kabarnya Axel?" Tanyaku hanya sekedar basa-basi. Inara mengernyit, menatapku dengan heran.

"Axel baik, ngapain nanya-nanya!" sahutnya rada sewot, aku lantas tertawa mendengar perkataannya.

"Aku cuma khawatir takut terjadi apa-apa dengan Axel," sahutku seraya menatap Inara. Inara tentu saja mendelik.

"Heh! Kamu pikir aku gak bisa rawat Axel. Gak usah sok peduli! Axel kucingku, aku yang udah ngerawat dia dari kecil," balas Inara sengit, tentu saja aku terpingkal-pingkal mendengarnya. Inara tampak tersinggung karena aku tertawakan, tatapan matanya tampak berkilat marah. Itu bisa ku lihat.

"Pagi-pagi udah ribut aja kalian berdua," suara renyah Kania membuat fokusku beralih kepadanya sesaat. Kania menghampiri kami dan menatap kami berdua secara bergantian.

"Wah, makin cantik kamu Kania," ujarku sengaja memuji Kania karena melihat rambut Kania yang dicurly bagian bawahnya. Kania tersenyum genit ke arahku, dia langsung sumringah.

"Ih, makasih Arfaaz," Kania tampak tersipu, Inara melihatku geram. Nafasnya naik turun menahan amarah.

"Kalian sangat cocok," sindir Inara, giginya bergemelutuk menahan kesal yang tengah mendera. Entah apa yang ia rasakan, tatapan matanya tiba-tiba berkaca-kaca. Inara mendongakkan kepala ke atas sejenak, beberapa kali kulihat dia menghela nafas. Aku menjadi serba salah karena telah membuatnya cemburu, tapi jujur aku menikmati pemandangan ini. Perasaanku sangat merasa puas, karena artinya Inara masih menyimpan rasa terhadapku.

Inara melirik Kania secara sinis, hampir saja tawaku meledak karena melihatnya yang marah-marah dipagi hari.

"Kamu cemburu?" Todongku tepat sasaran, Inara langsung menggeleng cepat.

"Enggak, aku sama sekali nggakk cem..burru!" Elak Inara sengaja menekankan kalimat 'Nggak cemburu', tentu saja aku gak percaya dengan perkataannya.

"Masa sih?" Aku perlahan mendekat ke arahnya, manik mataku memandang bola mata Inara yang bergerak liar karena gugup dengan jarak kedekatan kami.

"Apaan sih?!!" Inara menjauh, tangannya reflek menampol pipiku.

"Gak usah ke GR_an ya," ucap Inara salah tingkah.

"Kalau kamu suka Kania, mending jadian sama dia aja," lanjut Inara kemudian, apa yang dikatakan Inara adalah ide buruk yang bahkan tak pernah terpikir diotakku. Kania memang cantik, tapi dia bukan tipeku.

"Ide bagus, sangat brilian idemu itu Inara," aku sengaja merangkul Kania didepannya dengan senyuman mengejek, sengaja membuatnya makin cemburu.

Kania melirikku, tampak terkejut dengan aksiku yang tiba-tiba merangkulnya.

Kania tampak gugup, beberapa kali dia terlihat merapikan rambutnya. Inara menatapku dengan kilatan amarah dan beranjak pergi dari hadapan kami dengan langkah lebarnya.

Setelah bayangan Inara menghilang, aku segera melepas tanganku yang merangkul bahu Kania. Kania tampak kecewa dengan aksiku.

"Sorry, aku gak berniat sama sekali buat pacaran sekarang," ujarku tanpa melirik Kania, katakanlah aku ini sebagai laki-laki jahat. Karena dua perempuan sekaligus aku sakiti tanpa sadar.

"Jadi kamu gak serius?" Kania terlihat kecewa, senyumnya langsung memudar.

"Sorry," singkatku seraya menangkupkan tangan dan beranjak pergi dari hadapannya.

Aku berlari kecil memasuki kelas tanpa memandang ke belakang lagi, sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan Kania akibat dari ulahku.

Setelah sampai dikelas, aku perlahan duduk dibangku dan menghela nafas beberapa kali. Aku menyugar rambutku ke belakang, ada rasa sesal dilubuk hatiku atas tindakanku barusan.

"Gila, bisa-bisanya gue kek gitu," rutukku dalam hati.

Bunyi bel berdering dengan keras, tanda pelajaran akan sebentar lagi dimulai. Semua siswa dan siswi berhamburan masuk kelas, bangku yang awalnya kosong kini terasa penuh dengan hadirnya teman-teman sekelas.

Tbc

Maaf kalau part ini kalian rasa kependekan banget, jujur aku masih belum mendapatkan inspirasi yang pas. Mohon pengertiannya ya guys🤗 untuk krisar sangat dibutuhkan agar karyaku semakin baik kedepannya. Kalian bisa memberi komentar dan koreksi karyaku jika ada typo serta susunan kalimat yang kurang tepat bisa langsung disampaikan dikolom komentar. Aku sangat bisa menerima saran, asal disampaikan dengan sopan. Terima kasih untuk waktunya, jangan lupa vote dan tambahkan ke perpustakaan jika kalian suka dengan cerita yang aku buat ini. Btw, untuk "I love you Shafa" untuk saat ini masih belum bisa aku lanjutkan. Karena aku belum menemukan ide yang tepat untuk melanjutkannya, aku harap bagi kalian yang menyukai novel tersebut diharapkan kesabaran menunggu lanjutannya.

Dipublikasikan oleh TansahElingdd diwattpad pada tanggal 23 Januari 2024

Barisan Para MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang